BLANGPIDIE I ACEH HERALD – Bupati, Walikota dan Penjabat (Pj) Bupati Wilayah Barat Selatan Aceh (Barsela), berkumpul di Meuligoe Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) di Blangpidie, Minggu (21/8/2022).
Para pimpinan daerah tersebut urun rembuk atau bermusyawarah seputar gagasan Pj Bupati Aceh Jaya, Dr Nurdin bersama Pj Bupati Abdya, H Darmansah SPd MM, terkait tentang percepatan pembangunan koridor ekonomi wilayah yang terdiri atas delapan pemerintahan kabupaten dan kota tersebut sepanjang Barsela.
Selain Pj Bupati Aceh Jaya, Nurdin dan Pj Bupati Abdya, Darmansah, perhelatan tergolong menarik itu dihadiri Bupati Aceh Barat, Bupati Nagan Raya diwakili Asisten III Surya Bakti, Bupati Aceh Selatan, Tgk Amran, Walikota Subulussalam diwakili Sekdako, Ir Taufik Hidayat MM, Pj Bupati Simeulue Ahmadiyah SH, dan Pj Bupati Aceh Singkil, Marthunis ST DEA yang mengikuti rapat melalui zoom. Karena pertemuan itu sendiri memakai konsep hybrid, yaitu live dan zoom meeting.
Pertemuan tersebut juga melibatkan Rektor Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Dr Ishak Hasan MSi, mantan Rektur UTU, Prof Dr Jasman J Ma’ruf SE MBA, Kepala Bappeda Aceh, T Ahmad Dadek SH MH, Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zalsufran ST MSi, Sekda Abdya, Salman Alfarisi ST serta sejumlah Pimpinan SKPK Abdya dan tokoh masyarakat setempat.
Tuan rumah Pj Bupati Abdya, Darmansah berharap agar kegiatan ini berlangsung secara kontinyu/. “Kita tunjuk Pj Bupati Aceh Jaya sebagai komandan regu,” ajak Pj Bupati Abdya yang dilantik 15 Agustus lalu, itu.
Pj Bupati Darmansah dalam forum tersebut memaparkan sejumlah potensi kebupaten Abdya yang sangat menjanjikan terhadap perekonomian masyarakat ke depan.
Darmansah asal Desa Ujung Karang, Sawang, Aceh Selatan ini dalam forum tersebut mengatakan akan meneruskan sejumlah proram yang baik dari Bupati sebelumnya, Akmal Ibrahim SH. “Apa yang sudah dirintis oleh Bupati Akmal Ibrahim, kita berkewajiban meneruskan. Terutama pembangunan Pelabuhan Teluk Surin di pesisir Lama Tuha, Kuala Batee, kita teruskan. DED-nya sudah ada itu tak kita ubah, kalau ada kendala akan kita selesaikan,” kata Darmansah.
Pada kesempatan itu, Pj Bupati Abdya menargetkan hadirnya industri Refinery, yaitu pengolahan CPO (Crude Pal Oil) atau minyak kelapa sawit kasar menjadi minyak goreng.
Berdasarkan catatan Aceh Herald.com, bahwa Pemkab Abdya punya bangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Desa Lhok Gayo, Kecamatan Babahrot. Pabrik tersebut dibangun tahun 2010 lalu di atas tanah milik Pemkab Abdya seluas sekitar 17 hektare.
Sedangkan bangunan rumah pabrik dari kerangka baja yang sudah dibangun di lokasi merupakan milik Pemerintah Provinsi Aceh karena pembangunannnya bersumber dana APBA. Sedangkan bangunan pabrik tersebut merupakan asset provinsi, dan sudah dihibahkan menjadi asset Pemkab Abdya oleh Gubernur Aceh, Nova tahun 2021 lalu.
Seperti diketahui bersama bahwa lanjutan pembangunan PKS Lhok Gayo oleh Pemkab Abdya gagal karena kendala pemilikan asset. Meskipun sudah dihibah dari provinsi menjadi ke Abdya, namun peralihan asset tersebut sudah terlambat, dan di Abdya pun sekarang ini sudah beroperasi dua PKS milik swasta.
Akmal Ibrahim di penghujung jabatan sebagai Bupati Abdya, mengatakan bahwa PKS Lhok Gayo, dikembangkan menjadi industri Refinery atau pabrik pengolahan CPO menjadi minyak goreng beserta turunannya. Barang kali, rencana tersebut bisa direalisasikan dan diteruskan oleh Pj Bupati sekarang, karena sarana dan prasarana untuk itu sudah tersedia.
Para Bupati, Pj Bupati, serta Walikota yang hadir atas undangan Pj Bupati Aceh Jaya, sepakat dengan ide dan gagasan dari Pj Bupati Dr Nurdin yang selama ini bertugas di Kemendagri dalam upaya serius percepatan pembangunan koridor ekonomi di wilayah Barsela.
Pj Bupati Aceh Jaya Dr Nurdin, dalam kesempatannya menjelaskan, secara regulasi Pemerintah Pusat memberi kewenangan daerah, untuk melakukan kerja sama.
Kerja sama antara daerah berbatasan, untuk memaksimalkan pelayanan publik. “Dalam konteks kita Barsela, kalau kita mau maju dan berkembang secara ekonomi, maka kita harus mendorong kerja sama antardaerah. Sehingga terjadi kapitalisasi aset dan modal. Dalam hal ini, katanya, yang perlu kita lakukan adalah bagaimana kita menjalin kerja sama untuk kapasitas ekspor.
Dr Nurdin menambahkan, wilayah Barsela kaya akan sumber daya alamnya. Sehingga dengan membangun koridor ekonomi di wilayah Barsela, sumber daya alam di masing-masing Kabupaten/Kota, dapat dikelola dengan baik dan maksimal.
Bupati Aceh Selatan Tgk Amran, pada kesempatan itu menyampaikan bahwa, dirinya sangat mendukung program tersebut. Pihanya berharap ke depan, seluruh Bupati, Pj Bupati dan Walikota di Barsela, bisa menyatukan kepentingan dan tujuan, untuk kemajuan pembangunan dan ekonomi di Barsela. “Kami sangat sepakat. Kedepan, bagaimana kita menyatukan kepentingan dan tujuan untuk kemajuan Barsela. Tinggal lagi kita, Bupati, Pj Bupati dan Walikota di Barsela ini, menyatukan tujuan untuk kemajuan Barsela. Sehingga apapun regulasi yang kita buat untuk kemajuan bersama,” katanya.
Di lain pihak, Rektor UTU Meulaboh, Dr Ir Ishak Hasan MSi, juga menyambut baik ide dan gagasan Pj Bupati Aceh Jaya tersebut. Selaku akademisi, dirinya siap mendukung pelaksanaan membangun koridor ekonomi di wilayah Barsela. “Ide yang disampaikan Pj Bupati Aceh Jaya adalah ide yang sangat bagus sekali. Kita sudah lihat ketimpangan yang terjadi, kami dari UTU bersama Prof Dr Jasman J Ma’ruf sebagai senior saya, siap mendukung program ini. Kita jangan beretorika lagi, namun harus segera aksi,” ungkap Rektor asal Desa Cot Manee, Kecamatan Jeumoa Abdya, ini.
Dalam rapat tersebut, masing – masing Bupati, Pj Bupati dan Walikota di Barsela, juga menyampaikan potensi dan sumber daya alam yang dimiliki masing-masing kabupaten/kota. Mereka berharap ke depan, potensi dan sumber daya alam tersebut benar-benar bisa terkelola dengan baik.

Urun rembuk yang berlangsung hingga sore tersebut merekomendasi 17 butir kesepakatan tentang percepatan pembangunan koridor ekonomi Wilayah Barsela, mencakup daerah 8 kanbupaten/kota;
- Membentuk Badan Kerjasama Percepatan Pembangunan Koridor Ekonomi BARSELA dengan sekretariat di UTU (target, terbentuk hari Sabtu, tanggal 03-09-2022), dengan iuran tetap dari masing-masing anggota, serta melaksanakan pertemuan secara regular;
- Menunjuk Dr Nurdin SSos MSi. (Pj Bupati Aceh Jaya) dan Dr Ishak Hasan MSi (Rektor UTU) sebagai Ketua dan Sekretaris Forum Badan Kerjasama Percepatan Pembangunan Koridor Ekonomi BARSELA;
- Mengalokasikan beasiswa minimal 10 orang untuk belajar di UTU;
- Membentuk Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) bersama BARSELA beranggotakan 1546 Gampong;
- Menggalakkan penanaman Kelapa Dalam sepanjang garis pantai BARSELA sebagai dukungan penyediaan bahan baku untuk Pabrik santan kelapa di Simeulue;
- Mendorong hadirnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) BARSELA;
- Mendorong terbitnya kerangka regulasi percepatan pertumbuhan Koridor Ekonomi BARSELA (Inpres/pergub);
- Mendorong perbaikan akses ke kawasan BARSELA melalui pembangunan terowongan atau spiral bridge kawasan lintas Geurute-Paro, Pembangunan Rel KeretaApi dan Kapal Cepat Simeuleu-Labuhan Haji serta pusat pariwisata Kab. Aceh Singkil dan Kab. Simeulue;
- Mendorong integrasi dan hilirisasi produk unggulan BARSELA (sawit, nilam, pala, cengkeh, serta produk-produk perikanan);
- Mendorong pusat industri perikanan berbasis masyarakat di Kab. Aceh Selatan, Simeulue, dan Aceh Jaya;
- Mendorong tumbuhnya pusat perdagangan skala regional di Subulussalam, Blangpidie dan Meulaboh;
- Mendorong Nagan Raya sebagai lumbung pangan BARSELA;
- Mendorong pembangunan pabrik minyak goreng (refinery) BUMDESMA BARSELA di Kab. Aceh Barat Daya;
- Mendorong ekspor produk unggulan BARSELA melalui Pelabuhan Calang Kab. Aceh Jaya;
- Percepatan Pembangunan Rumah Sakit (RS) Regional di Meulaboh dan Tapaktuan;
- Memperkuat UTU sebagai pusat riset penanggulangan kemiskinan, pendidikan, penelitian dan pusat think tank Koridor Ekonomi BARSELA;
- Penyelesaian dan pengusulan proyek strategis BARSELA termasuk jalan penghubung antar kabupaten/kota atau ke Provinsi Sumatera Utara seperti peningkatan Jalan Gelombang-Muara Situlen.
Sedangkan tindak lanjut dari 17 butir rekomendasi tersebut disepakti;
- Pertemuan di UTU dengan agenda tanda tangan kerja sama (Penjab: Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Setda. Prov Aceh) serta paparan UTU terkait potensi utama per kabupaten/kota di BARSELA;
- Mengusulkan kepada Penjabat Gubernur Aceh untuk menerbitkan SK Badan Kerjasama Percepatan Pembangunan Koridor Ekonomi BARSELA.(*)
Penulis : Zainun Yusuf (Aceh Barat Daya)