Ladies Lamprit, Dari Mempertahankan Masjid Hingga Donasi Paya Tumpi

INILAH generasi kedua warga Gampong Lampriek Kecamatan Kuata Alam, Banda Aceh yang dulu lebih dikenal dengan nama Lamprit. Gampong tempat hunian para pegawai negeri yang dibangun sejak awal dekade 60-an, saat Aceh dipimpin oleh Gubernur Prof Ali Hasjmy. Kawasan mana yang belakangan banyak melahirkan birokrat, akademisi hingga teknokrat dan bahkan politisi kawakan. Seiring bergulirnya waktu, … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Sembako ramadhan bagi kaum dhuafa dari Ladies Lamprit. Foto Ist

INILAH generasi kedua warga Gampong Lampriek Kecamatan Kuata Alam, Banda Aceh yang dulu lebih dikenal dengan nama Lamprit. Gampong tempat hunian para pegawai negeri yang dibangun sejak awal dekade 60-an, saat Aceh dipimpin oleh Gubernur Prof Ali Hasjmy. Kawasan mana yang belakangan banyak melahirkan birokrat, akademisi hingga teknokrat dan bahkan politisi kawakan.

Seiring bergulirnya waktu, generasi awal dari Lamprit era 60-an kini hanya tersisa segelintir dari ratusan orang para pionir yang menghuni kala masih kesulitan air bersih dan bergumul dengan tanah timbun dan becek berkepanjangan. Kini yang tersisa adalah generasi kedua dan bahkan ketiga. Ya…waktu jua yang membuat Lamprit bersalin generasi.

Masker untuk jamaah Masjid Raya Baiturrahman dari Ladies Lamprit. Foto Ist

Generasi lanjutan inilah yang kini telah tersebar keluar dari dari Gampong Lampriek, baik itu di seputaran Banda Aceh maupun Aceh Besar, serta bahkan di luar Aceh, hingga Pulau Jawa sekalipun. Namun, walaupun tak lagi berada atau bermukim di Lampriek, generasi kedua ini justru masih menanam rasa sebagai awak Lamprit sejati, bahkan militansi mereka lebih tinggi. Kelompok ini, baik pria maupun wanita senantiasa mengikuti perkembangan Gampong Lampriek, tempat mereka dilahirkan dan besar ‘menjadi orang’.

Media sosial akhirnya mempersatukan mereka, terutama melalui Grup Whattshap (WA). Dan terbentuklah WA grup de Lampriek Community serta grup khusus wanita dengan label WAG Ladies Lampriet. Dari kedua jalur medsos itulah, warga yang masih bermukim di Lampriek dengan yang di perantauan bersatu. Khusus WAG Ladies Lamprit terbentuk tanggal 27 Agustus 2017.

Berbagi empati terhadap warga dhuafa. Foto Ist

Dalam perjalanannya, Ladies Lamprit makin solid, hingga mampu melakukan berbagai kegiatan sosial. Salah satu andil perjuangan mereka adalah saat kisruh melanda Masjid Oman Al Makmur belum lama ini. Para wanita itu bersatu dan berada di garda depan, untuk mempertahankan eksistensi Masjid Al Makmur sebagai masjid milik warga Gampong Lampriek.

Baca Juga:  Banda Aceh Juara Umum Catur PORA Pidie

Di masa pandemi covid-19, Ladies Lamprit melakukan berbagai gebrakan sosial, antara lain membagikan sembako untuk warga Lampriek yang tak mampu, membagikan masker, termasuk menyumbangkan untuk jamaah Masjid Raya Baiturrahman. “Itu semua donasi dari anggota dan simpatisan, khusus masker kami jahit sendiri secara kolektif, semua turun tangan untuk kerja sosial ini,” ujar Lisma Rofiza, salah seorang anggota WAG Ladies Lamprit.

Gerakan sosial lain dari Ladies Lamprit, adalah donasi untuk posko Covid Masjid Oman, membentuk posko kesehatan covid-19 di Gampong Lampriek, ikut andil dalam pembersihan Masjid Oman selama pandemi covid-19 serta melakukan konsolidasi anggota melalui kegiatan arisan.

Dua kegiatan amal yang dihelat Ladies Lamprit dalam bulan Ramadhan kali ini adalah, membantu korban banjir bandang Paya Tumpi Takengon, dan berbagi sembako secara harian melalui pola penempatan pada satu titik dan warga yang kurang mampu dipersilakan mengambil sembako bantuan itu. “Para anggota dan simpatisan Ladies Lamprit menggantungkan plastik keresek berisi bahan sembako dan pangan harian, termasuk ikan segar, bakda siang di sebuah kedai persimpangan jalan Cumi cumi dengan jalan induk, siapa yang butuh silakan ambil,” ujar Lisma.

Dan kini, jumlah anggota WAG Ladies Lamprit itu mencapai 116 orang, dimana pesertanya termasuk Ny Darwati A Gani (Anggota DPRA), Ny Illiza Saaduddin Jamal (Anggota DPRRI). Sesuai tujuan awal, ibu ibu yang tergabung dalam ladies Lamprit itu, baik yang berada di Lampriek maupun di luar, kini terasa makin kompak saja. Dan … silaturrahmi serta syiar Islam pun makin hidup di antara para wanita generasi kedua Gampong Lampriek tersebut.

Penulis                 : Nurdinsyam

 

Berita Terkini

Haba Nanggroe