Sakirin Akhirnya Berhasil Dievakuasi Setelah Lima Hari Berada di Jurang

Tim Evakuasi Naik Sampan Tiga Jam Plus Berjalan Kaki Empat Jam IDI IACEH HERALD BENAR benar sebuah upaya penyelamatan yang heroik dan dramatis. Setelah berjibaku dengan alam sebuah tim gabungan dari Polsek dan Koramil Simpang Jernih serta personil BPBD dan SAR Aceh Timur, akhirnya berhasil mengevakuasi Sakirin (33), warga Dusun Melur Desa Benua Raja Kecamatan … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Tim Evakuasi Naik Sampan Tiga Jam Plus Berjalan Kaki Empat Jam

Korban jatuh ke jurang saat dievakuasi menggunakan bot kayu dari Simpang Jernih Aceh Timur yang kemudian dilanjutkan ke RSUD Aceh Tamiang di Kota Kuala Simpang, Kamis (25/02/2021). Foto Dok Polsek Simpang Jernih.

IDI IACEH HERALD

BENAR benar sebuah upaya penyelamatan yang heroik dan dramatis. Setelah berjibaku dengan alam sebuah tim gabungan dari Polsek dan Koramil Simpang Jernih serta personil BPBD dan SAR Aceh Timur, akhirnya berhasil mengevakuasi Sakirin (33), warga Dusun Melur  Desa Benua Raja Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, yang telah lima hari terjebak di dasar jurang kawasan Desa Rantau  Panjang Bedari Kecamatan Simpang Jernih Aceh Timur.

Tim gabungan bergerak ke lokasi sejak Selasa (23/02/2021), baru menemukan Sakirin pada Kamis (25/02/2021) siang dan langsung mengevakuasi korban ke RSUD Aceh Tamiang di Kota Kuala Simpang.

Foto Polsek Simpng Jernih

Kapolres Aceh Timur AKBP Eko Widiantoro SIK melalui Plt Kapolsek Simpang Jernih, Ipda Rudiono, SH menyebutkan, korban Sakirin jatuh ke jurang sejak Minggu  (21/02/2021) saat pergi memancing di daerah hutan Desa Rantau Panjang Bedari, Kecamatan Simpang Jernih bersama empat temannya.

Ketika tiba  di lokasi yang memang pinggirannya ada jurang, korban diduga terpeleset dan jatuh ke jurang tersebut.

Mengetahui korban jatuh, tiga rekannya terus berupaya melakukan pertolongan pertama. Namun dikarenakan lokasi jatuhnya korban medannya berat dan tidak ada alat pertolongan, upaya itu gagal sehingga rekan korban memberi tahu kepada warga.

Warga yang mendapat laporan itu selanjutnya menghubungi Polsek Simpang Jernih. Kemudian melakukan  koordinasi dengan BPBD/SAR Kabupaten Aceh Timur.

Berdasarkan laporan awal ke  Polsek Simpang Jernih, korban dipastikan  masih hidup meski saat itu tidak sanggup ditolong, karena medan yang cukup rawan ditambah  tidak adanya sarana untuk mengevakuasi.

Untuk menuju ke lokasi jatuhnya korban, tim yang tiba di Polsek Simpang Jernih membutuhkan transportasi sungai (perahu kayu) dengan jarak tempuh mencapai tiga jam dan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar empat jam lagi.

Baca Juga:  Polisi Selidiki Peristiwa Kebakaran Sumur Minyak di Ranto Peureulak

Kecamatan Simpang Jernih merupakan kecamatan terjauh dan terluar di Aceh Timur. Untuk sampai ke sana, butuh waktu berjam-jam melewati sungai atau jalan darat yang masih berbatu.

Oleh karena itu, upaya evakuasi korban terpaksa menggunakan tandu dengan berjalan kaki selama lebih kurang sembilan jam untuk sampai ke sungai. Lalu dilanjutkan perjalanan evakuasi korban dengan boat kayu menuju Puskesmas Simpang Jernih guna penangan pertama. Selanjutnya pihak Puskesmas Simpang Jernih merujuk korban  ke RSUD Tamiang di Kota  Kuala Simpang, Rabu tengah malam mengingat jarak tempuh ke ibukota  Aceh Tamiang itu membutuhkan  waktu beberapa  jam juga.

Berdasarkan keterangan pihak medis, korban mengalami patah lengan sebelah kiri, rusuk sebelah kiri serta luka pada bagian kaki, namun demikian korban dalam kondisi sadar, demikian Ipda Rudiono.

PENULIS               : RIDWAN SUUD

Berita Terkini

Haba Nanggroe