Muslim Yakob Berharap Harga Gula Turun Awal Ramadhan

BANDA ACEH – ACEHHERALD.com Harga gula kristal yang melambung lebih sebulan yang lalu diharapkan bisa normal kembali pada awal bulan Ramadhan 1441 Hijrah, kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Muslim Yakob, MPd. Harga Eceran Tertinggi (HET) gula kristal di Aceh, sesuai ketetapan pemerintah Rp 12.500 per kg. Tapi karena faktor adanya kelangkaan … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Harga gula kristal di Pasar Seutui, Banda Aceh, hingga Senin (20/4/2020) dijual dengan harga Rp 19.000 per kg. Stok ada. Tapi harga masih mahal. FOTO ACEHHERALD.COM/M NASIR YUSUF

BANDA ACEH – ACEHHERALD.com

Harga gula kristal yang melambung lebih sebulan yang lalu diharapkan bisa normal kembali pada awal bulan Ramadhan 1441 Hijrah, kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Muslim Yakob, MPd.

Harga Eceran Tertinggi (HET) gula kristal di Aceh, sesuai ketetapan pemerintah Rp 12.500 per kg. Tapi karena faktor adanya kelangkaan gula akibat produksi yang menipis dan transportasi yang terkendala disebabkan adanya wabah corona, saat ini harga gula di Aceh masih bertahan di level menengah, antara Rp 19.000 – Rp 20.000 per kg.

Diakui, harga Rp 20.000 per kg gula kristal ini sudah turun dari harga tertinggi yang pernah terjadi di Aceh hingga mencapai Rp 22.000 per kg.  Namun itu masih tetap mahal dibandingkan dengan HET.

Seorang pedagang sembako di Pasar Seutui, Banda Aceh, yang dihubungi Acehherald.com, Senin (20/4/2020) mengaku hingga saat ini kami menjual harga gula kristal Rp 19.000 per kg. “harga ini memang turun sedikit dibanding pada saat krisis sebelumnya yang mencapai Rp 20.000 per kg,” katanya.

Dikatakan, pihak terpaksa menjual gula dengan harga di atas Harga Eceran Tertingi (HET), karena mereka saat ini menebus gula ke penyalur juga mahal. “Sebelum harga gula bergejolak, kami bahkan menjual gula kristas masih di bawah HET, Rp 12.000 per kg. Sedangkan HET untuk Banda Aceh Rp 12.500 per kg,” katanya,

Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Muslim Yakob M.Pd

Untuk mengatasi melonjaknya harga gula di Tanah Rencong, Muslim Yakob mengakui Dinas Perindag Aceh sudah menyurati Menteri Perindustrian dan Perdagangan agar pasokan gula bersubsidi lewat Bulog  untuk Aceh menjadi prioritas. “Kita sudah menyurati Menteri Perindag. Alhamdulillah, Menperindag menanggapi permintaan kita untuk segera melaksanakan pasokan gula bisa dilakukan secepatnya,” kata Muslim Yakob.

Baca Juga:  Abrasi Ancam Pemukiman, TNI dan Warga Gotong Royong Perbaiki Tanggul

Dikatakan, untuk Menteri Perindag sudah mengirim surat ke pabrik produsen gula untuk segera mengolah gula konsumsi kebutuhan masyarakat berdasarkan surat Nomor : 306/M-DAG/SD/3/2020. Surat bertanggal  30 Maret 2020 itu yang menugaskan Produsen Gula Rafinasi untuk Memproduksi Gula Konsumsi untuk kebutuhan masyarakat.

Dalam surat yang ditandatangani Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemenperindag, Sunanto tanggal 30 Maret 2020, selain meminta produsen untuk menambah produksi, pihaknya juga menambah wilayah pendistribusian kepada masing-masing produsen.

Untuk kebutuhan Aceh, misalnya, tambah Muslim Yakob, selain bisa memasok dari pabrik gula Medan Sugar Industri dengan merek Raja Lebah (Sumatera Utara), juga bisa dipasok dari produsen Sugar Labinta Lampung dengan merek Sukses, dan PT Berkah Manis Makmur Cilegon dengan merek Merpati.

Lewat tiga pabrik itu, tambah Plt Kadis Perindustrian dan perdagangan Aceh sangat mengharapkan Bulog sebagai penyangga kebutuhan bahan pokok bisa segera mendatangkan 1200 ton gula untuk Aceh.

Diakui, saat ini memang Aceh memiliki stok gula kristal sebanyak 500 ton dan akan segera masuk lagi sebanyak 500 ton lewat perusahaan distributor.

Namun, karena perusahaan distributor masih membeli gula di luar Aceh dengan harga yang tinggi, harga jual di Aceh juga belum bisa turun sampai ada pasokan gula bersubsidi yang ditangani Perum Bulog.

 

Penulis  : M Nasir Yusuf

Berita Terkini

Haba Nanggroe