Skolastik, Tanggung Jawab LPTK atau Dinas Pendidikan?

  BANDA ACEH – Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) yang tersebar di seluruh tanah air, termasuk di Tanah Rencong diminta untuk meningkatkan kualitas lulusannya, terutama di bidang skolastik. Harapan itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs H Rachmat Fitri HD, MPA mengingat ke depan Tes Potensi Skolastik (TPS), disamping test potensi akademik bagi siswa lulusan … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

 

BANDA ACEH  –  Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) yang tersebar di seluruh tanah air, termasuk di Tanah Rencong diminta untuk meningkatkan kualitas lulusannya, terutama di bidang skolastik.

Harapan itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs H Rachmat Fitri HD, MPA mengingat ke depan Tes Potensi Skolastik (TPS), disamping test potensi akademik bagi siswa lulusan Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/MA/SMK) yang ingin melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi dinilai sangat penting.

Karena selama ini, seluruh guru dan tenaga pengajar semuanya adalah lulusan Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang dimiiliki Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi sawasta (PTS) yang tersebar seluruh Indonesia, maka akan sangat baik bila LPTK juga menyiapkan tenaga calon guru ke depan bisa meningkatkan skolastik peserta didiknya.

Permintaan Rachmat Fitri itu sekaligus menanggapi sinyal yang dikirim Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng Sc terkait rendahnya skor Tes Potensi Skolastik (TPS) siswa Aceh pada Kamis (24/9/2020) lalu di Banda Aceh.

Namun, tambah Rachmat Fitri yang akrab disapa Haji Nanda ini, menilai skoring yang dirilis oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) harus dilihat secara komprehensif guna mendapatkan sebuah hasil evaluasi yang tepat. Jangan hanya Test Potensi Skolastik (TPS) semata, tapi juga harus dilihat Test Potensi Akademiknya (TPA-nya). Test Potensi Skolastik penting. Tapi Test Potensi Akademik jauh lebih penting.

Karena itu, tambahnya, skoring TPS yang kurang menggembirakan itu, tidak bisa dilihat secara parsial dan berdiri secara terpisah. Sebab, untuk menentukan kualitas pendidikan ada beberapa variabel lain yang harus dicermati secara proporsional.

Menurut Rachmat Fitri bahwa hasil tes TPS yang diperoleh oleh siswa-siswi Aceh seperti dikemukakan Rektor Unsyiah, Samsul Rizal, memang fakta. Dan fakta itu dengan segala kemampuan kami, akan dijadikan sebagai bahan untuk memperbaiki kekurangan tersebut pada masa-masa mendatang.

Mantan Wakil Bupati Aceh Barat itu menyadari betapa pentingnya kapabilitas para siswa dalam TPS untuk mempersiapkan kemampuan mereka di perguruan tinggi nantinya. Karena itu, tambahnya, pihak Dinas Pendidikan Aceh kini tengah bekerja maksimal untuk meningkatkan kemampuan skolastik siswa.

Baca Juga:  Senin 23 November, SMA Mulai Belajar Tatap Muka

Test Potensi Skolastik adalah tes yang digunakan untuk mengukur potensi yang ada pada diri seseorang, termasuk pada peserta tes calon mahasiswa di berbagai PTN di Indonesia, termasuk juga di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Namun untuk mencapai itu semua, Dinas Pendidikan Aceh tidak bisa berjalan sendiri. Karena, tanpa dukungan dari lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK) seperti  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsyiah atau Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry,  Dinas Pendidikan Aceh tidak akan pernah mendapat tenaga pendidik yang bagus.

Karena itu, katanya, ke depan perguruan tinggi sebagai lembaga pencetak tenaga pendidik dan kependidikan agar ikut berkontribusi dalam memperbaiki kemampuan lulusannya, sehingga dalam mendidik siswanya di berbagai lembaga pendidikan yang tersebar di Tanah Rencong, mereka sudah memiliki kecakapan dalam meningkatkan skolastik pada diri siswanya.

Namun demikian, tambah Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs H Rachmat Fitri HD, MPA bahwa pada tahun 2020 ini pihaknya sudah mengantisipasi masalah tersebut dengan membangun kesiapan siswa dalam dua bidang strategis itu, yaitu bidang Tes Potensi Akademik (TPA) dan bidang Tes Potensi Skolastik (TPS).

Tetapi. tambahnya,  karena kondisi pandemi Covid-19, maka baru satu tahapan bisa dilaksanakan yaitu Test Potensi Akademik (TPA). Sedangkan menyangkut test Potensi Skolastik hingga saat ini belum terlaksana. Namun, kita berharap pada masa-masa mendatang hal itu akan terlaksana dengan baik.

Namun, harus kita cermati lebih jauh bahwa standar mutu pendidikan itu tidak diukur dari besaran nilai skor TPS semata.” Ya masih ada beberapa indikator lain yang juga perlu dianalisa. Misalnya keberhasilan pendidikan dalam pencapaian 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan rujukan regulasi yang mengatur tentang tujuan pendidikan itu sendiri,” tutup Rachmat Fitri. (adv)

 

Ternyata, Hampir 10% Lulusan SMA Aceh Mendapat Undangan Masuk PTN

BANDA ACEH – Pada tahun 2020, lembaga pendidikan di Aceh berhasil meluluskan sebanyak 555.301. Dari sejumlah 555.301 siswa tamatan Tahun 2020, tercatat 5.132 lulusan atau sedikit kurang dari 10 persen lulusannya mendapat undangan masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Baca Juga:  Unsyiah Gelar Seminar Pra Event Kenduri Kebangsaan

Selain perguruan tinggi negeri di Tanah Rencong, para siswa SMA/MA/SMK lulusan tahun 2020, juga menerima undangan yang diterima lulusan SMA/MA/SMK selain dari PTN dalam daerah seperti Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), UIN Ar-Raniry (Banda Aceh), Universitas Malikul Saleh (Unimal) Lhokseumawe, Politeknik (Lhokseumawe), IAIN Cot Kala Langsa, dan Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, juga mereka tersebar ke berbagai PTN favorit lainnya di Indonesia.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri, didampingi Kabid SMA PKLK, Zulkifli, dan Kepala Balai Tekkomdik Aceh, T Fauyal, sedang memantau kesiapan guru dalam proses mengajar secara daring. FOTO TEKKOMDIK ACEH

Meski belum ada data yang valid, alumni SMA di Aceh banyak yang mendapat undangan dari Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gajah Mada (Yogyakarta), Universitas Brawijaya (Malang), dan Institut Teknologi Surabaya (ITS).

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas dan Pendidikan Khusus Layanan Khusus (SMA – PKLK) Dinas Pendidikan Aceh, Zulkifli MPd, mengakui bahwa hasil skoring Test Potensi Skolastik lulusan SMA/MA/SMK di Aceh tidak kurang-kurang amat. “Memang masih ada dan banyak yang  harus terus diperbaiki, sehingga hasilnya ke depan bisa lebih maksimal,” kata Zulkifli.

Menurut Zulkifli, selain 5.132 siswa lulusan yang mendapat undangan masuk perguruan tinggi, puluhan ribu siswa lainnya juga saat ini diterima di berbagai perguruan tinggi negeri. Mereka masuk lewat seleksi yang diselenggarakan lembaga pendidikan tinggi di seluruh Indonesia.

Namun, Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK Disdik Aceh, Zulkifli mengaku hingga saat ini mereka belum mendapat data khusus, riel  jumlah lulusan dan tamatan sekolah menengah atas yang lolos ke PTN di seluruh Indonesia.

“Data rielnya, kita belum dapat. Apalagi saat ini pihak sekolah masih harus beradaptasi dengan pandemi Covid-19,” ujarnya.

Lembaga Pendidikan di Aceh, tambah Zulkifli, selain melulusan 555.301 siswa SMA/MA, juga meluluskan sebanyak 16.247 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan

meluluskan sebanyak 84.148 siswa SMP dan MTs di seluruh Aceh.

Lihat Rekap data UNBK Per kabupaten/kota se Aceh tahun 2020!

(adv)

Berita Terkini

Haba Nanggroe