JAKARTA | ACEHHERALD.COM – Sejumlah ahli memprediksi fenomena La Nina akan datang setelah El Nino yang cukup kuat pada 2024 ini.
Terdapat kemungkinan sebesar 58% La Nina akan dimulai pada Juli hingga September, menurut Columbia Climate School’s International Research Institute for Climate and Society (IRI) dalam laporannya yang diterbitkan pada 19 Januari 2023.
“Kemungkinan terjadinya La Niña adalah nol selama musim dingin boreal (kawasan iklim sejuk/sedang di belahan bumi utara) dan musim semi tahun 2024, tetapi peluang klimatologisnya mencapai musim panas boreal tahun 2024,” catat IRI, dikutip Rabu (7/2/2024).
“La Niña menjadi kategori yang paling mungkin terjadi pada bulan Juli-Sep 2024 dan seterusnya,” lanjut laporan tersebut.
Ada Periode Vakum
Meskipun terdapat prediksi terjadinya La Nina dan El Nino, pada tahun ini juga disebut terdapat periode di mana tidak ada fenomena cuaca yang terjadi. Periode ini disebut El Niño-Southern Oscillation, atau ENSO-neutral. Pada periode ini, suhu permukaan laut mendekati rata-rata.
Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration’s (NOAA) Climate Prediction Centre seperti dikutip dari Globalnews Canada, diperkirakan El Nino akan bertransisi jadi ENSO pada musim semi.
“Beberapa model iklim dinamis yang canggih memperlihatkan transisi ke ENSO-neutral pada Maret-Mei 2024. Namun, tim perkiraan cuaca menunda waktu tersebut dan sangat mendukung transisi ke ENSO pada April-Juni 2024,” jelas NOAA pada laporannya dalam situs resmi (11/1/2024) dan dikutip Rabu (7/1/2024).
Menurut IRI, terdapat persentase sebesar 73% ENSO akan terjadi antara April dan Juni.
Bagaimana Kata BMKG?
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, sepanjang 2024 gangguan iklim dari Samudra Pasifik yakni ENSO diprediksi berada pada fase El Nino lemah-moderat pada awal 2024, lalu hingga akhir 2024 diprediksi pada fase netral.
Menurut Dwikorita seperti dikutip dari rilis BMKG, ada peluang berkembangnya fenomena La Nina, tetapi kecil. La Nina memicu anomali iklim basah. Demikian pula fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang menjadi penyebab gangguan iklim dari Samudra Hindia, diperkirakan berada di fase netral dari awal sampai akhir 2024.
Sumber: detik.com