Kekebalan Virus Corona Disebut Hanya Bertahan 6 Bulan, Benarkah?

  JAKARTA I ACEHHERALD.com Anti bodi covid-19 untuk penyakit yang pertama kali mewabah di Kota Wuhan, China, diprediksi hanya bertahan selama 6 bulan. Benarkah? Karena, metode penyembuhan virus Corona, baik obat atau vaksin, masih belum tersedia hingga kini. Tetapi sejauh ini tetap tidak menghentikan berbagai negara untuk melonggarkan lockdown demi ‘menyelamatkan’ perekonomian mereka. Pelonggaran ini … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

 

JAKARTA I ACEHHERALD.com

Anti bodi covid-19  untuk penyakit yang pertama kali mewabah di Kota Wuhan, China, diprediksi hanya bertahan selama 6 bulan. Benarkah?

Karena, metode penyembuhan virus Corona, baik obat atau vaksin, masih belum tersedia hingga kini. Tetapi sejauh ini tetap tidak menghentikan berbagai negara untuk melonggarkan lockdown demi ‘menyelamatkan’ perekonomian mereka.

Pelonggaran ini dikhawatirkan ahli memicu gelombang kedua virus Corona karena antibodi COVID-19 hanya bertahan 6 bulan.

Dalam studi dari kelompok di Amsterdam, orang mungkin terinfeksi ulang COVID-19 setelah enam bulan.

Penelitian dengan judul Human Coronavirus Reinfection Dynamics: Pelajaran untuk SARS-CoV-2 yang diunggah di situs medRxiv  menuliskan bahwa ‘durasi kekebalan yang sangat pendek terhadap virus Corona ditemukan’.

“Kami melihat adanya reinfeksi yang sering terjadi pada 12 bulan pasca infeksi dan pengurangan tingkat antibodi setelah 6 bulan pasca infeksi,” tulis studi tersebut dikutip dari Medical Daily.

“Namun tampaknya mereka semua mengakibatkan kekebalan jangka pendek dengan kehilangan antibodi yang cepat,” tambah peneliti.
Studi ini memantau kondisi 10 subjek untuk menentukan tingkat antiobodi setelah mengalami infeksi dari empat jenis penyakit yang disebabkan oleh virus Corona. Penelitian ini dilakukan selama 35 tahun, dari 1985 hingga 2020. Mereka menyebut empat jenis virus Corona tersebut secara biologis berbeda dan tidak memiliki banyak kesamaan selain menyebabkan flu.

Terkait hal ini, beredar diskusi mengenai ‘herd immunity’ atau kekebalan kelompok.

Konsep ini telah terbukti efektif di beberapa virus termasuk hepatitis dan influenza berkat vaksin.

Namun jika studi yang dilakukan oleh peneliti Amsterdam terbukti kebenarannya maka mencapai kekebalan kelompok sangat sulit untuk virus Corona karena hilangnya antibodi dan perlindungan yang sangat cepat.

Baca Juga:  Bank Danamon Dikonversi ke Syariah, Sekda Aceh Beri Apresiasi

Oleh karena itu para ahli menganggap usulan beberapa negara untuk menerapkan ‘paspor imunitas’ kepada orang-orang yang telah sembuh dari COVID-19 dan diberikan keleluasaan untuk melakukan perjalanan adalah hal yang membahayakan.

“Karena kekebalan dapat hilang setelah 6 bulan pasca infeksi, prospek mencapai kekebalan kelompok oleh infeksi alami tampaknya sangat tidak mungkin,” pungkasnya.

sumber : derikcom

Berita Terkini

Haba Nanggroe