JAKARTA | ACEHHERALD.COM — Toko ritel/eceran asal Inggris, Wilko, bangkrut dan akan menutup 400 gerainya. Sebanyak 12 ribu pekerja terancam pemutusan hubungan kerja (PHK).
Mengutip CNN, Jumat (11/8), ritel yang dimiliki oleh keluarga ini mencari perlindungan dari kreditur setelah gagal mendapatkan pendanaan darurat, karena kas yang tertekan akibat penurunan perdagangan.
“Kami telah melakukan segala cara untuk menjaga bisnis luar biasa ini tetap berjalan, tetapi dengan penyesalan, kami harus mengambil keputusan sulit untuk masuk ke dalam administrasi,” kata CEO Wilko Mark Jackson.
Administrator PricewaterhouseCoopers (PwC), sebuah jaringan jasa profesional multinasional, mengatakan toko-toko ritel ini akan terus beroperasi tanpa pemutusan hubungan kerja langsung selama pembicaraan dengan pihak-pihak yang tertarik masih berlangsung.
Namun, PwC memberi peringatan jika pembeli untuk sebagian atau seluruh grup tidak ditemukan, kemungkinan penutupan toko dan pemutusan hubungan kerja akan terjadi.
Wilko, yang menjual segala macam barang mulai dari peralatan keras hingga produk pembersih, mainan, dan peralatan kebun, memiliki omzet tahunan sebesar 1,2 miliar poundsterling (US$1,53 miliar).
Ini adalah kejadian terbesar dalam ritel Inggris sejak jaringan toko conveniece McColl’s bangkrut pada Mei tahun lalu. McColl’s kemudian dibeli oleh kelompok supermarket Morrisons.
Jackson mengatakan Wilko telah menerima tingkat minat yang signifikan, termasuk tawaran yang mengindikasikan bahwa bisnis tersebut bisa direkapitalisasi.
“Tanpa kepastian untuk dapat menyelesaikan kesepakatan dalam jangka waktu yang diperlukan dan mengingat posisi kas, kami tidak punya pilihan selain mengambil tindakan yang tidak diinginkan ini,” katanya.
Wilko didirikan pada 1930 sebagai toko peralatan keras tunggal di Leicester, Inggris tengah. Kantor pusatnya terletak di Worksop, Inggris tengah.
Sayangnya penjualan toko ritel tersebut mulai lesi imbas ekonomi Inggris yang sulit, krisis biaya hidup, dan inflasi yang tinggi, serta 14 kenaikan suku bunga berturut-turut sejak Desember 2021.
Meskipun ada tekanan pada pendapatan rumah tangga, sebagian besar jaringan toko di pusat kota Inggris, termasuk pesaing diskon utama Wilko – B&M, Poundland, Aldi, dan Lidl – telah bertahan kuat selama penurunan ekonomi.
Sumber: CNNIndonesia.com