TAKENGON I ACEHHERALD.com – Ratusan Tenaga Kesehatan (Nakes) berstatus honorer yang berdinas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru Aceh Tengah menggelar aksi demo, Kamis (17/10/2024) kemarin. Mereka menuntut agar dapat terdaftar di PPPK hingga berstatus sebagai ASN.
Aksi demo yang dikawal ketat oleh aparat kepolisian dari Polres Aceh Tengah dan Polsek setempat ini berlangsung di halaman parkir rumah sakit yang sudah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) tersebut.
Dalam orasinya, selain menuntut menjadi PPPK, para pendemo juga mempertanyakan honorer mereka yang sudah 3 bulan berturut-turut belum dibayar oleh pihak managemen rumah sakit berplat merah itu. “Kalau kami tidak bisa ikut PKKK dan harus menunggu formasi umum, untuk apa kami capek-capek buang waktu dan buang energi di sini, lebih baik kami tidur-tidur di rumah, tunggu jadwal penerimaan PNS dibuka, toh kami di sini sudah 3 bulan honor kami juga tidak dibayar,” ujar para pendemo.
Tidak hanya dua hal tersebut, para Nakes honorer itu juga mengaku semenjak di bawah Kepemimpinan Direktur baru, dr Gusnarwen, pasca lengsernya Dirut lama, dr Hardiyanis, berbagai macam polemik mulai muncul di internal mangement rumah sakit ber tipe B ini.
Hilangnya jatah snack (kue) siang para karyawan, ambruknya plafon ruang rawat inap, seringnya ketidak tersedianya obat-obatan, hingga pasien diminta menebus resep obat di apotek luar, banyak hal lain yang terjadi di rumah sakit tersebut.
Bahkan untuk peristiwa demo yang digelar oleh para Nakes Honorer hari ini, beredar isue para Nakes Honorer di RSUD Datu Beru diancam akan dipecat apabila mengikuti kegiatan demo tersebut.
Menyikapi isue adanya ancaman terhadap para Nakes Honorer yang diancam pecat jika mengikuti demo tersebut , Wakil Ketua DPRK terpilih proode 2024-2029, H Hamdan dengan tegas mengatakan, bahwa jika terbukti ada upaya pengancaman terhadap para Nakes tersebut, maka pihaknya dengan segera akan menyampaikan rekomendasi kepada kepala daerah untuk mengganti Dirut rumah sakit milik Pemda itu. “Jika benar ada pengancaman akan pecat terhadap Nakes yang ikut demo hari ini, kita akan rekomendasikan kepada kepala daerah agar Dirut RSUD Datu Beru diganti, kita sedang kumpulkan bukti-bukti terkait itu,” ujar Hamdan.
Sementara itu, Dirut RSUD Datu Beru, dr Gusnarwin Sp.B yang dikonfirmasi via telpon selullernya menjawab singkat pertantanyaan wartawan terkait isue adanya ancaman tersebut.
Kepada wartawan Gusnarwin membantah bahwa ia ada mengancam para Nakes yang berdemo hari ini. “Tidak benar saya ada lakukan pengancaman sebagaimana yang ditudingkan itu, kita buktikan saja besok, ada gak yang saya pecat,” ujar dokter ahli bedah tersebut kepada wartawan.
Di sisi lain, para karyawan Nakes yang berstatus ASN, mengeluhkan efeck dari gelaran aksi demo tersebut, bagaimana tidak, akibat adanya demo ini, mereka yang berstatus ASN harus bekerja lebih dari waktu kerja yang ditentukan, karena terjadi kekurangan tenaga kerja di rumah sakit.
“Isteri saya baru saja pulang tadi sore, eh tiba-tiba harus balik lagi ke rumah sakit, karena disana tidak ada lagi perawat yang melayani pasien, kita berharap hal ini segera ada solusi, agar semua bisa berjalan normal kembali,” ujar salah seorang suami perawat RSUD Datu Beru berstatus ASN yang enggan disebutkan namanya.
Robby