Vaksin Pfizer ‘Telan’ Nyawa 23 Orang Lansia Panti Jompo di Norwegia

OSLO | ACEH HERALD WALAUPUN uji klinis vaksin covid masih okus pada rentang uia 18-59 tahun, Pemerintah Norwegia yang sudah memulai vaksinasi COVID-19 dengan vaksin Corona buatan Pfizer, tetap memvaksin hingga kelompok lansia. Hasilnya, sedikitnya 23 orang lansia—sebagian dari panti jompo– menemui ajal, setelah divaksin. Pihak terkait otoritas kesehatan Norwegia, kini sedang mendalami insiden berbuah maut yang … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Ilustrasi

OSLO | ACEH HERALD

WALAUPUN uji klinis vaksin covid masih okus pada rentang uia 18-59 tahun, Pemerintah Norwegia yang sudah memulai vaksinasi COVID-19 dengan vaksin Corona buatan Pfizer, tetap memvaksin hingga kelompok lansia. Hasilnya, sedikitnya 23 orang lansia—sebagian dari panti jompo– menemui ajal, setelah divaksin.

Pihak terkait otoritas kesehatan Norwegia, kini sedang mendalami insiden berbuah maut yang menimpa para orang gaek tersebut, seperti dilansir dari New York Post, Sabtu (16/1/2021).

Disebutkan, 13 dari 23 orang yang meninggal adalah pasien di rumah jompo. Pejabat setempat mengatakan mereka meninggal karena efek samping vaksin yang juga penyakit yn telah dilemahkan itu. “Reaksi umum terhadap vaksin termasuk demam dan mual, yang mungkin menyebabkan hasil yang fatal untuk beberapa pasien yang lemah,” kata dokter kepala Norwegian Medicines Agency (NOMA), Sigurd Hortemo.

13 Pasien manula ini umurnya setidaknya berusia 80 tahun. Pemerintah Norwegia nampaknya tidak terlalu khawatir, namun mereka memfokuskan diri dengan menyesuaikan panduan untuk pasien akan menerima vaksin Corona. Pada minggu lalu, di Norwegia juga ada kejadian dua manula di panti jompo meninggal setelah disuntik vaksin Pfizer. Total sudah ada 30 ribu orang disuntik vaksin Pfizer dan Moderna di Norwegia sejak Desember 2020 untuk melawan COVID-19.

“Vaksin ini punya risiko kecil dengan pengecualian pasien yang sangat lemah. Para dokter mesti hati-hati memutuskan siapa yang divaksin. Yang sangat lemah bisa divaksin setelah penilaian individual oleh dokter,” kata Steinar Madsen, Direktur Medis NOMA.

Mereka melaporkan 29 orang menderita efek samping, termasuk 13 orang yang meninggal. Efek sampingnya adalah alergi, demam tinggi dan nyeri di bagian yang disuntik.

Atas kejadian ini, Pfizer mengatakan sudah menerima laporannya. Mereka sedang bekerja erat dengan NOMA untuk mengumpulkan semua informasi yang relevan. “Semua laporan kematian akan dievaluasi untuk mencari tahu apakah ini akibat vaksin. Pemerintah Norwegia juga mempertimbangkan untuk menyesuaikan panduan vaksinasi dengan mempertimbangkan kesehatan pasien,” ujar jubir Pfizer.

Baca Juga: 

Sementara itu, Bloomberg memberitakan di Amerika juga ada kejadian dokter di Florida meninggal 16 hari setelah diberi vaksin COVID-19 buatan Pfizer. Dokter tersebut mengalami thrombocytopenia yang mengurangi kemampuan tubuh menghentikan perdarahan dalam.(*)

Berita Terkini

Haba Nanggroe