Safari Beje 3×24 Jam di Pulo Aceh, Satu Kelas SD Hanya Dua Murid (1)

“Kita ingin agar pendidikan di Kecamatan Pulo Aceh tidak terus dalam framing lebih tertinggal dari daratan di Aceh Besar, karena itu kita ingin membenahinya dengan segala kemampuan yang ada. Kami akan all out untuk itu, termasuk dengan membawa rombongan ekstra ke Pulo Aceh kali ini, bukan hanya pejabat struktural, pengawas pun harus tahu dengan kondisi riil lapangan,” kata Beje.
Berdiskusi dengan para guru. Foto Disdikbud Aceh Besar.

Iklan Baris

Lensa Warga

 

Pengantar Redaksi,

 

JANGAN ragukan komitment seorang Bahrul Jamil, anak Seulimuem, terhadap Pulo Aceh. Ia seperti punya benang merah dengan daerah terluar Kabupaten Aceh Besar itu, sejak ia masih menjadi staf biasa hingga beragam jabatan eselon 2. Tepatnya sejak Sekretaris DPRK, Kadis DPMG, Kadis Sosial. Dan terbaru, kini ia menduduki jabatan sebagai Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar. Sekitar dua bulan menjabat Kadisdikbud, Beje–demikian Bahrul Jamil disapa–langsung membuat gebrakan besar.

Ia melakukan kunjungan ke Pulo Aceh–Pulo Breuh dan Pulo Nasi–selama tiga hari berturut-turut, Kamis hingga Sabtu (13/01/2024). “Ini bukan sekadar bersafari, namun kunjungan untuk mendalami secara bathin sekalipun, apa sebenarnya problema pendidikan di Kecamatan Pulo Aceh. Karena itu pula, Beje membawa rombongan gemuk ke Pulo Aceh, antara lain Kabid GTK, Agus Jumaidi MPd, Kabid Kebudayaan Cut Jarita Susanti SPd, Kabid PAUD, Abdul Rahman SE, Kasubag Umum, Munadi MPd para pejabat fungsional, pengawas sekolah, Basri MPd, Nazaruddin SPd, Elliza MPd dan jajaran Disdikbud lainnya serta didampingi Camat Pulo Aceh, Jamaluddin SE. Catat!! Kunjungan ini bukan sekadar seremoni, konon lagi untuk hura hura. Kami menurunkan laporan perjalanan ini melalui beberapa tulisan.

***

Kamis (11/01/2024) saat matahari jelang sepenggalahan, rombongan Kadisdikbud Beje bergerak dari Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Laut tampak tenang di pagi itu, perairan Uleelheu seperti lembar kaca raksasa yang nyaris tak bertepi. Hari ini rombongan itu memulai perjalanan mengeksplorasi dunia pendidikan semua jenjang pendidikan di bawah kewenangan Pemkab Aceh Besar,  TK/PAUD, SD, dan SMP di Pulo Breuh mulai dari Utara hingga ke Selatan dan Pulo Nasi. “Kita ingin agar pendidikan di Kecamatan Pulo Aceh tidak terus dalam framing lebih tertinggal dari daratan di Aceh Besar, karena itu kita ingin membenahinya dengan segala kemampuan yang ada. Kami akan all out untuk itu, termasuk dengan membawa rombongan ekstra ke Pulo Aceh kali ini, bukan hanya pejabat struktural, pengawas pun harus tahu dengan kondisi riil lapangan,” kata Beje.

Baca Juga:  Gubernur Nova Tinjau Pengerjaan Jalan Gayo Lues-Babahrot

Kunjungan ke Pulo Aceh adalah wujud nyata untuk meningkatkan kepedulian pada penyetaraan mutu pendidikan di seluruh Aceh Besar. “Kami ingin mutu pendidikan di Pulo Aceh ini setara dengan daerah lain yang ada di Kabupaten Aceh Besar,” ujarnya.

Kunjungan Beje dan staf inti serta pengawas lingkup Disdibud ke Pulo Aceh kali ini berthema, ‘Saweu Sikula ke Pulo Aceh’ yang dilakukan untuk mengetahui dan mengenal lebih dekat para penggerak pendidikan di Pulau terluar Aceh Besar itu. Tentu dengan harapan pendidikan di Pulo Aceh mendapat perhatian layaknya lembaga pendidikan lain di Aceh Besar. “Untuk itu kami mengunjungi langsung semua sekolah yang ada di Pulo Aceh dalam safari Saweu Sikula selama tiga hari kerja, untuk mengetahui dan bisa melihat langsung kondisi riil dan menyerap informasi yang sesungguhnya dari sumber pertama. Sehingga tepat dalam penyelesaian terhadap persoalan yang dihadapi di sekolah-sekolah di sana,” tandas Beje.

Menyimak kegiatan belajar para murid di Pulo Aceh. Foto Disdkbud Aceh Besar.

Bagi seorang Beje, semua persoalan itu harus diketahui oleh pejabat di lingkup instansi, bukan hanya tugas seorang kadis. Makanya, ia membawa dalam rombongan itu Kepala Bidang hingga Kabag dan pengawas. Dari temuan lapangan tu akan dilakukan rapat lengkap untuk membahas semua persoalan. “Jadi tidak sepenggal sepenggal, semuanya harus konfrehensive, hingga ada solusi permanen. Dan itu kita dapat dari kunjungan ke semua sekolah di Kecamatan Pulo Aceh, tidak dengan mengambil sampel yang bisa jadi ada rekayasa,” tutur Beje.

Karena kunjungan itu menyasar seluruh sekolah, Beje yang baru dua bulan memimpin Disdikbud Aceh Besar, akhirnya tahu secara persis kondisi pendidikan di Kecamatan Pulo Aceh yang meliputi 17 Gampong itu. “Anda jangan membayangkan sekolah yang riuh rendah dengan murid yang memenuhi kelas belajar. Jangan terkejut jika kadang sebuah kelas SD di Pulo Aceh hanya ada dua orang murid, itu semua karena sebaran penduduk serta masih ada orang tua yang ingin anaknya langsung mmbantu baik di sawah maupun di profesi nelayan. Edukasi tentang pentingnya pendidikan masih terus dibutuhkan di Pulo Aceh,” tandas Beje yang diiyakan Camat Jamaluddin.

Baca Juga:  Maulid Raya Momentum Masyarakat Aceh Teladani Rasulullah

Beje dan rombongan menghabiskan malam dengan para guru dan warga, ia tidak menginap di lokasi yang representatif seperti Mess BPKS atau Peninapan di Pantau Nipah, mantan Kadis Sosial itu menginap di perumahan guru di Gampong Meulingge, Pulo Breuh Utara. Ia berkomunikasi secara intens dengan jajaran pendidik dan warga Pulo Aceh. “Kita ingin tahu permasalahan yang sebenarnya tentang pendidikan di Pulo Aceh, hingga kita juga mencari tahu dengan masyarakatnya langsung. Termasuk mencari tahu tentang kondisi kelas yang kurang murid,” tutur Bahrul Jamil.

Perjalanan Saweu Sikula di Pulo Aceh kali ini memang beda. Seorang Beje ingin semua persoalan dan fenomena diketahui secara konprehensif. Lalu iapun menghelat sebuah safari 3×24 jam di Pulo Aceh, satu hal yang sangat bisa jadi belum pernah dilakukan oleh para pendahulunya. (bersambung)

Kata Kunci (Tags):
disdikbud aceh besar, bahrul jamil, safari saweu sikula, pulo aceh, pulonasi

Berita Terkini

Haba Nanggroe