BLANGPIDIE I ACEHHERALD.com – Sampah yang menumpuk selama enam hari terakhir di kawasan Kota Blangpidie, ibukota Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), akhirnya, Selasa (1/10/2024) mulai diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Desa Ikue Lhueng, Kecamatan Jeumpa.
Persoalan tumpukan sampah yang menggunung di banyak titik dalam ‘kota dagang’ tersebut, akhirnya bisa teratasi setelah Penjabat (Pj) Bupati Abdya, Ir. Sunawardi, M.Si., turun tangan.
Pj Bupati memerintahkan Badan Keuangan Kabupaten setempat untuk mempercepat proses pencairan amprahan tagihan biaya BBM (bahan bakar minyak) armada sampah yang diajukan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim-LH) setempat.
Seperti diketahui, tagihan BBM untuk armada sampah tidak dicairkan Badan Keuangan setempat selama dua bulan, Agustus-September 2024, tanpa sebab yang jelas. Sehingga pihak SPBU tidak bersedia lagi melayani pengisian BBM untuk armada angkutan sampah sebagaimana dilakukan selama ini.
Buntutnya, sejak Kamis, tanggal 26 September 2024 lalu, lima unit armada yang selama ini secara runtin mengakut sampah dalam kawasan Kota Blangpidie dan Kecamatan Susoh, tidak bisa beroperasi.
Sampah pun menggunung, seperti di kawasan Kecamatan Susoh, di lokasi RSUD Teungku Peukan di Padang Meurantee, Susoh.
Kondisi buruk tersebut mendapat sorotan keras sejumlah tokoh masyarakat yang mempertanyakan kinerja petugas pada instansi yang menangani sampah.
Sampah yang menggunung di sejumlah titik menebar aroma busuk, terutama tumpukan sampah di Jalan H. Ilyas, kawasan Pasar Blangpidie, yang berasal dari sisa sayuran, sehingga dikeluhkan warga.
Entah muncul sorotan dan keluhan dari banyak pihak, Pj Bupati Sunawardi, akhirnya turun tangan dengan melakukan intervensi ke Badan Keuangan Kabupaten Abdya untuk memproses tagihan pembayaran BBM armada sampah.
Badan Keuangan Kabupaten, akhirnya mencairkan amprahan atau tagihan anggaran BBM yang macet selama dua bulan terakhir dengan jumlah tagihan mencapai Rp 50 juta lebih. Menurut keterangan, Badan Keuangan mentransfer anggaran BBM tersebut ke rekening SPBU pada Selasa (2/10/2024) dan pihak SPBU kembali melayani pengisian BBM armada sampah.
“Tunggakan pembayaran BBM armada sampah di SPBU sudah dibayarkan. Mulai hari ini (Selasa, 2/10/2024), seluruh armada mulai beroperasi mengangkut sampah yang menumpuk di sejumlah titik lokasi dalam Kota Blangpidie dan Susoh,” kata Pj Bupati Sunawardi kepada Aceh herald.com.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perkim-LH Kabupaten Abdya, Rahwadi AR, ST., seluruh armada sampah dikerahkan, terdiri dari 1 unit truk besar, 6 unit truk sedang, 2 unit pik-up dan 2 unit Amroll truk (armada container) serta 5 unit becak mesin.
Rahwadi AR, yang juga menjabat Plt Asisten Administrasi Umum pada Sekdakab Abdya menjelaskan kegiatan pengangkutan sampah berlangsung hingga Selasa menjelang magrib.
Sampah yang menumpuk di sedikitnya di lima titik lokasi Jalan H. Ilyas, kawasan Pasar Blangpidie diangkut sampai empat kali bolak-balik.
Demikian juga sampah yang menggunung di titik lokasi Jalan Selamat atau lokasi bersebelahan dengan Kantor Bank Aceh Syariah Blangpidie, titik lokasi Jalan Perdagangan, Jalan Pendidikan, Jalan Persada, terutama depan SD Negeri 2 Blangpidie di Desa Kedai Siblah sampai Jalan Iskandar Muda atau kawasan Desa Geulumpang Payong, sudah diangkut seluruhnya.
“Kalau pun masih ada yang belum terangkut, akan dilanjutkan besok (Rabu-3/10/2024). Selama dua hari ini, kita fokus membersihkan tumpukan sampah dalam kawasan Kota Blangpidie, dan Susoh. Sedangkan sampah yang belum diangkut di kecamatan akan dilaksanakan pada hari berikutnya,” ungkap Rahwadi AR.
Lebih lanjut Kepala Dinas Perkim dan LH Abdya itu menjelaskan, produksi sampah tidak sebanding dengan persediaan armada sampah.
Produksi sampah di Blangpidie dan Susoh sekitar 10 ton per hari, malah pada bulan Ramadhan dan Lebaran bisa mencapai 15 ton per hari, sementara armada hanya enam unit, termasuk armada ukuran sedang. Itupun kondisinya sudah tua, berumur 10 sampai 15 tahun, sehingga kerap terjadi kerusakan ringan yang harus segera diatasi.
Penulis: Zainun Yusuf (Aceh Barat Daya)