SUDAH menjadi kegiatan rutin, komunitas yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Bukit Panggoi Indah (IKBPI) Lhokseumawe, menghelat touring gembira di seputaran lintas timur Aceh. Namun kali ini, rute itu terasa istimewa, menjajal rute baru yang selama ini viral di media sosial, Jantho-Lamno.
Wartawan Acehherald.com, Yuswardi Mustafa yang ikut dalam tuoring itu melaporkan, kali ini tim TKBPI ingin merasakan sensasi rute yang kabarnya memiliki panorama eksotis sepanjang jalur di kawasan pegunungan Siron serta bentang aspal hotmix yang mengingatkan kita dengan highway di manca negara.
Rombongan pemotor tersebut menghabiskan dua hari untuk touring dari Kota Lhokseumawe menuju puncak Jantho-Lamno (PP). Matahari tampak memanggang bumi, Sabtu (03/02/2024), kala skuad IKBPI memasuki Kota Jantho, Aceh Besar sekira pukul 15.00 WIB setiba dari Lhokseumawe dan langsung menyusuri lintas Jantho-Lamno melalui Gampong Teurebeh dan Cucum. Waktu itu dirasakan pas, untuk dapat menikmati sepuasnya eksotisme panaroma.

Aspal hotmix model highway membentang mulus membelah perbukitan menuju titik demarkasi Aceh Besar-Aceh Jaya di puncak sana. Pemandangan luar biasa tersaji di kiri kanan jalan, ya rangkaian spot foto yang lazim disebut sebagai bukit teletubies. Kami tak ingin memacu kendaraan terlalu kencang, untuk menikmati sajian panorama anugerah Allah itu.
Kadang kami berhenti di tengah perjalanan, untuk sekadar berfoto atau swafoto ria. Rasanya tak bosan memandang panorama yang luar biasa itu. Sesekali kami berselisih jalan dengan para pelancong lain, termasuk warga sekitar yang bertani di jalur baru tersebut. Ya jalur proyek jalan multiyears era Gubernur Nova Iriansyah yang naik turun menikung tajam itu.
Tiba tiba hati makin berdegup kencang dan seperti membutuhkan adrenalin lebih, saat kami menjajal puncak perbukitan dengan jalan menikung tajam melebihi kelok sembilan di Padang sana. Rasanya hanya yang punya nyali melintasi kawasan puncak dengan sisi kiri kanan tebing curam tersebut.
Petang mulai merambat turun, dan kabut tebal dengan udara basah menyambut kehadiran kami di puncak lintas Jantho-Lamno. Kami terus berusaha untuk menembus batas dalam balutan kabut yang membuat harus menyalakan lampu kendaraan.
Waktu menunjukkan pukul 16.30 WIB saat kami mulai didekap kabut puncak lintas Jantho-Lamno, setelah 90 menit meninggalkan Kota Jantho. Seharusnya hari masih menjelang petang. Namun karena kabut tebal, membuat situasi serasa malam. Udara dingin menusuk lewat jaket ala pemotor jarak jauh yang kami pakai.

Keasyikan touring mulai dicoba saat menapak jalan berliku menuju puncak dengan elevasi seperti di luar kepatutan. Kami akhirnya masuk rute jalan menurun dan terjal. Hanya sekitar satu kilometer rombongan bisa melewati rute terjal dan berbatu cadas tersebut. Turunan jalan yang terjal dan batu lepas sangat tidak bersahabat dengan sepeda motor yang digunakan. Ada yang terpeleset dan hal lain yang tidak nyaman di jalan. Oleh karena itu kami merekomendasikan jangan sekali-kali melewati rute turunan terjal tersebut, karena sangat susah untuk dilalui oleh motor non offroad.
Akhirnya rombongan memilih berdamai dengan keadaan dan balek kanan menuju Banda Aceh. Padahal, kalau sarana ini diaspal atau minimal di rawat tentu akan sangat indah apalagi dengan pemandangan alamnya yang luar biasa. “Alhamdulillah pemandangannya sangat indah dan natural,” ujar Dr Setiabudi yang ikut dalam rombongan.
Ketua Tim Touring IKBPI Fadliana didampingi Wakil Ketua Luthfi Muhammad mengatakan, perjalaan IKBPI bagian dari agenda tetap. Akan ada lokasi lain yang akan dikunjungi tim pada waktunya nanti.
Usai bermalam di Kota Banda Aceh, rombongan dari kota yang pernah berjuluk Petro Dolar itu, kembali ke Lhokseumawe, Minggu (04/02/20240. Sebuah kenangan tak terlupakan tergores di memori, tentang bentang perbukitan siron yang mengingatkan kita dengan pesona pegunungan di Benua Eropa sana.