Ruh Pendidikan Islam di Aceh Makin Redup, Dibutuhkan Empat Pilar untuk Mengembalikannya

BANDA ACEH I ACEHHERALD- Pendidikan Islam saat ini ruhnya semakin berkurang, karena itu perlu dilakukan pembenahan dari semua lini. Dalam konteks ini, pendidikan Islam harus menjadi porsi perhatian segala pihak khususnya di Aceh, karena hal itu menyangkut eksistensi keberadaan umat Islam di Bumi Serambi Makkah. Hal itu diungkapkan Kepala Kemenag Kabupaten Aceh Besar, Ustad H … Read more

Ustad Salman

Iklan Baris

Lensa Warga

BANDA ACEH  I ACEHHERALD- Pendidikan Islam saat ini ruhnya semakin berkurang, karena itu perlu dilakukan pembenahan dari semua lini. Dalam konteks ini, pendidikan Islam harus menjadi porsi perhatian segala pihak khususnya di Aceh, karena hal itu menyangkut eksistensi keberadaan umat Islam di Bumi Serambi Makkah.

Hal itu diungkapkan Kepala Kemenag Kabupaten Aceh Besar, Ustad H Salman Arifin S.Pd., MA, saat menjadi pemateri dalam pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) Aceh, Rabu (14/09/2022) malam.

Menurut Salman, bicara pendidikan Islam di Aceh tidak hanya bicara fiqih, akhlak, tasawuf saja tapi juga tentang sistem kehidupan. Artinya pendidikan Islam harus mencakup secara general, masuk ke setiap sendi kehidupan, bahkan profesi pada setia diri umat. “Dokter sendiri itu pun harus ada pendidikan Islam pada dirinya, begitu juga sarjana teknik harus inklud dengan pendidikan Islam, termasuk wartawan tidak bisa melepaskan diri dari sendi-sendi pendidikan Islam, ” kata Ustad Salman yang dalam kajian itu mengangkat tema “Arah Pendidikan Islam di Aceh”.

Menurut Ustad Salman, selama ini pendidikan Islam di Aceh masih butuh perjuangan dan pemahaman yang lebih kuat, termasuk dari sisi kuantitatif tepatnya dari sisi jumlah jam mengajar, juga masih jauh kurang, hingga bermuara kurangnya ruh pendidikan Islam di Aceh dan bahkan secara nasional.

Ruh pendidikan Islam yang menciut di Bumi Aceh yang bersyariat itu berakibat fatal. Sebuah fakta mengejutkan adalah 80 persen mahasiswa baru tak mampu membaca Alquran. Ruh pendidikan Islam yang makin pudar itu juga karena ilmu yang tak mencukupi. Karena itu perlu ditambah jam belajar Pendidikan Islam di lembaga pendidikan formal, hingga akan melahirkan generasi yang islami, setidaknya paham dengan sendi sendi Islam. “Karena itulah, mari kita kawal kembali pendidikan Islam di Aceh, karena kebodohan hakiki adalah makhlug tak kenal dengan Tuhannya” tandas Salman.

Baca Juga:  Evakuasi Sarang Tawon, Personil BPBD Abes Dilarikan ke Klinik

Dalam kaitan pembenahan tersebut Kakanmenag Aceh Besar itu menawakan konsep empat pilar, yaitu mengajarkan kembali ilmu agama secara menyeluruh, karena banyak yang sudah tak tentang esensi pendidikan agama itu sendiri. Pilar kedua adalah dengan memperbaiki hati dan akhlak atau sucikan hati dan kembali ke jalan agama dengan bertazkiyah.

Sedangkan pilar kemtiga adalah mengajarkan pendidikan agama dengan kitab atau ilmu pengetahuan. “Sangat berbahaya jika seseorang punya ilmu pengetahuan namun tak memiliki tazkiyah hingga melahirkan aliran sesat misalnya,” tutur Salman.

Terakhir adalah pilar ke empat, yaitu mengajarkan hikmah dalam setiap muatan pendidikan Islam, agar umat Islam secara general bijaksana atau wisdom.

Bijaksana itu juga dalam konteks politik, dimana umat Islam harus bisa membedakan, politik jihad dengan politik uang yang terasa sangat tipis bedanya. Politik jihad adalah memberi dan bahkan berkorban finansial sekalipun, demi terwujudnya pemimpin yang benar benar islami dan peduli dengan agama Allah, tanpa ada pikiran untuk mencari pengganti atas pengorbanan yang diberikan. Sementara politik uang adalah sebaliknya.

Oleh karena itu, media atau pers juga harus mengambil peran dalam mengawal keberlangsungan pendidikan Islam di Aceh.

Ustad Salman menegaskan, pendidikan Islam bukan hanya tanggung jawab lembaga atau kampus pendidikan Islam itu sendiri, seperti kampus UIN, STAIN, Pesantren atau Dayah, akan tapi pendidikan Islam itu juga menjadi tanggung jawab para pihak yang berada di luar institusi pendidikan Islam tersebut, seperti masyarakat, pemerintah, LSM dan profesi para pekerja di segala bidang.

Pendidikan Islam yang dimaksud yaitu, mengenal tuhan dengan kalimat tauhid sejak seseorang lahir ke dunia, lalu menuntut ilmu, kemudian adanya tazkiyah supaya berakhlaqul karimah dan pendidikan keluarganya. “Ketika seseorang itu sudah dewasa dan menekuni profesinya maka dia sudah memiliki dasar utama yakni pendidikan Islam yang diajarkan sejak kecil untuk menjalani kehidupannya, ” ujar Ustad Salman yang juga sedang menempuh studi S3 Pendidikan Islam di UIN Ar-Raniry Banda Aceh itu.

Baca Juga:  Sekelompok Orang Hentikan Pengajian KWPSI

Berita Terkini

Haba Nanggroe