Viral Begal di Medan Tak Menyurutkan Warga Aceh Keliling Kota atau ‘Cuci Mata’

Viralnya aksi begal di Kota Medan bagi pelancong warga Aceh, sedikit merasa was-was dan ikutan khawatir juga. Namun mereka mengantisipasinya dengan tidak jalan kesana kemari menggunakan jasa transportasi online sepeda motor atau pun berjalan kaki Jam menunjukkan pukul 23.45 Waktu Indonesia Bagian Barat (Wib), namun kota Medan Ibukotanya Provinsi Sumatera Utara tak pernah sepi lalu … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Viralnya aksi begal di Kota Medan bagi pelancong warga Aceh, sedikit merasa was-was dan ikutan khawatir juga. Namun mereka mengantisipasinya dengan tidak jalan kesana kemari menggunakan jasa transportasi online sepeda motor atau pun berjalan kaki

Jam menunjukkan pukul 23.45 Waktu Indonesia Bagian Barat (Wib), namun kota Medan Ibukotanya Provinsi Sumatera Utara tak pernah sepi lalu lalang kendaraan dan pencaran cahaya menyilaukan mata ketika terpapar sinar lampu dari mobil dan sepeda motor yang melintasi jalanan di tengah kota.

Dan bagi pelancong warga Aceh yang pelesiran setelah seabrek kegiatan di Kota Medan, itu tidak menghiraukan pencaran cahaya menyilaukan tersebut. Saat ini yang mereka perhatikan adalah untuk selalu hati-hati agar tidak menjadi korban begal. Seperti yang disampaikan salah satu warga Keutapang, Kota Banda Aceh. “Saya was was juga cuman mumpung sudah di Medan, mengapa ndak keliling atau cuci mata ke mal mal,” aku Yenny.

Ibu dua anak ini mengaku dari tempatnya menginap hanya berjalan seratusan meter atau 20 hingga 15 menit jalan kaki ke mal SP. Pun demikian ia memesan jasa transportasi online roda empat dikarenakan takut dengan aksi para begal yang lagi viral di kota setempat.

“Ngeri kita dengar cerita dan lihat video nya di medsos. Tapi kengerian tersebut tidak menyurutkan ku untuk sekadar lihat pusat perbelanjaan yang menawarkan produk branded. Ya…yang tak ada di kota ku, pastinya,” ujar salah satu jurnalis di Kota Banda Aceh ini yang sedang melakukan kegiatan di Medan.

Lain Yenny beda pula generasi z yang juga ikutan ke Medan. Mereka menonton di bioskop yang tak ada di kotanya pada jam terakhir, walhasil pulangnya sudah tengah malam. Meski begitu mereka tak ambil pusing sehingga berjalan kaki ke penginapan yang jaraknya hanya sepelemparan batu saja itu.

Baca Juga:  Jadi Venue Penutupan PON 2024, Stadion Teladan Dirombak Total

Ketika keesokan paginya ditanya tak takut begal? Mereka menjawab serempak bahwa tidak ingat dan tak terpikir soal itu saat pulang nonton. Apalagi masih ada beberapa orang lainnya yang di tepi jalan.

“Udah di Medan, kak. Kami kami nya pun nonton ke bioskop lihat film barbie. Di kita gak ada bioskop, biar tak apa kali dibilang gak pernah nonton bioskop,” ucap salah satu dari mereka sambil tertawa.

Seolah koor mereka berlima pun kompak mengatakan aksi begal itu tidak menyurutkan mereka pelancong untuk keliling kota setempat dan melihat-lihat tempat yang belum ada di daerah mereka, begitu pungkasnya.

Senada itu, Nina (47) warga Kota Medan mengatakan sejak aksi bejat begal yang memakan korban pengendara sepeda motor. Ia sekeluarga mengupayakan tidak keluar menjelang tengah malam, jika pun terpaksa maka harus menggunakan kendaraan roda empat.

“Ini penting diperhatikan bagi anak-anak, walaupun terkadang anak muda sekarang ini sedikit bandel untuk urusan pulang melebihi tengah malam,” ujar ibu lima putra putri ini.

Sementara itu, Indri, salah satu pelaku jasa transportasi kendaraan online menyebutkan sangat mengasihani para pelaku ojol sepeda motor dikarenakan penumpang semakin jarang memesan dan memakai jasa ojol pasca banyaknya korban begal.

Ia menduga pelaku begal semakin nekat memangsa korbannya dikarenakan pengaruh narkoba. Ekonomi juga berpengaruh namun gegara narkoba lah mereka diduga mencari jalan pintas dengan mencari cuan melalui aksi begal.

Indri pun mengatakan penumpangnya lumayan bertambah dengan aksi tak sedap itu. Menurut nya ada kemungkinan dikarenakan kekhawatiran penumpang naik sepeda motor jadinya lebih memilih kendaraan roda empat.

Berita Terkini

Haba Nanggroe