Selamat Bertugas Elkapiten Dhien Kallon

“ Terimakasih untuk semua itu, Allah jua yang mampu membalasnya. Namun di sisi lain, ini membuat saya makin takut dan khawatir. Rasa sayang berlebihan bisa juga menjelma menjadi sebaliknya. Karena saya hanyalah sosok manusia biasa yang sangat terbatas dan tak mungkin memenuhi ekspektasi semua orang dalam membangun dan memimpin Bumo Breuh Sigupai Abdya,” kata Safaruddin.
Safaruddin memangkas sendiri votternya yang melepaskan nazar untuk bersyukur atas kemenangan Safar. Foto Ist

Iklan Baris

Lensa Warga

TIBA-tiba sebagian warga Gampong Kayee Aceh Kecamatan Lembah Sabil Kabupaten Abdya, melaksanakan puasa secara serentak, terutama kaum ibu. Puasa sunnah kah mereka? Seperti puasa Senin-Kamis, puasa Arafah atau puasa Ayyamul Bidh?. Ternyata bukan. Mereka rupanya melaksanakan puasa nazar untuk kemenangan Safaruddin/Zaman Akli dalam kontestasi Pilkada Abdya 27 Nopember 2024 silam.

Inilah fenomena yang mungkin satu satunya, puasa untuk sebuah kemenangan kontestasi politik. Karena ini sifatnya ritual keagamaan, tak ada nilai transaksional sedikitpun, kecuali hanya simpati setulus hati. Itulah sebagian dari fenomena untuk menyambut kemenangan pasangan Safaruddin/Zaman Akli dalam arena oktagon Pilkada Abdya.

Hanya segitukah ritual nazar untuk kemenangan Safar/Akli?? Jelas belum!! Ada yang memandikan anak bayinya ke Masjid Raya Baiturahman Banda Aceh, selain itu kalangan anak muda juga memangkas botak rambut mereka. Dan sebagian dari mereka malah minta dilakukan sendiri oleh Safaruddin. Seorang anak penjahit pakaian di Blangpidie, yang bertransformasi menjadi politisi muda andal dan berlabuh di singgasana Bupati Abdya periode 2025-2030.

Pilkada di Abdya kali ini memang sangat lain. Ada kerinduan rakyat terhadap sosok pemimpin mereka, konon lagi muncul kampanye ‘maen sore’ yang justru makin menguntungkan Safaruddin/Akli. Kali ini bukan bicara finansial, bukan bicara sembako atau rokok gratis sambil ngopi. Tapi murni bicara suara hati.

Safaruddin yang lazim disapa Pak Pres oleh koleganya di klub sepakbola Legend Sigupai FC itu, menjadi simbol dari kehendak munculnya sosok pimpinan di Abdya dari rahim rakyat. Anak muda kelahiran 17 Maret 1983 itu bukan hanya unggul pasca penghitungan, namun juga unggul sejak survey. Namun apa boleh buat, jejak digital dari keluarga grass root, membuat Safar menjadi bahan kecibir saat maju ke pentas kontestasi.

Baca Juga:  Tgk Nurdin Abdurrahman Berpulang ke Rahmatullah

Ia sempat menjadi bulan bulanan dari kubu sebelah, namun justru itu, membuat pria yang bernama sepakbola ‘Dhien Kallon’ itu makin membumi. Tatkala orang lain di manapun dalam kontestasi, mengeluarkan dana saat kampanye akbar di beberapa kecamatan di Abdya, Safaruddin/Akli justru disambut bak pahlawan arau hero, dan warga setempat saling meuripee untuk membiayai kampanye. Suatu hal yang mungkin tak masuk dalam kalkulasi politik yang kini makin kapitalistis.

Safaruddin yang membelok dari jalur DPR Aceh dan masuk trek Pilkada itu tiba tiba mengingatkan kita dengan sosok Nelson Mandela tokoh anti apartheid Afsel dan Lech Walesa, presiden Polandia yang hanya buruh di tanur besi.

Di satu sisi Safaruddin/Akli yang punya empati tinggi untuk kaum jelata yang ikut Pilkada, dan harus meninggalkan sejenak pekerjaannya sebagai buruh tani, nelayan hingga buruh bangunan, mereka hendak diberikan kompensasi untuk mengasapi dapur saat kerja libur. Apa yang terjadi, kelompok votter yang kembang kempis ini, menolak dengan keras pemberian tersebut. Bagi mereka, Pilkada kali ini adalah Pilkada dengan hati dan nurani, mengantar Dhien Kallon menjadi elkapiten Abdya, bukan hanya sekadar elkapiten Legend Sigupai FC.

Buah dari politik hati nurani itupula mengantarkan Safaruddin/Akli menang telak atas pesaingnya. Safar unggul di sembilan kecamatan atau di seluruh Abdya. Kabarnya, ia hanya menyisakan kemenangan pada lima dusun untuk kompetitornya.

Rinciannya, pasangan Safaruddin-Zaman Akli meraih 56.811 suara. Salman Alfarisi-Yusran memperoleh 37.100 suara, dan Jufri Hasanuddin-Fakhruddin hanya mendapatkan sebanyak 2.328 suara

Apa kata Safaruddin, ketika simpati rakyat Abdya yang nyaris tanpa tepi itu ditanyakan pada dirinya, oleh acehherad.com beberapa waktu lalu. “ Terimakasih untuk semua itu, Allah jua yang mampu membalasnya. Namun di sisi lain, ini membuat saya makin takut dan khawatir. Rasa sayang berlebihan bisa juga menjelma menjadi sebaliknya. Karena saya hanyalah sosok manusia biasa yang sangat terbatas dan tak mungkin memenuhi ekspektasi semua orang dalam membangun dan memimpin Bumo Breuh Sigupai Abdya,” kata Safaruddin.

Baca Juga:  Anugerah Pesona Indonesia  (API) Award 2021, Aceh Selatan Raih Tiga Penghargaan Sekaligus

Karena itulah Safaruddin berharap agar rasa sayang itu jangan terlalu berlebihan, karena bisa membuat dirinya makin rikuh atau bahkan jumawa. Sesuai dengan kehendak Rasulullah, berbuatlah yang sedang sedang saja, tepatnya beradalah di demarkasi pertengahan, jangan terlalu ke bawah atau jauh melambung ke atas.

Safaruddin adalah fenomena. Ia untuk pertama kali turun ke kancah kontestasi Pilkada, namun ia mengingatkan kita kepada sosok panglima perang era Romawi Kuno, Julius Caesar yang punya motto, Datang, Lihat dan Menang. Malam ini, Minggu (16/02/2025) Safaruddin/Zaman Akli akan dilantik oleh Gubernur Aceh Muzakkir Manaf sebagai Bupati/Wakil Bupati Abdya periode 2025-2030 melalui Sidang Paripurna DPRK Abdya  Selamat bertugas Elkapiten Dhien Kallon.

Kata Kunci (Tags):
safaruddin/zaman akli, pilkada abdya, julius caesar, paripurna dprk, pelantikan

Berita Terkini

Haba Nanggroe