Plt Sekda Aceh Besar Pantau Kesiapan RPH dan Stok Sapi Jelang Ramadhan

“Pada hari ini, masyarakat berbondong-bondong membeli daging untuk dimasak dan disantap bersama keluarga sebagai bentuk syukur. Pemerintah Aceh Besar berharap dengan adanya pemantauan ini, pelaksanaan meugang tahun ini dapat berjalan lancar dan masyarakat dapat menikmati daging dengan harga yang wajar,” tuturnya.
Plt Sekda Bahrul Jamil SSos MSi saat meninjau lapak daging ayam di Pasar Induk Lambaro, Selasa (25/92/2025) pagi. Foto MC Aceh Besar.

Iklan Baris

Lensa Warga

KOTA JANTHO I ACEHHERALD.com – Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar semakin intensif dalam memastikan ketersediaan daging bagi masyarakat, terutama dalam kaitan menyambut tradsi meugang atau mkmaugang.

Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Besar, Bahrul Jamil, S.Sos., M.Si, turun langsung memantau kesiapan Rumah Pemotongan Hewan Ternak (RPHT) serta stok sapi di Lubok Batee, Kecamatan Ingin Jaya, pada Selasa (25/2/2025).
Pemantauan tersebut bertujuan untuk memastikan proses pemotongan hewan menjelang hari meugang yang menjadi tradisi khas masyarakat Aceh sebelum memasuki Ramadhan, berjalan dengan baik. Selain itu, Sekda juga ingin memastikan bahwa stok sapi dan harga jual daging tetap stabil, sehingga masyarakat dapat menjalankan tradisi ini tanpa kendala. Kehadirannya didampingi oleh berbagai pejabat daerah, termasuk anggota DPRK Aceh Besar, Asisten II M. Ali SSos MSi, Kadis Pangan Alyadi SPi MM, Kadis  Pertanian Jafar SP MSi,  Plt Kepala Diskopukmdag Trizna Darma ST, Plt Kadis Perhubungan Dodi Trisna SSTP MSi,  Kabag Perekonomian dan SDA Setdakab Darwan Asrizal, serta unsur Forkopimcam Kecamatan Ingin Jaya.

Menurut Bahrul Jamil, peninjauan itu penting dilaksanakan, mengingat kebutuhan daging saat Meugang meningkat tajam. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah ingin memastikan pasokan sapi mencukupi dan pemotongan berjalan sesuai dengan standar kesehatan.

Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan daging menjelang Ramadhan. Selain mengecek kesiapan stok sapi, Plt Sekda Aceh Besar juga menyoroti tarif retribusi layanan di RPH Lambaro yang dinilai masih terlalu rendah.
Ia mengusulkan agar tarif tersebut dinaikkan agar lebih sebanding dengan operasional yang dilakukan oleh petugas. Saat ini, pemakaian tempat pemotongan sapi atau kerbau dikenakan tarif Rp 60.000 per ekor, sementara pemeriksaan hewan dikenakan biaya Rp 20.000 per ekor.
“Selain itu, pemakaian kandang hewan sapi atau kerbau per hari dikenakan tarif Rp 10.000 per ekor, sedangkan pemeriksaan hewan yang masuk dikenakan biaya Rp 5.000 per ekor untuk sapi atau kerbau, serta Rp 3.000 per ekor untuk kambing atau domba. Khusus untuk pemeriksaan hewan ternak yang dipotong saat Meugang, tarif yang berlaku adalah Rp 30.000 per ekor,” katanya.
Menurut Bahrul Jamil, kenaikan tarif retribusi ini diperlukan untuk meningkatkan layanan di RPH, seperti perbaikan fasilitas dan peningkatan kualitas pemeriksaan kesehatan hewan. Ia menilai bahwa tarif yang lebih realistis akan membantu meningkatkan kesejahteraan petugas serta menjamin kualitas daging yang beredar di masyarakat. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dipotong.
“Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa daging yang dikonsumsi masyarakat bebas dari penyakit dan aman dikonsumsi,” ucapnya.
Dinas Pertanian Aceh Besar yang bertanggung jawab atas kesehatan hewan terus meningkatkan pengawasan terhadap ternak yang masuk ke RPH. Kadis Pertanian Jakfar SP mengatakan bahwa setiap hewan yang akan dipotong harus melalui pemeriksaan ketat untuk mencegah penyebaran penyakit zoonosis.

Baca Juga:  MPC Pemuda Pancasila Aceh Selatan Akan Gelar Muscab IX

Meugang sendiri adalah tradisi masyarakat Aceh yang dilakukan tiga kali dalam setahun, yakni sebelum bulan Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.
“Pada hari ini, masyarakat berbondong-bondong membeli daging untuk dimasak dan disantap bersama keluarga sebagai bentuk syukur. Pemerintah Aceh Besar berharap dengan adanya pemantauan ini, pelaksanaan meugang tahun ini dapat berjalan lancar dan masyarakat dapat menikmati daging dengan harga yang wajar,” tuturnya.
Bahrul Jamil menegaskan bahwa pemerintah akan terus mengawal proses ini agar tidak ada spekulasi harga di pasar. Dengan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Pemkab Aceh Besar, masyarakat diharapkan dapat menjalankan tradisi Meugang dengan nyaman, tanpa kekhawatiran akan stok atau harga daging yang melonjak. (**)

Kata Kunci (Tags):
meugang, bahruljamil, pasar induk lambaro, rph lambaro, plt sekda

Berita Terkini

Haba Nanggroe