Tgk Musannif: Waspadai Rasa Malas Membaca Alquran

jika berkaca pada sejarah masa lalu, kaum muslimin amat lekat dengan peradaban membaca. Apalagi ayat pertama yang turun kepada Rasulullah SAW berisi perintah untuk membaca.
Tgk Musannif saat mengisi tausyiah di Masjid Al Faizin, Lampeuneurut. Foto: Ist

Iklan Baris

Lensa Warga

ACEH BESAR | ACEHHERALD.Com — Membaca AlQuran menjadi salah satu kebiasaan yang masih perlu dibudayakan bagi masyarakat, karena minat baca masyarakat muslim di Indonesia masih amat rendah. Padahal dalam ajaran agama Islam, perintah yang pertama diturunkan adalah membaca atau Iqra.

Rendahnya minat membaca di Indonesia, ikut menjadi bagian dari potret umat Islam. Padahal, jika berkaca pada sejarah masa lalu, kaum muslimin amat lekat dengan peradaban membaca. Apalagi ayat pertama yang turun kepada Rasulullah SAW berisi perintah untuk membaca.

Ketua Yayasan Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Kalee, Tgk. H. Musannif ikut prihatin atas kondisi tersebut, sebab patut diwaspadai, jangan-jangan Allah sedang tidak ingin berkomunikasi dengan hambanya.

“Waspadai rasa malas membaca Al-Qur’an, karena jika rasa malas ini terus berlanjut, jangan-jangan Allah sedang tidak ingin berkomunikasi dengan kita,” ujar Tgk Musannif dalam tausiah di Masjid Al Faizin, Lampeuneurut, Sabtu (5/10/2024).

Ia menekankan, pentingnya menjaga dan mengamalkan empat pilar kearifan lokal yang diwariskan nenek moyang masyarakat Aceh, khususnya Aceh Besar, yang mampu mewujudkan generasi cerdas, berbudaya, dan bermartabat.

Musannif menjelaskan, Islam adalah dasar yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Aceh. Nilai-nilai tauhid, fikih, dan tasawuf menjadi warisan penting yang diajarkan melalui pendidikan formal dan informal.

Masyarakat Aceh juga dikenal dengan sifat dermawan. Hal ini tercermin dalam budaya “meuripe” atau pengumpulan donasi yang merupakan wujud solidaritas sosial. Tradisi ini terus dijaga sebagai bagian dari kebersamaan dan rasa cinta kepada sesama.

Budaya gotong royong atau “meuseuraya” hadir dalam berbagai aktivitas sosial dan ekonomi, seperti di bidang pertanian dan pembangunan. Nilai tolong-menolong memperkuat persatuan dan kebersamaan di tengah masyarakat.

Baca Juga:  Fraksi DPRA Sepakat Raqan Disahkan Jadi Qanun Aceh Tentang APBA 2022

Selain itu, rasa malu adalah bagian penting dari iman. Budaya malu melindungi masyarakat dari perilaku tidak pantas, menjaga kehormatan diri, keluarga, dan martabat bangsa. Ini adalah ciri khas masyarakat Aceh yang beradab dan beragama.

Keempat pilar ini berperan dalam menjaga harmoni dan kemajuan masyarakat Aceh yang berlandaskan nilai-nilai agama dan kearifan lokal.

Tgk Musannif mengajak seluruh masyarakat untuk terus mempertahankan warisan leluhur tersebut demi mewujudkan generasi cerdas, berbudaya, dan bermartabat di Aceh Besar, pungkasnya.

Laporan: Andika Ichsan

Kata Kunci (Tags):
Tgk Musannif, ketua yayasan dayah darul ihsan Abu Krueng Kalee, tausiah di Masjid Al Faizin, lampeuneurut,

Berita Terkini

Haba Nanggroe