Pemerintah Aceh Upayakan Ekspor CPO dari Aceh

BANDA ACEH I ACEHHERALD – Pemerintah Aceh melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) saat ini sedang menjajaki eksport crude palm oil (CPO) dari Aceh. Dengan harapan keberadaan pelabuhan eksport itu secara langsung bisa menghidupkan ekonomi rakyat sebagai dampak dari multyflier effect, khususnya dari sisi keekonomian. Hal itu diungkapkan Kadis Perindag Aceh, Ir Muhammad Tanwier MT, … Read more

Pelabuhan Kruenggeukueh, Lhokseumawe. Foto Ist

Iklan Baris

Lensa Warga

BANDA ACEH I ACEHHERALD – Pemerintah Aceh melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) saat ini sedang menjajaki eksport crude palm oil (CPO) dari Aceh. Dengan harapan keberadaan pelabuhan eksport itu secara langsung bisa menghidupkan ekonomi rakyat sebagai dampak dari multyflier effect, khususnya dari sisi keekonomian.

Hal itu diungkapkan Kadis Perindag Aceh, Ir Muhammad Tanwier MT, kepada acehherald.com, Senin (18/07/2022) petang kemarin. Menurut pria yang lazim disapa oleh koleganya, Baong itu, pihaknya telah melakukan beberapa langkah awal untuk itu. Termasuk memetakan potensi CPO di Aceh. Berdasarkan data yang ada, terdapat 54 pabrik CPO di Aceh, yang dimiliki oleh perusahaan perkebunan dan perorangan. “Itu adalah potensi luar biasa, yang jika dimanfaatkan secara maksimal akan mendatangkan keuntungan secara ekonomi untuk pemerintah dan rakyat,” kata Baong.

Muhammad Tanwier

Menurut Baong, langkah koordinasi telah dilakukan dengan Jakarta, termasuk kesediaan Pemerintah Aceh atau pihak yang ditunjuk oleh Jakarta, untuk memonitor penerapan kebijakan DMO (Domestic Market Obligation) sebanyak 20 persen dari total produksi CPO yang ada. “Kita akan patuhi ketentuan itu, karena ini menyangkut kebijakan nasional serta untuk mengamankan ketersediaan bahan baku di dalam negeri,” tandas Baong.

Ketika ditanya menyangkut lokasi pelabuhan eksport tersebut, Baong mengatakan jika Pelabuhan Samudera Krueng Geukueh menjadi alternatif utama. Pelabuhan itu dinilai telah memiliki fasilitas standar untuk pelahuban eksport CPO, seperti gudang dan lainnya.

Selain itu, letak Kruenggeukueh juga dapat dijangkau dari seantero Aceh, terutama lintas timur. Dengan demikian, CPO Aceh tak mesti melalui pelabuhan Belawan di Sumut. “Kebijakan ini bukan hanya untuk kemandirian ekonomi Aceh, namun juga terkait lebih terpeliharanya infrastruktur jalan di Aceh, karena tak ada lagi lalu lalang truk kelebihan tonase dari dan ke Medan, karena pelabuhan itu bisa saja difungsikan untuk pembawaan material dari dan ke luar Aceh, hingga tak tergantung lagi dengan Sumut,” tandas Muhammad Tanwier.

Baca Juga:  Satu Tahun Indonesia Terang, Terimakasih Hj Rizayati

Nantinya, pelabuhan eksport itu bukan hanya untuk CPO namun bisa saja digunakan untuk material lainnya.

Berita Terkini

Haba Nanggroe