
CILACAP | ACEH HERALD
KALAU ini terbukti, citra Korps Bhayangkara bisa jadi tercoreng moreng. Adalah Mulyono seorang pengusaha jamu mengaku jadi korban pemerasan seorang oknum polisi level perwira menengah yang diakui bertugas di Mabes Polri, dengan nilai yang diakui mencapai di atas enam miliar.
Insiden laporan atas dugaan pemerasan itu terjadi di Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Kapolres Cilacap AKBP Derry Agung Wijaya, ketika dikonfirmasi belum dapat memberikan keterangan terkait dugaan pemerasan tersebut. “Kita masih dalami dan pulbaket (pengumpulan bahan dan keterangan) kegiatan tersebut,” tulis Derry melalui pesan singkat kepada awak media.
Sementara secara terpisah, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri juga menyelidiki ihwal informasi laporan dugaan pemerasan itu. “Sedang dilakukan penyelidikan oleh Propam,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono kepada awak media, Selasa (6/10/2020).
Terkait laporan dugaan pemerasan tersebut, ratusan orang yang terdiri dari perajin dan pekerja jamu tradisional di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menggelar demo di lapangan Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, Cilacap, Senin (5/10/2020). Dalam demo itu terdengar tuntutan agar oknum polisi yang dilaporkan itu diproses secara hukum.
Mulyono, seorang pelaku usaha jamu tradisonal yang mengaku menjadi korban mengatakan, para pengusaha jamu itu dituduh melanggar aturan dalam memproduksi jamu tradisional. “Kami tiba-tiba didatangi oknum dari Mabes Polri, kemudian kita dibawa ke sana. Setelah di sana ditahan satu, dua atau enam hari kemudian dilepas dan dimintai uang yang totalnya miliaran rupiah ,” kata Mulyono kepada wartawan seusai aksi di desa setempat, Senin.(*)
PENULIS : */NURDINSYAM