Pengantar Redaksi;
Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling istimewa bagi umat Islam. Limpahan baraqah dan hidayah Allah mengalir deras pada bulan suci itu. Dan hal itu makin terasa bermakna dan berlipat ganda ketika direngkuh di Tanah Suci Makkah dan Madinah. Ramadhan kali ini, wartawan Acehherald.com, Drs H Zainun Yusuf bersama keluarga berada di Tanah Suci. Berikut ia melaporkan kepada Anda tentang lika liku Ramadhan di Tanah Suci, sebagai gambaran utuh suasana di Kota Suci Makkah dan Madinah Ramadhan 1444 H kali ini. Berikut laporannya!
MASJIDIL Haram di Kota Mekkah dan Masjid Nabawi di Kota Madinah, Arab Saudi adalah dua tempat menjadi sasaran kunjungan umat muslim ketika bulan Ramadhan tiba.
Ramadhan 1444 H/2023 M tahun ini, jutaan umat muslim dari berbagai penjuru dunia tumpah ruah di dua kota suci tersebut untuk melaksanakan ibadah umrah. Tujuannya adalah satu, bisa beribadah lebih fokus dan mendapat pahala berlipat ganda. Jamaah tentu sangat mengimpikan mendapat malam Lailatul Qadar, satu malam dengan pahala berganda-ganda. Malam yang ditunggu-tunggu dan menjadi rahasia Allah SWT, namun diyakini ada diantara 21 sampai 30 Ramadhan.
Tak pelak lagi, memasuki 21 puasa atau sejak tanggal 11 April 2023, jamaah umrah mengalir seperti air bah menuju Mekkah, terutama mereka yang sudah berada di Madinah.
Sampai-sampai suasana kota suci Mekkah padat merayap. Kemacetan dimana-mana. Bus badan lebar dilarang masuk ruas jalan tertentu guna menghindari macet lebih parah.

Wartawan AcehHerald.com, Drs H Zainun Yusuf yang berada di Mekkah melaporkan, Masjidil Haram yang mampu menampung 2,5 juta jemaah sepertinya tak tersedia tempat untuk shalat fardhu memasuki fase 10 hari terakhir Ramadhan. Buktinya, dalam prosesi shalat isya dan tarawih sangat banyak jamaah yang tak mendapat tempat dalam masjid.
Jamaah tarawih mengular sampai totoar dan badan jalan, pelataran toko dan hotel dengan radius lebih 1 km di sekitar Masjidil Haram, antara lain melampui kawasan Ajyad sampai Ajyad Atas, dan Mispalah.
Peristiwa kemacetan tidak terhindarkan ketika jamaah keluar dari masjid terbesar di dunia itu usai tarawih.
Berapa kaum ibu dari Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh, Indonesia mengaku kewalahan ketika shalat di Masjidil Haram. Soalnya, mereka harus pindah beberapa kali di tempat berbeda setelah diminta oleh petugas masjid.
Petugas kembali ‘mengusir’ mereka dari area yang baru ditempati, tanpa ada penjelasan lokasi mana yang bisa ditempati.
Walhasil, rombongan kaum hawa ini naik ke lantai atas, ternyata semua lantai masjid terbesar di dunia itupun penuh jamaah. Mereka pun turun dan ikhlas membentang sajadah di atas totoar jalan untuk shalat.
Busyra Salhas, salah seorang pembimbing jemaah umrah dari salah satu travel di Aceh mengaku kalau peningkatan jamaah Ramadhan tahun ini sangat luar biasa.
Bahkan salah seorang jamaah yang sudah berhaji mengaku jamaah umrah Ramadhan kali ini jauh melebihi jumlah jamaah haji.
Ledakan jumlah jamaah juga terjadi di Masjid Nabawi, Madinah Al Munawarah. Masjid ini bisa menampung 657 ribu jamaah, melimpah jauh keluar areal. Jamaah yang datang terlambat dipastikan harus shalat di atas totoar dan badan jalan serta halaman hotel tempat menginap.
Animo dan hasrat mendapatkan lailatul qadar itu dimanfaatkan sebagai peluang emas bagi pemilik penginapan di Mekkah dan Madinah.
Tarif hotel di Mekkah dan Madinah naik berlipat-lipat. Hotel yang sebelumnya kurang dilirik, Ramadhan tahun ini penuh sesak. Kamar hotel dengan fasilitas terbataspun menjadi rebutan.

Kamar standar seharusnya diisi dua bed, ternyata dijajal 4 bed dengan sewa 750 riyal setara Rp 3,5 juta per malam (satu riyal Rp 4.150), namun tetap saja laris manis.
Sementara di luar bulan Ramadhan tarif sewa hotel seperti ini hanya sekitar 150 reyal atau Rp 622 ribu per malam.
Lebih mencegangkan, sebagaimana dijelaskan Firdaus, petugas travel, bahwa hotel mewah berkelas, seperti Polmas Hotel di Zam-Zam Tower sewa kamar mewah mencapai Rp 26 juta per malam, untuk 10 hari akhir Ramadhan total kocek yg harus dirongoh tak tangung-tangung Rp 260 juta.
Diakui, jamaah umrah yang memadati Kota Mekkah sekarang ini jauh melebihi jamaah haji, dimana kuota sudah ditetapkan. Sedangkan jamaah umrah tidak ditetap kuota sehingga jumlahnya meledak.
Firdaus memprediksi, jamaah umrah yang berkumpul di Mekkah tidak kurang 7 juta orang. Jamaah di Madinah justru mulai berkurang setelah mengalir ke Mekkah pada memasuki 10 hari terakhir Ramadhan.