Meugang Sambut Idul Adha di Abdya, Harga Daging Capai Rp 200 Ribu/Kg, Sepi Pembeli Diduga Imbas PMK

BLANGPIDIE| ACEH HERALD – DI tengah merebak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), pedagang tetap melakukan penyembelihan hewan ternak kerbau dan sapi untuk memenuhi permintaan kebutuhan daging meugang Hari Raya Idul Adha 1443 H/2022 M. Sesuai Surat Edaran Bupati Abdya, pelaksanaan hari meugang Idul Adha 1443 H jatuh hari Jumat … Read more

Warga berjualan daging meugang di Abdya. Foto Zainun Yusuf.

Iklan Baris

Lensa Warga

BLANGPIDIE| ACEH HERALD – DI tengah merebak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), pedagang tetap melakukan penyembelihan hewan ternak kerbau dan sapi untuk memenuhi permintaan kebutuhan daging meugang Hari Raya Idul Adha 1443 H/2022 M.

Sesuai Surat Edaran Bupati Abdya, pelaksanaan hari meugang Idul Adha 1443 H jatuh hari Jumat (8/7/2022), hari ini.

Masih berdasarkan SE Bupati tersebut, setiap hewan ternak kerbau yang disembelih diwajibkan memeriksa kesehatan sehingga bebas dari penyakit, terutama PMK.

Seperti hari meugang sebelumnya, pedagang melakukan penyembelian ternak kerbau dan sapi di tempat tertentu, kemudian dagingnya dipasarkan di lokasi mudah dijangkau warga atau pembeli.

Di Blangpidie, misalnya, lokasi pemasaran daging yang dipilih pedagang antara lain di pinggir Jalan Persada Gampong Kedai Siblah, Jalan Manyang Gampong Meudang Ara, Jalan Iskandar Muda Gampong Geulumpang Payong dan Gampong Keude Paya.

Pemasaran daging meugang di Kecamatan Susoh, terutama di pinggir Jalan Raya Letkol BB Djalal Gampong Pantee Pirak dan Gampong Pawoh, Padang Baru dan Pulau Kayu.

Pantauan Aceh Herald.com, meskipun kabar PMK menyerang sejumlah ternak di Abdya, pedagang tetap menjual daging dengan harga tinggi.

Harga daging ditawarkan pada Jumat pagi menyentuh Rp 200.000 per kilogram (kg), baik daging kerbau dan sapi. Namun, minat beli jauh berkurang dibandingkan sebelum merebak PMK.

Pembeli daging meugang tampak sepi di Abdya. Foto Zainun Yusuf.

Entah karena sepi pembeli, sejumlah pedagang menurunkan harga daging yang ditawarkan menjadi Rp 180.000 per kg pada pukul 09.00 Wib, tadi. Tapi, masih banyak pedagang tetap bertahan dengan harga semula.

Salah seorang pedagang Saipul mengakui kalau pembeli jauh berkurang. Penyebabnya, bukan imbas PMK, melainkan daya beli masyarakat berkurang drastis.

Baca Juga:  Pidie Masih Berlakukan Belajar dari Rumah

Hal ini dikatakan merupakan dampak anjlok harga produksi perkebunan, khususnya TBS kelapa sawit, sekarang ini dihargai hanya berkisar Rp 650 sampai Rp 700 per kg di tingkat petani.

Sementara pedagang mengaku harus menjual daging seharga Rp 200.000 per kg, dikarenakan harga kerbau dan sapi hidup masih relatif tinggi.

Sedangkan ternak kerbau dan sapi yang disembelih, menurut Saipul dijamin bebas dari PMK berdasarkan pemeriksaan kesehatan. Dia mengakui kalau pembeli kali ini jauh berkurang.

Beberapa warga mengaku enggan membeli daging hari meugang kali ini karena khawatir ternak disembelih terserang PMK. “Kendati ternak terserang PMK sudah dijelaskan masih aman dikonsumsi, tapi kita cemas juga,” warga Kedai Siblah, Blangpidie. Lalu, warga ini mengaku beralih membeli daging ayam potong dan ayam kampung.

 

Cut Adi, salah seorang pedagang di Pasar Blangpidie mengaku kalau permintaan ternak ayam meningkat tajam sejak beberapa hari jelang hari raya Idul Adha.

Tinggi permintaan sehingga stok ayam yang tersedia di pasaran menjadi terbatas, terutama ayam kampung, sehingga mendorong kenaikan harga. Lagi pula, stok ayam kampung sulit diperoleh.

Kalau pun ada, katanya, harga jual oleh masyarakat naik hampir dua kali lipat. “Kita akhirnya juga menjual dengan harga tinggi,” kata Cut Adi.

Ayam kampung jantan ukuran 1,5 kg dijual Rp 200.000 dari sebelumnya Rp 120.000. Ayam betina sebelumnya Rp 60.000 naik menjadi Rp 110.000 per ekor.

Karena permintaan ayam kampung meningkat drastis, Cut Adi mengaku banyak langganan tidak terlayani. “Habis, bagaimana kalau ayam kampung habis stok,” katanya.

Harga ayam yang masih standar adalah ayam potong Rp 60.000 per ekor ukuran 1,3 kg. Tapi itik serati juga meningkat dari Rp 200.000 menjadi Rp 250.000 sampai Rp 260.000 per ekor.

Baca Juga:  Rizal Syahyadi Terpilih Kembali Sebagai Direktur PNL

Harga Daging Mulai Turun

Informasi diperoleh Aceh Herald.com bahwa harga daging kerbau dan sapi mulai bergerak menjelang waktu Jumat tadi.

Dari Rp 200.000 per kg menjadi Rp 180.000, malah sejumlah pedagang menjual daging Rp 150.000 per kg, namun pembeli masih bergeming.

Banyak warga beralih mengkonsumsi daging ayam, itik, malah cukup konsumsi ikan basah saja sebagai menu meugang hari raya Idul Adha tahun ini.(*)

 

Penulis: Zainun Yusuf (Aceh Bsrat Daya)

Berita Terkini

Haba Nanggroe