Santri Ummul Aiman Samalanga Dilatih Bertani

MEUREUDU/ACEHHERALD.com UNTUK kemandirian saat dewasa nanti, santri DayahUummul Aiman Gampong Putoh Kecamatan Samalanga-Bireuen dilatih bertani. Karena masih anak-anak (setingkat SMP dan SMA/sederajat) sehingga yang diusahakan pun hanya khusus budidaya tanaman hortikulutra atau sayuran. Pembekalan ilmu pertanian untuk santri baru sudah menjadi agenda rutin tahunan. Pimpinan Dayah Ummul Aiman, Tgk H Nuruzzahri atau lebih akrab disapa … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Santri baru Dayah Ummul Aiman Samalanga- Bireuen, Kamis (13/8/2020) mengolah lahan dan membuat bedengan untuk tanam sayuran.Acehherald.com/Abdullah Gani

MEUREUDU/ACEHHERALD.com

UNTUK kemandirian saat dewasa nanti, santri DayahUummul Aiman Gampong Putoh Kecamatan Samalanga-Bireuen dilatih bertani. Karena masih anak-anak (setingkat SMP dan SMA/sederajat) sehingga yang diusahakan pun hanya khusus budidaya tanaman hortikulutra atau sayuran. Pembekalan ilmu pertanian untuk santri baru sudah menjadi agenda rutin tahunan.

Pimpinan Dayah Ummul Aiman, Tgk H Nuruzzahri atau lebih akrab disapa Waled Nu, yang ditemui Acehherald.com di lokasi praktek bertani dalam i komplek dayah menyebutkan, pengenalan ilmu bertani bagi santri baru di sela-sela mengenyam ilmu agama itu, dinilai sangat penting. Dengan harapan nanti ketika keluar dari dayah atau pulang ke desanya masing-masing mereka tidak canggung lagi dalam bertani.

Santri baru khusus anak yatim/piatu yang diajarkan ilmu bertani berjumlah 15 orang. Mereka berasal dari beberapa kabupaten/kota di Aceh. Antara lain, Pidie, Pidie Jaya, A Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Tamiang dan dari kabupaten setempat (Bireuen). Mereka baru sekitar dua pekan di dayah. Jenis tanaman yang dibudidayakan antara lain, bayam, kangkung, kacang panjang, terong serta cabe merah.

Sementara penanaman, selain dilakukan langsung di bedengan juga sebagiannya ditanami di polyback dan tanggung jawabnya hingga panen nanti. Hasilnya sama sekali tidak dipasarkan, tapi khusus untuk konsumsi santri. Di bidang agama, lanjut Waled Nu, semua mereka selama di dayah 3-4 tahun diasuh ilmu agama (farzhu Ien dan farzhu kifayah, mahir baca al-quran serta doa hingga layak untuk jadi imam.

Amatan Acehherald.com, Rabu (13/8/2020) para santri terlihat begitu giat dan kompak dalam bekerja mengolah tanah sekaligus membuat bedengan. Salah seorang santri mengaku tertarik dengan bertani. Selain untuk mahir dalam budidaya tanaman jika ada umur panjang berguna di hari kelak juga sebagai ajang olahraga disela-sela menimba ilmu agama di dayah. “Saya senang bertani,” kata seorang santri.

Baca Juga:  Pemerintah Aceh Umumkan Hasil Seleksi Adminstrasi Calon Anggota KIA Periode 2024-2028

Wartawan : Abdullah Gani (Pidie Jaya)

 

Berita Terkini

Haba Nanggroe