M Jamil Tewas Disambar Petir Saat Jaring Ikan di Tengah Laut, Perahu Nyaris Terbelah

PEUREULAK | ACEH HERALD MUHAMMAD Jamil (40), seorang nelayan asal Dusun Selatan, Gampong Seumatang Muda Itam, Kecamatan Peureulak Aceh Timur tewas mengenaskan, akibat disambar petir saat sedang menjaring ikan di tengah laut, Kamis (03/06/2021) pagi. Muhammad Nadir (24) yang merupakan adik kandung Muhammad Jamil yang berada di perahu yang sama, selamat dalam musibah itu sehingga … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Korban M Jamil saat dievakuasi ke rumah sakit. (Foto Ist)

PEUREULAK | ACEH HERALD

MUHAMMAD Jamil (40), seorang nelayan asal Dusun Selatan, Gampong Seumatang Muda Itam, Kecamatan Peureulak Aceh Timur tewas mengenaskan, akibat disambar petir saat sedang menjaring ikan di tengah laut, Kamis (03/06/2021) pagi.

Muhammad Nadir (24) yang merupakan adik kandung Muhammad Jamil yang berada di perahu yang sama, selamat dalam musibah itu sehingga ia mampu membawa pulang tubuh abangnya yang sempat terpental ke tengah laut.

Dalam kondisi tak sadarkan diri dengan tubuh seperti luka bakar, korban diangkat ke dalam perahu sampan dan dibawa pulang meski kondisi perahunya nyaris terbelah dua. Namun sesampai di RSUD SAAS Peureulak, dokter menyatakan korban sudah meninggal dunia.

Kapolres Aceh Timur melalui Kapolsek Peureulak, AKP Pidinal Limbong membenarkan kejadian yang menimpa abang beradik itu. Menurut pengakuan Muhammad Nadir, adik kandung Muhammad Jamil (korban), musibah tersebut berawal ketika mereka sedang menjaring ikan sekitar 12 mil dari pantai Kuala Bugak yang bersebelahan dengan desa mereka.

Sebagai nelayan yang sehari-hari bekerja mencari ikan di laut, keduanya berangkat dari rumah sekitar pukul 03.00 WIB. Setelah menempuh waktu selama dua jam, mereka tiba di lokasi menjaring dan keduanya tetap berada di atas perahu.

Baik saat menuju ke laut lepas maupun ketika melabuh jaring, cuaca memang dalam keadaan gerimis, namun keduanya tetap melanjutkan perjalanan.

Namun sekitar pukul 08.00 WIB, keduanya mulai menarik jaring ikan yang mana cuaca di lokasi mereka melepas jaring dalam kondisi gerimis disertai angin dan petir.

Masih menurut penuturan Muhammad Nadir (adik korban), lebih kurang 30 menit, saat sedang menarik jaring ke atas sampan, tiba tiba terdengar suara petir yang sangat keras. Tanpa sepengetahuan Muhammad Nadir, petir tadi menyambar tubuh abangnya (korban) dan seketika korban terjatuh ke laut.

Baca Juga:  NasDem Cecar Kadis SDA soal Sodetan Ciliwung: Mangkraknya di Mana?

Melihat hal tersebut, Muhammad Nadir langsung meloncat ke laut untuk menyelamatkan abangnya dan mengangkat tubuh korban ke atas perahu.

Perahu milik korban yang ikut disambar petir

Dalam keadaan panik, Muhammad Nadir melihat korban sudah tidak sadarkan diri. Sedangkan perahunya dalam keadaan pecah pada bagian depan  akibat sambaran petir. Namun demikian, Muhammad Nadir tetap berupaya membawa tubuh korban hingga ke tepian.

Baru pada pukul 10.45 WIB, Muhammad Nadir tiba di tempat penyandaran perahu yang terletak di Dusun Selatan, Desa Seumatang Muda Itam dan langsung meminta pertolongan kepada warga yang akan pergi melaut untuk membantu mengevakuasi korban yang saat itu diduga masih belum sadar.

Dengan bantuan sesama pelaut, tubuh korban langsung dibawa ke rumahnya yang kemudian dilarikan  ke RSUD Sultan Abdul Aziz Syah (SAAS) Peureulak. Akan tetapi, petugas medis menyatakan bahwa korban telah meninggal dunia.

Dari hasil pemeriksaan dokter IGD RSUD SAAS Peureulak, korban mengalami sejumlah luka akibat sambaran petir. Diantaranya luka pada leher bagian kanan, telinga bagian kanan dan bahu. Selanjutnya, jasad korban dibawa pulang untuk dimakamkan di TPU Desa Seumatang Muda Itam Peureulak.(*)

 

Penulis     :     Ridwan Suud

Berita Terkini

Haba Nanggroe