Terkait Pelepasan Saham Aramco: Arab Saudi ingin OPEC Memangkas Produksi Minyak Mentah

Banda Aceh, Acehherald.com – Terkait rencana pelepasan saham perdana Aramco, Arab Saudi menginginkan anggota OPEC memangkas produksi minyak mentah mereka, — setidaknya – hingga 2020. Hal ini dilakukan agar harga saham Aramco dapat bergerak positif saat pelepasan nanti, seperti dikutip dari Reuters, Senin (2/12/2019). Kesepakatan ini sedang dibahas antar negara OPEC. Saat ini anggota OPEC … Read more

ilustrasi

Iklan Baris

Lensa Warga

ilustrasi

Banda Aceh, Acehherald.com – Terkait rencana pelepasan saham perdana Aramco, Arab Saudi menginginkan anggota OPEC memangkas produksi minyak mentah mereka, — setidaknya – hingga 2020. Hal ini dilakukan agar harga saham Aramco dapat bergerak positif saat pelepasan nanti, seperti dikutip dari Reuters, Senin (2/12/2019).

Kesepakatan ini sedang dibahas antar negara OPEC. Saat ini anggota OPEC memiliki batas produksi mencapai 400.000 barel perhari. Jika rencana ini disetujui, maka akan terjadi pemangkasan hingga 1,2 juta barel atau memotong 1.2% dari pasokan global.

Pemotongan tersebut akan mendorong kenaikan harga minyak dunia.  Sedangkan kontrak ekspor minyak yang berjalan, akan habis pada Maret 2020.

“Mereka (Saudi) ingin mengejutkan pasar,” kata seorang sumber. Sementara sumber lainnya mengungkapkan bahwa hasil analisis OPEC terbaru akan terjadi penimbunan hingga pertengahan 2020, “Jika tidak ada pemotongan, pasokan minyak akan mengalami kelebihan dan akan menumpuk hingga pertengahan tahun 2020”.

Rusia, produsen minyak non-OPEC, menolak rencana ini. Namun kebiasaan Moskow, mereka lebih sering menolak diawal dan menyetujui setelah pertemuan. Hal ini membuat Arab Saudi yakin, rencana mendongkrak harga Aramco akan berhasil.

Sebab Riyadh membutuhkan harga minyak yang tinggi sehingga Aramco dapat menjadi perusahaan minyak terbesar di dunia.

Rusia, sebagai negara pengekspor minyak terbesar kedua di dunia, juga akan mendapat keuntungan dengan kenaikan dari harga minyak tersebut. Ini juga upaya mencegah kelebihan produksi minyak dari Amerika Serikat yang berada di luar perkiraan. Negeri Paman Sam itu, kini naik menjadi produsen minyak mentah terbesar di dunia.

Harga minyak Brent sendiri mulai naik lebih dari 2% menjadi hampir $ 62 per barel setelah isu kemungkinan pemotongan lebih dalam berkembang. (Rtr)

Baca Juga:  Kajati Aceh Lakukan Kunker Ke Aceh Selatan

Editor: Salim

Berita Terkini

Haba Nanggroe