Pelepasan Burung Belibis di Waduk Paya Nie Tanda Ditutupnya Rangkaian HUT PT PIM

Selain pelepasan sepasang burung dilokasi objek wisata tersebut, juga dilakukan penanaman pohon aren disekitar bantaran waduk tersebut.
Dirut PT PIM Budi Santoso Syarif didampingi Dirut PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi melepas sepasang Burung Belibis di Waduk Paya Nie. Foto : Ist

Iklan Baris

Lensa Warga

BIREUEN I ACEHHERALD.com – Pelepasan sepasang burung belibis di Waduk Paya Nie Gampong Blang Mee, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Ahad (25/02/24), menandai ditutupnya rangkaian kegiatan HUT PT PIM Ke 42 tahun.

Pelepasan burung yang juga disebut Burung Ara berhabitat dirawa-rawa ini merupakan wujud kepedulian PT PIM dalam upaya konservasi lahan basah. Selain pelepasan sepasang burung dilokasi objek wisata tersebut, juga dilakukan penanaman pohon aren disekitar bantaran waduk tersebut.

Burung belibis sendiri yang berdasarkan penelusuran Wikipedia disebut juga dengan Dendrocygna, burung ini masuk kedalam  kelompok unggas berparuh datar (Anseriformes) yang dapat mengeluarkan suara seperti siulan.

Karena kekhasan ini, dalam bahasa Inggris ia dikenal sebagai whistling duck (“itik bersiul”). Sebagai anggota suku Anatidae, belibis memiliki kedekatan genetik dengan itik.

Di beberapa tempat di Indonesia, khususnya yang berawa-rawa, burung belibis memang diternakkan.

Belibis goreng adalah menu alternatif bebek goreng yang disukai orang.

Dirut PT PIM, Budi Santoso Syarif yang didampingi Dirut PT Pupuk Indonesia (Persero) mengatakan, salah satu lokasi lahan basah yang ingin diperkenalkan adalah objek wisata waduk Paya Nie ini yang merupakan inovasi sosial yang didukung serta dibawah binaan PT PIM bersama Aceh Wetland Foundation (AWF) bersama mitra lainnya, dengan tujuan melestarikan waduk tersebut dan juga mengembangkan masyarakat setempat.

“Waduk ini adalah salah satu contoh yang kami tunjukkan, terkait upaya dukungan kita  PT PIM untuk konservasi lahan basah, pelestarian waduk dan juga pengembangan masyarakat sekitar,” ujar Budi dihadapan Dirut PT Pupuk Indonesia.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan agenda kunjungan ini juga untuk melihat langsung apa saja yang telah dilakukan oleh PT PIM di Gampong Blang Mee ini terkait program PT PIM.

Baca Juga:  IGI Diminta Bersinergi mewujudkan Program Unggulan Aceh Carong

“Kita komitmen untuk terus menjalankan program PT PIM bersama gampong mitra lainnya, dan program-program tersebut akan terus kita langsungkan secara kontinue,” ungkap Budi.

Target program ini, lanjutnya adalah mengembangkan gampong dan masyarakat dengan program-program ekowisata, seperti Beujroh Purun dan Penangkaran Ikan Gabus, sebab keberadaan lahan basah seperti yang ada di Blang Mee dan lokasi lainnya sangat berperan penting bagi PT Pupuk Iskandar Muda.

Sementara itu, AWF Aceh yang diwakili oleh H Yusmadi Yusuf mengatakan, dalam peringatan hari Weatland sedunia AWF menggelar pameran produk dan situs lahan basah selama tiga hari, Jum’at sampai Minggu.

Dengan menggelar beberapa kegiatan yang dilaksanakan diseputaran objek wisata Waduk Paya Nie, yaitu pameran aneka produk makanan dan minuman, pameran kerajinan tangan dengan menggunakan bahan baku berasal dari tumbuhan lahan basah yang ada diwaduk tersebut.

“Disamping kegiatan pameran, kita juga menggelar acara nonton bareng filem jaring kosong Paya Nie melalui kegiatan ruang edukasi,” ujar Yusmadi.

Penulis : Robby

Kata Kunci (Tags):
hut pt pim, konservasi lahan basah, pelepasan burung, burung belibis, waduk paya nie, bireuen, pt pupuk indonesia,

Berita Terkini

Haba Nanggroe