JAKARTA | ACEHHERALD – Perang antara Rusia kontra Ukraina menjadi salah satu sorotan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia. Dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi media massa di Ruang Konstitusi, Gedung Trigatra,
Lemhannas RI, Jakarta, Rabu (22/2/2023), Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto mengungkapkan pesan Presiden Rusia Vladimir Putin kepada Presiden Indonesia Joko Widodo perihal potensi penggunaan senjata nuklir.
“Kemarin (Selasa, 22 Februari 2023), Presiden Putin menyampaikan State of Union, pidato yang rutin diberikan oleh Presiden Rusia di awal Februari. Tidak ada tanda peredaan ketegangan antara Rusia, Ukraina, AS, Eropa Barat, NATO di sana. Bahkan Putin kembali mengulang kemungkinan eskalasi Ukraina menjadi perang nuklir,” katanya.
Andi lantas bercerita ihwal kunjungannya ke Moskow, akhir Oktober 2022 lalu. Ketika itu, Andi menghadiri Valdai Discussion Club dan bertemu langsung dengan Putin.
Mantan Sekretaris Kabinet itu lantas menjelaskan kalau Jokowi sudah memberikan arahan agar tidak membicarakan Ukraina dan G20 ketika bertemu Putin. Seperti diketahui, KTT Puncak G20 digelar di Bali, 15-16 November 2022.
“Waktu saya bertemu, saya memperkenalkan diri, kalimat pertama Putin adalah ‘Tolong sampaikan ke Presiden Jokowi bahwa Rusia tidak mempertimbangkan menggunakan senjata nuklir’. Saya belum ngomong apa-apa. Kalimat pertamanya itu,” ujar Andi. “Kalimat keduanya, ‘Tapi jika ada serangan udara ke wilayah Rusia, kami mempertimbangkan menggunakan senjata nuklir’,” lanjutnya.
Andi mengaku khawatir dengan pesan yang disampaikan Putin. Sebab, dalam kajian strategis, secara normal retaliasi nuklir hanya dilakukan kalau terjadi serangan nuklir.
“Kata-kata Putin ‘Saya akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir kalau ada serangan udara ke wilayah Rusia’ itu bukan serangan nuklir, serangan udara,” kata Andi.
Pertanyaan yang timbul kemudian, lanjut dia, serangan udara yang disebut Putin mengarah ke wilayah Rusia yang mana. Apakah benar-benar Rusia atau empat wilayah di Ukraina yang sekarang sudah dikuasai Rusia.
“Atau bahkan Krimea yang sejak 2004 secara de facto ke Rusia. Kalau lima wilayah ini tiba-tiba serangan udara, itu oleh Putin akan mempertimbangkan serangan nuklir,” ujar Andi.
Lebih lanjut, dia pun khawatir karena saat ini negara-negara barat membantu persenjataan Ukraina. Semisal tank yang dikirimkan oleh Pemerintah Jerman beberapa waktu lalu.
“Lalu setelah itu Ukraina meminta dibantu dengan pesawat F-16, bahkan sampai ke F-35. Begitu F-16 dan F-35 digelar, dan itu kemudian melakukan serangan ke wilayah Rusia, Putin mengatakan saya akan mempertimbangkan serangan nuklir,” katanya.
“Titik seperti ini terakhir kali di dunia krisis misil Kuba tahun 1962. Kalau membaca sejarah, saat itu dunia benar-benar siap-siap dengan perang nuklir. Kita sedekat itu.”
Sumber: CNBC Indonesia