BANDA ACEH | ACEHHERALD.Com – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Agus Chusaini, mengatakan kantin Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) menjadi pionir sebagai Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat (Zona KHAS) di Tahun 2025.
Selain RSUDZA Provinsi Aceh, ada tiga daerah lainnya lagi bakal menyusul mengikuti jejak perdana rumah sakit mendapat sertifikat Zona KHAS tersebut, seperti Kota Banda Aceh, Sabang, dan Aceh Besar.
Ia menyebutkan bahwa program Zona KHAS ini merupakan upaya BI sebagai langkah membangun ekosistem ekonomi syariah di daerah ini.
Diakui Agus Chusaini bahwa Aceh memiliki kekayaan kuliner lokal yang luar biasa seperti Mie Aceh, Ayam Tangkap, dan Kuah Beulangong, juga ayam pramugari yang so diakui kehalalannya.
Namun, pengembangan sektor ini harus melampaui aspek rasa dengan menjamin kehalalan, keamanan, dan kesehatannya, termasuk digitalisasi sistem pembayaran juga penting agar kuliner Aceh semakin siap bersaing secara nasional dan global.
Selain itu inisiatif Zona KHAS ini juga menggabungkan aspek digitalisasi sistem pembayaran melalui pemanfaatan QRIS, sehingga tidak hanya terjamin kehalalannya, pengunjung dan pelaku usaha juga dapat menikmati transaksi secara cepat.
Sementara itu, Gubernur Aceh yang diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Restu Andi Surya mengatakan Aceh memiliki tanggungjawab besar yang mampu menggerakkan roda perekonomian Aceh secara berkelanjutan, dimana salah satunya termasuk soal konteks kuliner halal dan sehat.
Disebutkannya ada 17 sertifikat halal yang sudah dikeluarkan di kantin RSUDZA dan kini rumah sakit provinsi ini menjadi pionir kuliner halal, aman, dan sehat untuk daerah lainnya di Aceh.
Ia pun mengajak seluruh kabupaten/kota dan semuanya agar meningkatkan kesadaran konsumsi makanan sehat dan halal, juga mendukung ekosistem perekonomian syariah.
Senada itu, dr Isra Firmansyah, Direktur RSUDZA Provinsi Aceh, mengatakan komit mendukung Zona KHAS dengan menyediakan makanan dan minuman aman dan sehat di lingkungan Rumah Sakit ini.
Pihaknya memberikan apresiasi kepada Gubernur Aceh, juga support dari KDEKS. “Semoga hal ini menjadi pedoman bagi RS daerah lainnya di Aceh,” ujarnya.