Nova; Peringatan Tsunami, Sarana Edukasi Terbaik untuk Anak Cucu

BANDA ACEH | ACEHHERALD.com– Peringatan musibah maha dahsyat yang menghantam Aceh, gempa dan tsunami 26 Desember 2004 silam yang digelar setiap tahun adalah salah satu upaya Pemerintah Aceh, untuk mengedukasi generasi penerus untuk selalu siaga dan tangguh bencana, karena sebagaimana diketahui, Indonesia, khususnya Aceh adalah daerah yang berada dalam kawasan cincin api dunia. Hal tersebut … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, didampingi Istri Dyah Erti Idawati memberikan santunan kepada anak yatim pada acara puncak peringatan 17 tahun tsunami Aceh di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Minggu (26/12/2021).

BANDA ACEH | ACEHHERALD.com–

Peringatan musibah maha dahsyat yang menghantam Aceh, gempa dan tsunami 26 Desember 2004 silam yang digelar setiap tahun adalah salah satu upaya Pemerintah Aceh, untuk mengedukasi generasi penerus untuk selalu siaga dan tangguh bencana, karena sebagaimana diketahui, Indonesia, khususnya Aceh adalah daerah yang berada dalam kawasan cincin api dunia.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Aceh Nova Iriansyah pada acara puncak peringatan 17 tahun tsunami Aceh, yang tahun ini dipusatkan di Lapangan Parkir Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Minggu (26/12/2021).

Gubernur menjelaskan, edukasi tetap menjadi poin utama dalam setiap peringatan tsunami. Selain itu, secara keilmuan kita harus sadar terhadap fenomena alam dan mengajarkannya kepada anak cucu.

“Karena mencegah bencana alam tentu tidak bisa, tapi mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh bencana alam tentu bisa. Nah hal inilah yang menjadi inti dalam setiap peringatan tsunami. Selain itu, kita juga ingin menjadikan tsunami ini sebagai pariwisata scientifik, pariwisata sejarah dan pariwisata fisik alam sebagai pelajaran penanggulangan fenomena alam kepada anak cucu,” kata Nova.

Gubernur Aceh Nova Iriansyah

Untuk itu Nova mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk menjadikan momentum peringatan tsunami sebagai sarana untuk muhasabah diri.

“Tidak terasa, tujuh belas tahun sudah kita memperingati musibah Gempa dahsyat dan Tsunami, yang terjadi 26 Desember 2004 lalu. Setiap tahun, sebagaimana pada hari ini, kita kembali bertafakur, menundukkan kepala, melakukan refleksi, berdzikir, mengirimkan doa-doa terbaik kepada para syuhada yang telah mendahului kita,” kata Nova.

“Tsunami 17 tahun lalu tentu tidak kita sangka-sangka. Musibah ini telah membuka mata banyak pihak untuk terus mencari cara agar kita makin giat mengedukasi generasi penerus untuk bersiaga atas bencana yang mungkin timbul. Ikhtiar ini tak mungkin dilakukan hanya oleh Pemerintah saja. Kita harus siap berkolaborasi dan bersama-sama melakukan yang mungkin kita perbuat, sesuai keahlian dan kemampuan masing-masing,” imbau Nova.

Baca Juga:  Seksi 5 dan 6 Beroperasi tanpa Tarif, Jalan Tol Sigli-Banda Aceh Waktu Tempuh 1 Jam Saja

Selain itu, sambung Gubernur, sebagai makhluk beragama, maka bila ada tantangan yang mungkin menghadang, kita semua , tentu akan mencari solusi agar tangguh menghadapinya dengan memohon pertolongan Allah.

Salah satu peninggalan tsunami di Lampulo, Banda Aceh, sebuah boat ikan berada di atas rumah penduduk.

“Insya Allah, kegiatan dzikir dan do’a bersama, ziarah, tausiyah, santunan anak yatim, serta kegiatan pendukung lainnya pada peringatan kali ini, semakin menguatkan kita untuk senantiasa bersyukur dan terus bergerak maju ke masa depan Aceh yang lebih baik. Aceh hebat yang semakin damai dan sejahtera,” kata Nova.

Gubernur juga mengajak masyarakat Aceh untuk mengenang kembali jasa serta keterlibatan warga dunia terhadap upaya rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pasca tsunami.

“Kita tentu harus berterima kasih dan mengingat bagaimana saudara-saudara kita, pemerintah dan masyarakat berbagai suku bangsa di nusantara serta komunitas internasional, segera turun tangan meringankan beban derita kita 17 tahun silam. Terlalu banyak bila kita sebut di sini nama individu, perusahaan, organisasi masyarakat dan personal sejagat dari berbagai benua, yang telah membantu kita,” kata Nova.

“Kita semua tentu yakin, bahwa mereka paham, bagaimana kita sangat berterima kasih dan senantiasa mengingat segala kebaikan mereka. Dan kita pun dengan tulus mendoakan agar mereka senantiasa dilindungi Allah dan menerima imbalan setimpal, sesuai amal dan perbuatannya,” sambung Gubernur.

Untuk diketahui bersama, pasca tsunami setidaknya ada 53 negara yang telah berkontribusi pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh yang sempat luluh lantak.

Sebagai bentuk terima kasih kepada lembaga dan negara donor, Pemerintah dan masyarakat Aceh memberikan apresiasi kepada negara-negara tersebut yang secara simbolik diabadikan dalam bentuk monumen “thanks to the world” dan prasasti “thank you and peace” yang mencantumkan nama dan bendera negara, serta ekspresi rasa syukur dalam bahasa masing-masing negara bersangkutan.

Gubernur mengajak masyarakat untuk menjaga Monumen yang berada di sepanjang “jogging track” Lapangan Blang Padang, Banda Aceh itu, sebagai salah satu wujud terima kasih masyarakat Aceh pada masyarakat dunia yang telah membantu kita bangkit.

Baca Juga:  Akhir Cerita Salah Blokir Rekening Gegara Nama Sama dengan Tersangka KPK

Tangguh bencana

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga mengingatkan, bahwa hal terpenting dari seluruh rangkaian acara peringatan 17 tahun tsunami adalah perlunya semua pihak untuk memetik hikmah atas musibah yang telah lalu. Dan, dengan penuh kesadaran senantiasa bersiap siaga atas segala risiko bencana yang mungkin terjadi.

“Selayaknya tetap kita simpan dalam kesadaran dan ingatan, bahwa negeri kita berada di Jalur Cincin Api dunia. Nanggroe Aceh yang bertuah ini, berada di depan sebuah megathrust atau patahan raksasa aktif, yang setiap saat dapat saja bergerak dan menimbulkan bencana,” ujar Nova mengingatkan.

Karena itu, sambung Nova, dibutuhkan kolaborasi, bersama-sama bekerja, saling topang dalam semua ikhtiar terbaik bagi kemajuan masyarakat dan negeri.

“Dengan keterlibatan semua pihak, kita akan dapat membantu masyarakat untuk bangkit dan berdaya. Kita akan selalu siaga menghadapi risiko bencana, menjadi tangguh bersama-sama,” pungkas Nova.

Dalam kegiatan yang juga dihadiri oleh Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan sejumlah anggota DPR RI serta unsur Forkopimda Aceh itu, Gubernur didampingi Istri Dyah Erti Idawati juga menyerahkan santunan kepada 60 anak yatim, yang secara simbolis diserahkan kepada 17 anak yatim, sebagai simbol pengingat 17 tahun tsunami.

Peringatan 17 tahun tsunami Aceh juga diisi dengan Tausyiah singkat dari penceramah sekaligus ahli geologi Ustadz Faizal Andriansyah. Dalam Tausyiahnya, Ustadz Faizal menyampaikan sejumlah kejadian dan fenomena alam yang mungkin terjadi, khususnya di nusantara yang berada pada jalur cincin api dunia.

“Upaya mengedukasi masyarakat dan generasi penerus adalah sebuah keharusan, karena hanya dengan pemahamanlah masyarakat dapat meminimalisir risiko bencana,” ujar Ustadz Faizal.

Ustadz Faizal juga sempat mengutip Surat Al Fiil. Ustadz Faizal mengungkapkan, surat ini menggambarkan bagaimana Allah memberi pelajaran dan gambaran kepada Rasulullah, tentang kondisi kota Mekah pada masa kelahiran Rasulullah.

Berita Terkini

Haba Nanggroe