BANDA ACEH I ACEHHERALD – Masjid Al Makmur Gampong Bandar Baru atau juga dikenal dengan Lampriek Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh, yang dikenal dengan Masjid Oman, segera akan membuka layanan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), serta ruang konsultasi untuk jamaah atau dikenal dengan Healing Corner.
Hal itu terungkap dalam Rapat Gabungan Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Al Makmur, Jumat (05/08/022) malam yang dipimpin oleh Ketua BKM sekaligus imum chik Al Makmur, Tgk H M Jamil Ibrahim itu berlangsung bakda isya. Rapat tersebut selain diikuti oleh Pembina, Penasehat dan pengurus BKM Al Makmur, juga dihadiri oleh Ustad Mijas Iskandar, Ustad Amri Fatmi serta Pj Keuchik Lampriek Fauzi.
Tgk HM Jamil pada sesi pembukaan rapat memaparkan tentang dana pembuatan pagar masjid yang sudah ditutup penggalangannya, karena sudah terkumpul Rp 900 juta dari para jamaah dan donatur. “Saatnya kita bergerak untuk umat, dengan proses pemeliharaan masjid dan fasilitas pendukungnya terus dilakukan sesuai dengan kondisi dan tuntutan keadaan,” kata HM Jamil.
Gagasan pendirian lembaga dana ummat melalui Baitul Maal wa Tamwil (BMT) itu diungkapkan oleh Prof Nazar. Pihak BKM sendiri telah mendapat sinyal lampu hijau dari Bank Indnesia (BI) Banda Aceh yang akan ikut membidani kelahiran BMT Masjid Al Makmur itu. “Nantinya BMT itu di bawah Yayasan, bukan koperasi, hingga pengelolaannya benar benar bisa diawasi secara berkelanjutan,” tutur Prof Nazar.
Selain membicarakan seputar rencana pembentukan BMT, rapat BKM itu juga memutuskan nantinya akan ada semacam Healing Corner atau pojok konsultasi di Masjid Al Makmur. Pojok itu nantinya akan dikoordinasikan oleh Ustad Ami Fadmi, salah seorang dai tetap Masjid Oman dan memang ditunggu jamaah jadwalnya. “Kita ingin msjid menjadi solusi untuk problematika ummat, terutama kaum milenials yang justru lebih banyak masalah,” kata stad Amri.

Healing corner itu juga sebagai tempat untuk membentuk karakter kaum muda, dengan cara membuat masjid menjadi kawasan ramah anak muda dengan menjadikan anak muda hatinya ke masjid. Nantinya masjid menyediakan tenaga konsultasi misalnya psikolog. Dengan kata lain masjid hadir menyediakan solusi bagi problema masyarakat, terutama kaum muda.
Sementara Ustad Mijaz Iskandar menyarankan agar BKM mengembangkan BMT melalui Yayasan dan sebaiknya tidak mengedepankan nilai ekonomi, karena dana umat rawan terjadi protes jamaah. “Masjib ini sudah naik kelas, selama ini sudah ada hotel yang sudah berdaya. Jadi sebaiknya fokus untuk memberdayakan jamaah atau umat melalui program yang mirip dengan corporate sosial responsibility (CSR) dari perusahaan kepada warga sekitar.
Seperti dilaporkan Sekretaris BKM, M Taufiq Almusawar, Hotel Masjid Al Makmur yang lokasinya persis dalam pekarangan masjid Al Makmur itu kini telah memiliki 14 kamar dengan tingkat hunian yang mulai membaik, pasca pandemic Covid-19. Untuk tahun 2022 hingga Juli ini, hotel itu telah memberikan pemasukan untuk masjid Rp 259 juta. Nantinya hotel itu akan diperlebar dengan penambahan kamar, kantin hingga ruang pertemuan atau convention hall.