Mantab! Mahasiswa Unair Ciptakan Alat Bantu Deteksi Kanker Serviks

JAKARTA | ACEHHERALD.COM – Tiga mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) berhasil menciptakan alat bantu deteksi kanker serviks berbasis Artificial Intelligence (AI). Dalam ajang Indonesia International IoT Olympiad (I3O) 2023, tim Unair membawa pulang medali emas dengan riset mereka. Ketiga mahasiswa itu yakni Nabilah Sabilillah mahasiswa Profesi Bidan 2023, Dwita Rahmadini Hendri dan Khairun Nisa yang keduanya … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

JAKARTA | ACEHHERALD.COM – Tiga mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) berhasil menciptakan alat bantu deteksi kanker serviks berbasis Artificial Intelligence (AI). Dalam ajang Indonesia International IoT Olympiad (I3O) 2023, tim Unair membawa pulang medali emas dengan riset mereka.

Ketiga mahasiswa itu yakni Nabilah Sabilillah mahasiswa Profesi Bidan 2023, Dwita Rahmadini Hendri dan Khairun Nisa yang keduanya adalah mahasiswa Teknik Biomedis 2019.

Ketua Tim Sabil menjelaskan inovasi AlteVIA, sebuah Artificial Intelligence (AI) pendeteksi lesi Acetowhite (citra tanda gejala kanker pada mulut rahim/serviks).

“Kami mengkombinasikan hardware berupa probe (tabung berkamera mini) yang nyaman sebagai alternatif spekulum (alat logam yang biasa digunakan untuk membuka organ vagina dan melihat citra mulut rahim),” jelasnya dalam situs Unair, Kamis (22/6/2023).

Banyaknya Kasus Kanker Serviks di Indonesia

Hal yang melatarbelakanginya hadirnya AlteVIA yakni karena tingginya jumlah keseluruhan kematian akibat kanker serviks di Indonesia. Salah satu penyebabnya ialah kurang rutinnya pemeriksaan berulang dengan alasan pengalaman tidak nyaman saat prosedur pemeriksaan menggunakan spekulum.

Tim Unair berpendapat, tes IVA yang sering digunakan ini memiliki subjektivitas yang tinggi dan hanya bergantung pada kompetensi pemeriksa yang tidak merata di Indonesia. Menurut Sabil, itu menjadi isu sentral. Pasalnya semakin dini deteksi maka tingkat kesembuhan juga akan tinggi.

“Perjalanan sejak masa pra-kanker hingga menjadi kanker membutuhkan waktu tahunan. Dalam masa itu, bila terdeteksi sejak dini, kemudian langsung tindakan pengobatan. Maka jaringan mulut rahim pasien, kemungkinan besar dapat sembuh 100 persen seperti semula,” terang Sabil.

Bersaing dengan 13 Negara

Sabil menjelaskan acara ini mempertemukan inovator dari seluruh dunia untuk bersaing. Penyelenggara kompetisinya ialah Ikatan Ilmuwan Muda Indonesia (Indonesia Youth Scientist Association/IYSA) dan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Indonesia.

Baca Juga:  IGI Diminta Bersinergi mewujudkan Program Unggulan Aceh Carong

Tim dari Unair bersaing dengan 13 negara, yaitu Vietnam, Thailand, Iran, Filipina, Malaysia, Afrika Selatan, Turkey, Indonesia, Meksiko, Bangladesh, Timor Leste, Uni Emirat Arab and Azerbaijan. Terhitung sebanyak 75 tim yang mengikuti kompetisi secara daring dan 25 tim lainnya secara luring di Universitas Syah Kuala, Aceh.

Berhasil kantongi medali emas, Sabil berharap AlteVIA dapat meningkatkan kualitas skrining dan kesediaan perempuan dalam mengecek mulut rahimnya. Selain itu, ia juga meyakini sesulit apapun belajar teori akan sia-sia jika tidak dipraktikkan.

“Belajarlah untuk peka dengan masalah sekitar kemudian amalkan dan cari solusinya. Kalau kesulitan, jangan sungkan berkolaborasi dengan rekan yang berbeda background. Lewat tiga hal itu saja sudah bisa dapat ide inovasi,” ujarnya.

Sumber; detik.com

Berita Terkini

Haba Nanggroe