
AcehHerald.com – PEMERINTAH ACEH mengharapkan semua lembaga pemerintah di Tanah Rencong, termasuk lembaga pendidikan bisa melaksanakan program BEREH (Bersih, Rapi, Estetis, dan Hijau).
Namun, program BEREH yang digagas Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mendapat apresiasi Sekda Aceh, dr Taqwallah, M.Kes dengan penjabaran dan pelaksanaan yang nyata di lapangan. Bak gayung bersambut, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Rachmat Fitri, bahkan menjabarkannya lebih jauh, Program BEREH di lingkungan sekolah ini disertai dengan Bereh Prestasi di bidang Pendidikan.
Pada awalnya, program ini coba diterapkan di kantor-kantor Pemerintah, terutama di level provinsi, dan hasilnya ternyata cukup baik. Karena hasilnya itulah, maka program ini menarik banyak pihak dan kini diperluas ke seluruh Aceh.
Ya, Program BEREH kini sudah diberlakukan ke berbagai lembaga di Aceh. Ada di Puskesmas, kantor camat, masjid, dan meunasah hingga ke sekolah-sekolah yang tersebar di pelosok Tanah Rencong.
Di jajaran Dinas Pendidikan Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Rachmat Fitri mengaku secara sigap program BEREH tersebut sudah diterapkan ke semua sekolah di seluruh Aceh.
Namun, Program BEREH yang di sekolah beda dengan BEREH di lembaga lain. Bereh di lembaga pendidikan sekaligus Bereh dalam upaya peningkatan mutu lulusan dan bereh di bidang prestasi akademik. Bukan hanya sekedar bersih, estetika, dan hijau.
Karena itu, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Rachmad Fitri, mengakui Program BEREH di lingkungan Dinas Pendidikan juga ditunjukkan dengan sejumlah prestasi yang dihasilkan siswa di jajarannya, baik tingkat daerah maupun tingkat nasional.
Di samping terus menggenjot prestasi siswa dan guru, sejak dilantik sebagai Kepala Dinas Pendidikan, Rachmat Fitri langsung bergerak ke sejumlah daerah di seluruh Aceh dengan sasaran mempromosikan Program BEREH yang harus diimbangi prestasi yang bereh.

Sekretaris Daerah Aceh, Taqwallah dan Rachmat Fitri, sejak 10 hingga 21 Oktober 2019 lalu melakukan lawatan ke daerah-daerah secara marathon. Taqwallah sangat mendukung langkah-langkah yang ditempuh Kepala Dinas Pendidikan Aceh Rachmat Fitri yang mengunjungi lembaga pendidikan di berbagai pelosok daerah lewat program saweu sikula.
Dalam kunjungan kerja tersebut, Sekda Aceh dan Kadis Pendidikan Aceh, selain melakukan sosialisasi pentingnya Program BEREH juga sekaligus mengecek pelaksanaan program BEREH tersebut.
Untuk mengecek program tersebut, Taqwallah dan Rachmat bekerja bagaikan tak mengenal lelah. Mereka mengeliling Aceh dengan melintasi perbukitan di kawasan Barat dan Selatan Aceh dengan jalan darat. Dari Banda Aceh melintasi Calang, Meulaboh, Blang Pidie, Tapaktuan, Subulussalam hingga ke Singkil.
Selesai mengelilingi kawasan pantai barat selatan, duet Taqwallah dan Rachmat Fitri kembali melanjutkan perjalanannya dengan menembus Gunung Leuser menuju Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah. Dari dataran tinggi dataran Gayo itu, kedua pejabat Aceh itu turun lagi pesisir utara ke Aceh Utara.
Tak berhenti sampai di situ, Sekda Aceh, Taqwallah dari Lhokseumawe terus bergerak mengikuti pesisir timur hingga ke Aceh Tamiang. Kembali dan setiba di Banda Aceh, dengan menggunakan pesawat udara, tim kembali terbang ke Simeulue dan Sabang.
Di tiap kabupaten yang dikunjungi, Sekda Aceh Taqwallah bersama Rachmat Fitri memeriksa satu persatu ruangan di sekolah-sekolah untuk memastikan Program BEREH benar-benar sudah berjalan. Selama berada di lembaga-lembaga pendidikan yang dikunjungi, mereka dengan jeli memantau empat aspek BEREH, (BErsih, Rapi, Estetis, dan Hijau).

BEREH Untuk Tingkatkan Kinerja Aparatur
Mengingat pentingnya program BEREH, Pemerintah Aceh pun memperluas ruang lingkup penerapan program ini ke semua daerah di Aceh. Dengan dukungan bupati atau walikota, serta Sekda kabupaten/kota di Aceh, maka program BEREH dijalankan untuk meningkatkan kinerja aparatur agar pelayanan publik semakin maksimal.
Gerakan BEREH bermula atas inisiatif Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. Program ini pada mulanya dilaksanakan oleh Sekda Aceh sebagai bagian dari tugas meningkatkan kinerja aparatur sipil negara (ASN). Kala itu implementasinya pun hanya terbatas di lingkunganSatuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA).
Sekretaris Daerah Aceh, Taqwallah, mengatakan program BEREH diterapkan Pemerintah Aceh sebagai upaya menjadikan Aceh daerah unggul di masa depan. Anak yang lahir di masa sekarang, menurutnya, adalah generasi baru yang nantinya akan menjadi pemimpin Aceh. Karenanya mereka perlu dijaga demi kemajuan kelak.
“Para kepala sekolah dan guru, camat, hingga keuchik adalah mereka yang telah diberikan salah satu slot masuk syurga. Namun tiket itu bisa gugur jika layanan bagi masyarakat tidak maksimal. Semua pelayan masyarakat harus dapat memberikan layanan terbaik sehingga tiket syurga itu memang benar-benar menjadi hak mereka,” kata Taqwallah.
Dia sebutkan, sedikitnya ada tiga hal yang harus dipenuhi oleh pelayan masyarakat ini, yaitu sabar, komunikatif, dan cita rasa. Sehingga akan lahir pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.
“Sebagai pemimpin kita harus sabar dalam memberi pelayanan, harus komunikatif dalam melayani ke bawah dan juga kita harus punya cita rasa. Tidak ada yang langsung sempurna. Semua perlu perbaikan. Jangan pernah kecewa dengan yang gagal. Gagal itu adalah pembelajaran,” tutur Taqwallah.
Lebih Taqwallah berharap dengan program BEREH itu, nantinya akan terbangun sikap keteladanan oleh Sekda kabupaten/kota di Aceh. Menurutnya, pada saat ASN menjadi teladan, maka manfaat besar akan dipetik langsung oleh masyarakat dalam wujud pelayanan publik yang maksimal.
“Dalam perjalanan dari satu daerah ke daerah lainnya, saya kerap terhadirkan visualisasi rakyat yang mendapatkan haknya bersebab produktivitas ASN yang bekerja di lingkungan tempat kerja yang makin bereh (bagus),” ujar Sekretaris Daerah Aceh itu.
Mendukung Program yang digagas Plt Gubernur Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri, mencoba menterjemahkan dengan menyambangi sekolah-sekolah untuk memastikan program BEREH berjalan dengan baik di daerah, bahkan si pelosok-pelosok desa di Aceh.
Saat ini, Program BEREH telah menggerakkan usaha untuk berbenah, tidak terkecuali pada lingkungan sekolah yang tersebar di seluruh Aceh. Dinas Pendidikan Aceh saat ini mengelola sebanyak 815 sekolah yang terdiri 524 Sekolah Menengah Atas (SMA), 74 Sekolah Luar Biasa (SLB), dan 217 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tersebar di 23 Kabuaten Kota se Aceh.
Secara terus terang Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri, mengaku kenapa penting BEREH di sekolah, karena sebagai tempat belajar, sekolah harus terlihat indah dan rapi agar guru dan siswanya nyaman dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Untuk itu, Rachmat Fitri telah menginstruksikan kepada 20 Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta seluruh kepala sekolah untuk membenahi lembaga pendidikan di daerahnya masing-masing. “Dengan budaya bersih, kita akan sehat dan pekerjaan menjadi nyaman untuk dilaksanakan,” katanya.
Shalat Subuh Berjamaah
BEREH itu bukan hanya bersih, estetika, dan hijau, tapi juga bereh dalam beribadah. Mulailah sesuatu dengan shalat subuh berjamaah.
Sebab salah satu tanda seorang guru atau siswa sudah beres (bahasa Aceh bereh), kalau semua pekerjaan untuk hari berjalan sudah mereka memulainya dengan shalat subuh berjamaah, ini termasuk mengajar bagi tenaga pendidik atau belajar bagi siswa.
Karena itu, kata Rachmat Fitri, dalam setiap kesempatan kunjungan kerjanya ke daerah-daerah, pihaknya selalu mengawali dengan shalat subuh berjamaah. Untuk itu, saya ingatkan kepada guru-guru, selalu mengawali aktivitas dengan melaksanakan Shalat Subuh berjamaah, sehingga apapun yang kita inginkan,Allah SWT akan meridhainya.
Selain itu, Rachmat juga meminta agar Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Dinas Pendidikan Aceh agar sabar, bercita rasa, dan komunikatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Di sejumlah sekolah, Kadisdik Aceh masih menemukan beberapa fasilitas belajar yang sudah mulai rusak dan tidak terawat. Sehingga membuat pemandangan kurang indah dipandang mata.
“Rawatlah sekolah ini seperti rumah kita sendiri, karena lebih dari setengah usia kita, kita habiskan di tempat ini dan anggaplah ini sebagai ibadah kita kepada Allah. Barang yang tidak terpakai lagi segera dibuang dan setiap dokumen penting diletakkan di tempatnya,” ujarnya.
Di sekolah-sekolah, Rachmat juga memantau sejumlah fasilitas belajar seperti kursi, meja, jendela, pintu, dan atap pada setiap ruangan belajar dan ruangan lainnya.
Rachmat bahkan mengajak kepala sekolah berkeliling di lingkungan sekolah sembari memberikan saran dan masukan agar lingkungan sekolah dapat lebih indah dan rapi. “Kepala sekolah jangan sering tugas keluar kalau tugasnya di sekolah masih belum siap. Kepsek harus menjalankan fungsi manajerial bagi seluruh warga sekolah dengan penuh tanggung jawab,” katanya.
Jika nantinya tetap tak ada perubahan, Rachmat Fitri meminta kepala sekolah meletakkan jabatannya karena dianggap tidak mampu menjalankan roda organisasi sekolah dengan baik. Menurutnya peningkatan mutu pendidikan itu dimulai dari sekolah yang nyaman bagi seluruh warganya.
“Kami akan terus memantau sekolah-sekolah yang ada di kota dan desa dengan waktu yang tidak tentu. Jika kondisinya tidak lebih baik maka kita akan memberikan sanksi,” ungkapnya.

Meski demikian, Kadisdik Aceh merasa puas sudah melihat langsung kondisi sekolah-sekolah di pelosok Aceh. “Meski masih ada kelemahan yang perlu diperbaiki bersama-sama, dia pun memberikan apresiasi terhadap sekolah yang sudah menerapkan program BEREH dan Bereh sesuai dengan perintah dari Pemerintah Aceh.
“Tetaplah menjaga lingkungan sekolah ini supaya terlihat bersih, rapi, indah dan nyaman. Kerjasama di antara Cabang Dinas Pendidikan, Pengawas, komite, Kepala Sekolah, guru, dan siswa merupakan energi besar untuk mewujudkan Aceh Carong dan Aceh Hebat,” ujarnya.

Saweue Pulo Aceh
Setelah mengecek program BEREH di sekolah-sekolah di daratan Aceh, Dinas Pendidikan kembali mengecek program BEREH pada sekolah di kepulauan ujung barat Indonesia, yaitu Pulo Aceh.
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK), Zulkifli M.Pd didampingi Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, Lila Rosnilawati melakukan lawatan bertajuk Program Saweu Pulo Aceh, pada Rabu dan Kamis (6-7/11/2019) lalu.
Kabid SMA dan PKLK Zulkifli bersama para pengawas dan kepala sekolah SMA se-Aceh Besar turun langsung memimpin kegiatan gotong royong dan bakti sosial yang dipusatkan di SMA Negeri 1 Pulo Aceh yang terletak di Pulau Nasi. Zulkifli mengatakan pihaknya berada di sini untuk mengajak para guru dan siswa di daerah kepulauan untuk dapat menerapkan program BEREH. “Hal ini sesuai dengan program dari Sekda Aceh yang telah diterapkan di seluruh Aceh,” ujarnya.
Di samping memantau kesiapan mobiler dan perangkat belajar lainnya, rombongan juga ikut bergotong royong dan menanam sejumlah pohon dan bunga di lingkungan sekolah. Hal itu dimaksudkan agar dapat memberikan kenyamanan pada saat dilaksanakan proses pembelajaran di sekolah.
“Selama dua hari di sini, kami ingin merasakan perjuangan yang dialami oleh guru-guru yang sebagian besarnya berasal dari luar pulau Aceh,” ujar Zulkifli, MPd.

Zulkifli mengatakan pihaknya berkomitmen penuh melaksanakan program safari subuh berjamaah di setiap daerah yang dikunjungi, hal itu seperti yang sudah dijalankan oleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh pada setiap kegiatan beliau di daerah.
Tanda-tanda kesuksesan, gerakan bersih sudah mulai terlihat. Selain sukses diterapkan di lingkungan SKPA, kini mulai juga diterapkan di beberapa puskesmas dan kantor kecamatan.
Dengan dukungan ASN yang berkinerja baik, semakin maksimal dalam memberi pelayanan publik, maka upaya menghadirkan inovasi yang didukung teknologi, atau usaha mewujudkan Aceh Smart Province makin mudah serta cepat diterapkan dalam kerja nyata melayani untuk membangun daerah. [adv]