
[divider style=”solid” top=”20″ bottom=”20″]
BANDA ACEH | ACEH HERALD
BADAN Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Aceh siap untuk memfasilitasi dialog lintas komunitas dengan jajaran birokrat serta pihak terkait lainnya di Aceh termasuk stakeholder ketenagakerjaan di Aceh, guna mendapatkan informasi secara real, faktual dan proporsional seputar Undang Undang Omnibus Law Cipta Kerja, yang kini terkesan menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Kesbang Pol Aceh, Drs Mahdi Effendi kepada Aceh Herald, Selasa (13/10/2020) petang, saat ditanya seputar aksi unjukrasa pada beberapa tempat di Aceh, tentang penolakan UU Ciptakerja yang baru disahkan melalui paripurna DPR RI. “Semua kita sadar jika aksi unjuk rasa itu juga dilindungi Undang-Undang, sebagai bagian dari hak demokrasi rakyat, namun jangan dilakukan dengan campuran bumbu anarkisme. Karena itu malah akan berhadapan dengan konsekuensi hukum,” tutur Mahdi.
Atas dasar itulah, Kaban Kesbangpol Aceh tersebut mengusulkan cara yang lebih elegant, yaitu dengan diskusi terbuka, antara pihak pihak yang ingin bertanya secara kritis pun soal omnibus law Cipta Kerja dengan stakeholder terkait hal itu. “Kita berharap dengan diskusi diskusi seperti itu, akan terbuka sumbatan komunikasi yang ada, terutama antara para pekerja atau yang mewakilinya dengan pemegang otoritas sektor ketenagakerjaan sekalipun,” tutur Mahdi.
Pada bagian lain, Kaban Kesbangpol Aceh itu mengingatkan, UU itu baru disahkan oleh Paripurna DPR RI, namun belum kembali ke Presiden. Hingga segala kemungkinan masih bisa terjadi. Namun di sisi lain, mantan Kadishub Aceh Besar itu mengingatkan tentang kekhususan Aceh terkait UUPA, hingga Pemerintah Aceh punya konsideran tersendiri soal ketenagakerjaan, dan ini patut disyukuri oleh para tenaga kerja di Aceh.
Mahdi juga mengingatkan semua pihak, terkait dengan pandemic covid 19 saat ini. Semua harus mewaspadai konsentrasi massa yang berlebihan serta tak mengindahkan protokol kesehatan, justru akan berakibat lebih fatal, misalnya terbentuk cluster baru covid-19. Bukan hanya kepada yang ikut berkumpul, namun juga kepada keluarga dan karib kerabat, yang terkena kontak erat. “Kalau begini tentu yang rugi bukan semata yang ikut aksi unjukrasa, namun juga orang orang lain di sekitarnya,” kata Mahdi yang juga mantan Camat Lhoong, Aceh Besar itu seraya mengingatkan, agar semua kalangan mewaspadai hoaks yang kini trendnya makin meningkat.(*)
PENULIS : NURDINSYAM