LHOKSEUMAWE I ACEHHERALD.com – Penjabat (Pj) Walikota Lhokseumawe Dr Imran mengomandoi gerakan gotong royong massal dan Jumat bersih di Kota Lhokseumawe. Ia ke lokasi serta menyopiri langsung escavator dan menarik sampah dan lumpur di Sungai Cot Trieng, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe pada Jumat (6/10/2023).
Aksi nyentrik Imran terjadi secara spontan. Ia secara seksama melihat aliran sungai serta penyebab air tidak lancar mengalir. Lalu, orang nomor satu Pemko Lhokseumawe itu naik ke kabin kemudi alat berat dan mengoperasikannya. “Mantap juga pak wali kita nih,” ujar warga di lokasi itu.
Desa Cot Trieng terutama rawa-rawanya pernah viral saat konflik Aceh. Sekarang kondisinya sudah berubah. Tidak ada lagi hutan atau tanaman rawa. Lokasi itu sudah disulap menjadi sawah produktif serta ditengah rawa terdapat satu sungai yang menjadi penopang suplai air ke sawah. Pohon Enceng Gondok menutup permukaan air dan sudah dibersihkan.
Terkait gotong royong, Pj Walikota Lhokseumawe Dr Imran tidak mau setengah-setengah. Ia datang dan melihat sendiri DAS sungai lalu mengerahkan OPD untuk datang ke lokasi dan melakukan pengerukan. Upaya ini dilakukan untuk meminimalisir banjir.
Dalam berita sebelumnya, gerakan Pemko Lhokseumawe menggerakkan ASN bergotongroyong diapresiasi oleh anggota DPRK Lhokseumawe. Azhar Mahmud dari Partai Nasdem memuji langkah Dr Imran. Hasil gerakan Jumat bersih sudah membuahkan hasil berupa banjir genangan di jalan masuk dan keluar Lhokseumawe sudah berkurang.
Sementara itu empat sungai di tiga kecamatan dalam wilayah Kota Lhokseumawe sudah dikeruk oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Lhokseumawe. Pendangkalan sungai mulai diantisipasi dengan cara mengangkat sampah serta menormalkan kembali sehingga air bisa lancar mengalir sampai ke muara.
Kepala Dinas PUPR Lhokseumawe Safaruddin ST MT kepada Acehherald.com, Jumat (6/10/2023) mengatakan, menjelang musim penghujan serta mengantipasi banjir dan genangan dalam wilayah pemko Lhokseumawe pihaknya melakukan berbagai langkah.
Pihaknya telah melakukan monitoring dan evaluasi beberapa titik rawan banjir di empat kecamatan yang ada seperti di
Kecamatan Muara Satu di wilayah Gampong Cot Trieng sering banjir di akibatkan alur sungai di daerah tersebut terjadi pendangkalan akibat penyempitan aliran sungai, sedimentasi dan semak-semak sampah yang menumpuk di daerah aliran sungai. Perlu dilakukan penggerukan dan normalisasi alur-alur tersebut.
Sedangkan untuk Sungai Kreueng Geukueh ujar Safaruddin kondisi sekarang juga terjadi pendangkalan di muara/hilir sehingga kedepannya bisa dilakukan pengegerukan muara sehingga air dari wilayah Cot Trieng dan Ujong Pacu bisa lancar mengalir ke muara.
Kemudian di Kecamatan Muara Dua ujar Safaruddin untuk saluran primernya juga terjadi sedimentasi dan sampah dalam saluran yang cukup banyak sehingga dilakukan normalisasi dan pembersihan di saluran primer dimaksud.
Lalu di Kecamatan Blang Mangat titik rawan banjir sering terjadi di Gampong
Mane Kareung, Asan Kareng, Keude Punteut dan Gampong Blang buloh. Banjir diakibatkan oleh penyempitan daerah aliran sungai, sedimentasi dan tumpukan sampah dalam Sungai Alue Raya. “Upayanya kita lakukan penggerukan dan pembersihan sampah di daerah aliran sungai tsb. Sedangkan untuk sungai Krueng Blang Buloh sedang kita lakukan penggerukan dan normalisasi sungai,” katanya.
Kondisi di Kecamatan Banda Sakti titik genagan di wilayah Gampong Hagu Teungoh, Hagu Selatan, Tumpok Teungoh, Kutablang dan Gampong Kota. Umumnya saluran-saluran sekunder yang ada dalam wilayah gampong dimaksud dilakukan normalisasi dan pembersihan dari sedimen-sedimen dan sampah yang ada dalam saluran, ujar Safaruddin.