Bupati Akmal: Setelah Dilantik Harus Siap ‘Dilantak’

BLANGPIDIE| ACEH HERALD
PEMERINTAHAN Gampong/desa seluruh wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), memasuki babak baru. Sedikitnya 152 desa tersebar dalam sembilan kecamatan secara resmi hadir pemimpin baru yang dinilai energik.
Keuchik definitif Masa Tugas 2022-2028 itu dilantik dan disumpah secara massal oleh Bupati Abdya, Akmal Ibrahim SHm dalam sebuah acara berlangsung khidmat dan meriah di halaman kantor bupati setempat, Rabu (25/5/2022) lalu.
Selama dua sampai lima tahun terakhir, seluruh gampong di negeri berjuluk ‘bumi breuh sigupai’ tersebut dipimpin Penjabat (Pj) keuchik gampong.

Itu terjadi lantaran terkendala pelaksanaan pemilihan keuchik secara langsung (pilchiksung), setelah pejabat lama berakhir masa tugas.
Kendala yang dihadapi mulai aturan yang belum membolehkan digelar pilchiksung sampai terakhir dampak mewabah Pandemi Covid-19 hampir dua tahun belakangan.
Setelah menunggu sekian tahun, akhirnya lahir pemimpin baru seluruh desa Kabupaten Abdya, melalui pemilihan demokratis yang digelar Bupati Akmal Ibrahim pada Maret 2022 lalu.
Sebagian besar dari keuchik terpilih itu merupakan wajah-wajah baru yang didukung pendidikan dan pengalaman memimpin sangat memadai. Betapa tidak, diantara 152 keuchik gampong yang baru dilantik itu, ada sejumlah figur tamatan perguruan tinggi atau sarjana (S1) dengan usia relatif masih muda. Kepala desa baru yang mendapat amanah dari rakyat itu pun beragam sosoknya.
Ada pensiunan perwira polisi, ASN (Aparatur Sipil Negara) setelah mendapat izin pimpinan, pengusaha sampai mantan anggota dewan.

Sebut lah sebuah contoh, AKBP (Purn) Sulaiman yang dilantik sebagai Keuchik Gampong Meurandeh, Kecamatan Lembah Sabil.
Setelah pensiun dari tugas kepolisian pada jabatan Kabagren pada Polres Abdya dengan pangkat terakhir Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), Sulaiman menetap atau menjadi rakyat biasa di kampung asal istrinya Desa Meurandeh, sejak hampir dua tahun terakhir.
Dibekali modal semangat ingin mengabdi kepada masyarakat, AKBP (Purn) Sulaiman pun maju sebagai calon keuchik di tempat tinggalnya. Hasilnya, dia mendapat amanah dan kepercayaan masyarakat setempat.
Kepada awak media, setelah dilantik, Sulaiman menyatakan mencoba mengaplikasikan pengalaman diperoleh selama melaksanakan tugas di instansi kepolisian.
Terutama memberikan pemahanman menyangkut tentang hukum atau aturan-aturan berlaku kepada masyarakat.
Dia optimis bahwa roda pemerintahan desa akan menjalan lancar jika masyarakat paham hukum dan taat aturan.
Selain itu, diantara 152 keuchik baru di Abdya, ternyata tercatat empat mantan Anggota DPRK Abdya.
Muslidarman sebagai Keuchik Gampong Lhueng Baro, Kecamatan Manggeng. Tak tanggung-tanggung sosok ini pernah menjabat Anggota DPRK selama dua periode.
Pertama 2004-2009, Muslidarman adalah anggota dewan wakil dari Partai Merdeka. Kedua, 2014-2019 duduk sebagai anggota dewan wakil PKB.
Musliadi sebagai Keuchik Gampong Pante Perak, Kecamatan Susoh. Sosok yang selalu tampil ceria asal Kecamatan Babahrot ini pernah menjabat Anggota DPRK Abdya sisa masa tugas 2014-2019 wakil PBB.
Selama beberapa tahun terakhir, Musliadi menetap di kampung istrinya Desa Pante Perak. Lalu, maju dalam kontestasi Pilchiksung dan hasilnya unggul perelehan suara.
Selanjutnya, Zulkifli dilantik menjadi Keuchik Gampong Kuta Bak Drien, Kecamatan Tangan-Tangan. Sosok itu pernah manjadi Anggota DPRK sisa masa tugas 2014-2029 dari partai PKPI.
Dan, Saifuddin menjadi Keuchik Gampong Padang Hilir, Kecamatan Susoh. Dia pernah menempati kursi Anggota DPRK sisa masa tugas 2014-2019 dari PNA.
Sedangkan sosok pengusaha, sebut saja Venni Kurnia dipercaya sebagai Keuchik Gampong Guhang, Kecamatan Blangpidie.
Dari unsur ASN, antara lain T Rinaldy RA dilantik sebagai Keuchik Gampong Kedai Siblah, Blangpidie. Dia tergolong berusia muda sebelumnya merupakan Pj keuchik setempat, kemudian maju dalam Pilchiksung setelah mendapat izin pimpinan, hasilnya dipilih.
Kedai Siblah merupakan salah satu desa di jantung ibukota Kabupaten Abdya dengan jumlah penduduk 1.100 KK lebih atau sekitar 2.000 jiwa.
Lalu, T Yerli Yanda SSos tampil sebagai Keuchik Gampong Tokoh I, Kecamatan Manggeng, tercatat sebagai kepala desa termuda diantara 152 keuchik definitif yang bertugas enam tahun ke depan.
Dia baru berusia 25 tahun, kelahiran 5 Januari 1997 dengan pendidikan S1. Belum punya pendamping hidup sehingga hadir dalam acara pelantikan didampingi sang ibu.
Kalangan muda lainnya yang jadi pemimpin desa adalah Muhammad Yasal sebagai Keuchik Gampong Kuta Bahagia, Kecamatan Blangpidie.
Lajang ini, juga didampingi ibu kandung dalam acara pelantikan. Apresiasi masyarakat sangat besar. Menurut keterangan, selama dua hari terakhir rumah kediaman Muhammad Yasal ramai dikunjungi warga menyampaikan ucapan selamat.
Ada lagi, Muhammad Yata sebagai Keuchik Gampong Alue Dawah, Kecamatan Babahrot. Masih ada sejumlah sosok muda lainnya menjadi pucuk pimpinan gampong di Abdya yang diharapkan bisa membawa kemajuan.
Begitupun, dari unsur perempuan sangat minim yang sukses dalam kontestasi pilchiksung kali ini.
Dari sejumlah calon dari kaum hawa di beberapa gampong, hanya Thaibah SSos, berhasil dipilih sebagai Keuchik Lam Kuta, Kecamatan Blangpidie.
Ibu kelahiran tahun 1996 ini menjadi satu-satunya perempuan yang sukses melenggang menuju kursi kepala desa di Abdya.
Istri dari Zulfahmizar SPdI ini pun menjadi pusat perhatian dalam acara pelantikan dan pengucapan sumpah/janji keucik gampong yang disaksikan ribuan undangan, Rabu lalu.
Di sejumlah desa, masyarakat memberi dukungan terhadap keuchik yang baru. Setelah dilantik, tidak sedikit disambut secara adat peusijuek.
Malahan ada yang diantar puluhan warga dengan becak motor ke lokasi pelantikan. Seperti diperlakukan terhadap Riki Handani yang dilaktik sebagai Keuchik Gamponh Tengah Rawa, Kecamatan Susoh.
Harus Siap ‘Dilantak’

Bupati Abdya, Akmal Ibrahim menyampaikan pesan penting dan mendalam ketika melantik para keuchik.
Akmal yang akan mengakhiri masa tugas sebagai bupati pada 14 Agustus 2022 mendatang, mengharapkan amanah dan kepercayaan masyarakat kepada keuchik terpilih benar-benar diemban dengan baik.
Bijaksana serta dapat memberikan kontribusi yang terhadap desa dan masyarakat mendapat layanan yang adil.
Hal itu diingatkan karena masyarakat sekarang ini sangat kritis terhadap kinerja pemerintah pada semua tingkatan, tidak kecuali kepala desa.
Bupati yang mantan wartawan dan editor senior ini sempat memberikan pesan yang sangat mendalam yang pastai menjadi renungan.
Bahwa Rasulullah SAW menyampaikan salah satu akhir zaman adalah situasi sosial sangat kacau.
Dalam sebuah hadist sahih, kata Akmal, bahwa Rasulullah menggambarkan bahwa satu saat nanti yang jujur akan difitnah yang amanah dikhianati dan seterusnya, kemudian Rasulullah menutup dengan kalimat, Ruwaijidah mulai bicara.
Rusulullah menjelaskan Ruwaijidah adalah ketika orang bodoh atau orang tidak berilmu mrngatur soal umum, padahal dia sendiri tidak paham yang dibicarakan.
Nah, dalam sistem demokrasi, tambah Bupati Akmal, maka semua orang berhak bicara, meski kita tau dia tidak punya pemahaman tentang tentang dibicarakan. “Hal ini penting saya bekali karena akan bapak-bapak hadapi. Biasanya, pejabat politik, tidak kecuali keuchik, setelah dilantik harus siap ‘dilantak,” tegas Akmal, disambut tawa ribuan undangan.
Dia menambahkan dalam sistem demokrasi, tidak bisa melarang, tidak bisa menekan orang seperti itu. “Bagaimana caranya kita hadapi, ya kembali ke Alquran dan Rasul. Pahami pesan Rasullah,” katanya.
Kepala desa diingatkan harus berbuat adil, dalam artian bukan pribadi, tapi negara dan jabatan. “Sebagai Akmal, saya selembut salju dan sangat perasaan. Tak percaya, tanya istri saya. Tapi sebagai Bupati harus tegas menjalankan amanah dan aturan,” katanya lagi.
Dikatakan, tidak semua aturan dipahami masyarakat, tidak semua masyarakat punya etika, tapi harus diingat bahwa dia adalah rakyat kita juga, dan perlu dipahami sebagai sebuah fakta.
Pengertian adil dalam memimpin juga dikatakan oleh Bupati Akmal, adalah tidak menyalahi aturan dalam melaksanakan tugas.(*)
Penulis: Zainun Yusuf (Aceh Barat Daya)