Menyoal Penetapan Dirut Bank Aceh Syariah di FGD Forum Pemred SMSI Aceh

BANDA ACEH | ACEHHERALD – Tinggal menghitung hari penetapan Direktur Utama (Dirut) Bank Aceh Syariah (BAS) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akan dilaksanakan. Masyarakat Aceh tetap berharap Dirut nya harus orang Aceh tulen yang berdomisili di daerah ini. Masih gonjang ganjing siapa nantinya yang bakal terpilih sebagai Dirut BAS, apakah orang Aceh atau luar? … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

BANDA ACEH | ACEHHERALD – Tinggal menghitung hari penetapan Direktur Utama (Dirut) Bank Aceh Syariah (BAS) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akan dilaksanakan. Masyarakat Aceh tetap berharap Dirut nya harus orang Aceh tulen yang berdomisili di daerah ini.

Masih gonjang ganjing siapa nantinya yang bakal terpilih sebagai Dirut BAS, apakah orang Aceh atau luar? Forum Pemred Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Aceh menggelar Fokus Group Discussion (FGD) dengan tema “Agar bank Aceh tetap terjaga”.

FGD yang menghadirkan narasumber sumber Gubernur senior dr H Zaini Abdullah, Prof Dr Mukhlis Yunus, SE. MS., akademisi yang juga staf ahli Gubernur Aceh, dan
Azhar Abdurrahman Pansus Buma yang dimoderatori oleh Ketua Forum Pemred SMSI Aceh, Nurdin Syam.

Ketiga narasumber dalam grup diskusi ini kompak bahwa Direktur Utama BAS harus lah orang Aceh dengan syarat. Seperti yang disampaikan Gubernur senior yang kerap disapa Abu Doto, orang Aceh yang memang kompeten dan paham aturan perbankan, juga tulus ikhlas mengemban amanat yang diharapkan nasabah dan pemegang saham.

Juga keberpihakan mendukung para pelaku usaha kecil UMKM plus mendatangkan investasi atau membawa uang ke Aceh dan bukan sebaliknya seperti yang dipikirkan sebagian masyarakat apabila orang luar yang menjabat Dirut Bank Aceh tersebut.

Senada itu, Prof.Dr.Drs.H Mukhlis Yunus membuka pembicaraan dengan pertanyaan pertanyaan. Semisal Mengapa memilih topik agar bank Aceh terjaga? Lalu muncul pertanyaan lainnya jangan jangan di masa depan bank Aceh lebih maju atau malah kebalikan. Atau jangan pula akan terdengar ucapan innalillahi. Semoga jangan!

“Saya setuju dengan pendapat Abu Doto bahwa yang memimpin bank Aceh adalah orang aceh yang di Aceh yang tahu semua persoalan tentang bank Aceh. Orang aceh bersyarat, apa itu? Yaitu orang aceh yang paham tentang aturan perbankan,” ujar akademisi ini, Rabu (1/3/2023) di Kryad Muraya Hotel Kota Banda Aceh.

Ia menyebutkan mengapa masyarakat bertanya ini itu dan ragu dengan penyeleksian Dirut BAS dikarenakan kesisteman yang ada sekarang belum transfaran. Begitu juga soal perubahan sistem konvensional ke syariah hanya namanya saja tapi sistemnya belum syar’i sepenuhnya.

Baca Juga:  BNN Kota Lhokseumawe Gelar FGD

Diakuinya tak lama lagi Bank Aceh Syariah akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sekaligus menetapkan Direktur Utama (Dirut) yang selama ini dijabat pelaksana tugas (Plt).

Seperti dikatakan Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA yang dilansir dari Kumparan bahwa pelaksanaan RUPS digelar sesuai tahapan yaitu 14 hari setelah menerima hasil fit and proper test, baru dapat digelar RUPS untuk menentukan Dirut Bank Aceh Syariah yang dimiliki Pemerintah Aceh.

“Gubernur Aceh sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP) telah menerima hasil dari OJK pada Senin, 20 Februari 2023 kemarin,” kata MTA

Ditambahkan Prof Muhklis penetapan dari dua nama yang sudah diserahkan OJK, tinggal menghitung hari. Ia berharap hasil diskusi hari ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penentu siapa nantinya yang akan dipilih untuk Dirut BAS.

Sementara itu, azhar Abdurrahman, panitia khusus Buma DPRAceh mengatakan soal sengkarut Bank Aceh dimulai dari salah langkah di dewan komisaris. Pihaknya bahkan berulang kali di pansus Buma telah menguliti pihak komisaris bank Aceh.

“Jangan sampai bank Aceh seperti Nokia akan tumbang kalau tidak melakukan review ke bawah,” ujarnya.

Secara gamblang anggota dewan Aceh ini mengungkapkan bagaimana pihaknya terus menerus memanggil komisaris Utama BAS. Tiap kali dipanggil dewan terus mempertanyakan tentang kelambatan BAS di bidang digitalisasi, dimana bank kompetitor syariah lainnya di Aceh sudah jauh unggul dalam hal pelayanan terhadap nasabah di daerah. Namun hal itu belum ada kemajuan dan pansus Buma pun sampai garuk kepala dibuatnya.

Isuerebak di Tengah Masyarakat

Usai ketiga narasumber memberikan pendapatnya soal siapa Dirut BAS, kemudian audien yang kesemuanya merupakan pemimpin redaksi dari media online yang tergabung dalam Forum Pemred SMSI Aceh, mempertanyakan soal merebaknya isu di masyarakat apabila orang luar yang terpilih sebagai Dirut?

Seperti yang dilontarkan Syarbaini pemilik Aqshare.id dan kanal173.com bahwa gonjang ganjing termasuk isu pemilihan dirut bank Aceh punya kans kuat menyoal titipan harus orang dari pusat.

Lalu, Azhari Bahrul Pemred KBa.one menyampaikan uneg uneg masyarakat yang curiga kalau orang luar yang menjabat dirut, maka uang yang ada akan di bawa keluar?

Baca Juga:  KWPSI Gandeng Kemenag Gelar FGD Moderasi

Tak hanya itu, Kabiro dan Pemred Waspada online di Aceh ini mengatakan Bank Aceh sedang dikukung BSI, “apalagi kita lihat beberapa waktu lalu presiden telah menggelontorkan dana KUR senilai Rp 5 T, tapi menhapa BAS tidak. Jadi masyarakat mengkhawatirkan hal ini, apalagi dengan dua figur yang ada, antara lokal dan yang luar?

Di sesi akhir acara diskusi tadi, ketiga narasumber menyampaikan hal-hal yang terkadang jawabannya menimbulkan tawa audiens yang semuanya wartawan senior di Kota Banda Aceh. Apalagi Abu Doto yang menyebutkan bahwa semasa ia menjabat gubernur pernah memberikan hukuman kepada pejabat di bank Aceh itu, namun hingga kini masih belum kapok dan mengulangi apa yang pernah ditegurnya saat itu. “Masya Allah, padahal itu orang-orang nya saya sendiri,” kata Abu Doto sambil geleng-geleng kepala.

Sedangkan Prof Mukhlis membantah soal ikut campurnya pihak pusat apalagi menitipkan orang pusat untuk Dirut BAS. Ia mengungkapkan bagaimana mulanya Pj Gubernur Aceh notabene pemegang kendali tertinggi di BAS dikarenakan bank Aceh milik pemerintahan Aceh, ni nimbrung dalam penyeleksian dirut BAS sejak pertengahan 2022 dan itu pun setelah ada pengantar surat yang diajukan ke Pj Gubernur.

Terakhir Azhari Abdurrahman menyebutkan pada intinya siapapun dirut nya yang penting pemikiran atau program nya memberikan keberpihakan kepada umkm yang berapa persen banruan modalnya nanti dan ini harus ada. Lalu, seberapa besar uang dari luar yang dapat di bawa ke Aceh, juga orang Aceh yang kompeten di bidang perbankan.

Sebagai pamungkas Ketua Forum Pemred SMSI Aceh, berharap apa yang didiskusikan di forum ini, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para pemegang saham di Rapat Umum Pemegang Saham, sehingga dirut yang terpilih nantinya dari dua nama tersebut, benar benar yang terbaik.

Ia menambahkan bahwa forum diskusi ini bakal digelar sebulan sekali dengan tema dan isu yang diangkat berbeda, namun mengulik dan menelisik kepentingan publik.

Berita Terkini

Haba Nanggroe