BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Pilkada Aceh memasuki babak baru, seiring massivnya dugaan penyelewengan hingga intinidasi dalam penyelenggaran Pilkada Aceh di Aceh Utara. Kabar terakhir mngungkapkan, seluruh saksi kecamatan dari kubu Paslon 01 Bustami Hamzah (Om Bus)/M Fadhil Rahmi (Syech Fadhil) menolak untuk menandatangani apapun di Panitia Penyelenggara Kecamatan (PPK), terutama hasil rekapitulasi suara di Kecamatan. “Ini sudah final, dan semua mereka telah melaporkan kebijakan ini kepada Tim Pusat Pemenangan Om Bus/Syech Fadhil, terutama konsideran mengapa mereka mengambil sikap seperti itu,” kata Teuku Muhammad Nurlif, Ketua Pemenangan Paslon 01, dalam konferensi Pers di Posko Induk Paslon 01, di kawasan Jalan Sudirman Banda Aceh, Sabtu (30/11/2024).
Para saksi kecamatan itu menolak meneken keputusan PPK terutama terkait rekapitulasi suara. Karena mereka tidak diberikan formulir keberatan, walaupun telah diminta kepada PPK. Padahal itu adalah hak konstitusional saksi yang wajib disediakan oleh penyelenggara, sesuai tugas fungsi dan wewenangnya.
Dalam kesempatan itu Nurlif didampingi oleh Tim Pemenangan Pusat seperti Tu Bulqaini, Yudi Kurnia dan lainnya. Menurut Nurlif, saat ini, sebuah tim gabungan Pemenangan Paslon 01 dari propinsi dan Aceh Utara masih terus berada di Aceh Utara, untuk melakukan penelusuran dan pengumpulan bukti bukti pendukung tentang dugaan kecurangan Pilkada Gubernur di Aceh Utara. “Tim gabungan juga mengecek ulang yang terjadi di TPS, termasuk dalam kaitan insiden di luar konteksi pencoblosan, seperti rangkaian intimidasi dan teror yang dilakukan oleh pihak pihak tertentu,” kata Nurlif yang dibenarkan oleh Tu Bulqaini.
Tim gabungan juga mengawasi proses rekapitulasi suara di PPK. “Kami lakukan itu, karena di Aceh Utara sangat masiv terjadi dugaan kecurangan. Terutama hal hal yang terasa sangat janggal di level PPK. “Kita juga melapor ke Panwaslih Aceh Utara, kami lakukan semuanya sesuai prosedur dan tidak mengada ada. Kita tidak terjebak soal siapa yang menang atau kalah, karena ada lembaga resmi yang berhak merilis perolehan suara hinga muncul pemenang secara resmi. Temuan kejanggalan itu jauh hari kita sudah sampaikan. Teman teman sampaikan ke Panswas Aceh Utara dulu baru ke jenjang berikutnya,” tandas Nurlif.
Sementara itu Tu Bulqaini, Ketua DPP Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh, menyorot tentang hiruk pikuknya ucapan selamat kepada salah satu Paslon Pilgub/Wagub di Aceh. Tu menyikapi santai terhadap fenomena itu, karena menurutnya itu adalah langkah terlalu dini dan lebih kepada pembentukan opini yang tak elok. “Lembaga resmi untuk itu belum mengumumkan, kok tiba tiba ada yang latah mengeluarkan ucapan selamat. Seperti ada mendung pukul lima petang, karena gelap langsung berbuka puasa, saat mendung berlalu dan hujan tak jadi, baru diketahui mantong poh limong (masih pukul lima) dan belum saatnya berbuka. Ini sama dengan ada pasangan baru menikah, tiba tiba ada ucapan selamat mendapatkan cucu, padahal menikah pun belum,” tandas Tu Bulqaini.
Ditambahkan Tu Bulqaini, siapapunn yang mencari kemenangan dengan cara yang di luar koridor kepatutan, maka dia akan menghancurkan Aceh. “Siap menang dan siap kalah, jangan hanya di mulut, tapi di lapangan jauh dari konteks itu,” kata pria yang akrab disapa Tu itu.