PM Malaysia Anwar Ibrahim Komentar soal Pemilu 2024 di Indonesia

JAKARTA | ACEHHERALD — Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengomentari pemilihan umum atau Pemilu 2024 di Indonesia. Anwar berpesan jangan sampai pemilu di Indonesia “terlalu tajam”. Pernyataan itu disampaikan Anwar saat ditanya mengenai pelajaran yang bisa dipetik Indonesia dari politik di Malaysia yang hingga kini sulit untuk rekonsiliasi. Politik di Malaysia memang sempat terpecah belah saat partai … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

JAKARTA | ACEHHERALD  — Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengomentari pemilihan umum atau Pemilu 2024 di Indonesia.

Anwar berpesan jangan sampai pemilu di Indonesia “terlalu tajam”.

Pernyataan itu disampaikan Anwar saat ditanya mengenai pelajaran yang bisa dipetik Indonesia dari politik di Malaysia yang hingga kini sulit untuk rekonsiliasi.

Politik di Malaysia memang sempat terpecah belah saat partai politik berlomba-lomba memperebutkan kursi perdana menteri. Raja Malaysia sampai-sampai turun tangan dan menunjuk PM sendiri, yakni Anwar, karena tak kunjung menemukan suara bulat.

Terkait hal ini, Anwar mengklaim tak ada kesulitan rekonsiliasi di Malaysia. Meski sebelumnya sempat beda suara, sebagian besar partai politik menurutnya sudah “move on”. Sebab Anwar menerapkan visi-misi yang “jelas” dalam memimpin Malaysia ke depan.

“Dan saya sebagai ketua didukung oleh mereka itu (saya) kira parameter saya jelas. Tidak seperti yang saya pikirkan dulu, tidak seperti yang mereka lakukan dulu. Kita cari cara pelaksanaan yang baik,” kata Anwar.

Meski begitu, Anwar tak menampik beberapa partai sampai sekarang masih ada yang enggan bersatu. Namun, dia tak ingin ambil pusing dan tetap mantap “mengarungi” pemerintahan “bersama”.

“Ada juga beberapa partai yang enggan. Tidak apa-apa lah. Jadi kita arungi bersama. Jangan sampai terlalu tajam,” ucapnya.

Indonesia sendiri akan menggelar pemilihan umum pada 14 Februari 2024. Masa kampanye akan dihelat selama 75 hari.

Sejauh ini, sejumlah partai sudah mulai wara-wiri membentuk koalisi. Seperti misalnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar-PAN-PPP, kemudian koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang terdiri atas Gerindra dan PKB, serta NasDem-PKS-Demokrat yang sejak lama sudah ‘pendekatan’.

Pada Pemilu 2019, Indonesia sebetulnya juga sempat ‘terbelah’ seperti Malaysia. Poros pendukung Jokowi dan Prabowo Subianto, sebagai calon presiden kala itu, sangat terpolarisasi, dilansir dari CNN Indonesia.

Baca Juga:  Golkar Gelar Rapimnas Saring Nama Cawapres Prabowo Sabtu

Berita Terkini

Haba Nanggroe