CUT Rela Maryansyah SPd (59) seperti tak lekang menatap sosok yang berdiri di hadapannya, sosok yang dulu pernah menjadi anak didiknya di sekolah yang telah ia baktikan dirinya selama 37 tahun. Ia masih ingat dengan kebiasaan lelaki itu kala menjadi salah seorang siswa di SMPN 2 Inginjaya dalam bentang waktu 1993-1996 tiga puluh tujuh tahun (37) silam.
Serasa baru kemarin, ketika Ibu Cut Rela menyaksikan pria yang kini menjadi sosok nomor satu di Pemkab Aceh Besar, Muhammad Iswanto SSTP MM, berlarian di halaman SMPN 2 Inginjaya sambil menendang bola. Rasanya baru kemarin, Cut Rela menyaksikan tingkah usil ala anak pancaroba muridnya itu kala bercanda dengan teman sekelas, karena terhitung sedikit bandel.
Sama dengan Cut Rela, seorang guru lain, Wardati Musa Spd yang telah mengabdi selama 35 tahun di SMPN 2 Inginjaya, masih terbayang dan segar dalam ingatan, ketika Muhammad Iswanto yang berpostur sedang sedang saja, berlari tergopoh menuju lapangan upacara, karena rumahnya tak jauh dari sekolah. Ibu Wardati masih ingat saat saat Iswanto menjadi peserta upacara Senin yang rutin mereka lakukan.
Hari ini, Senin (29/07/2024) pagi, semua episode lama itu menguap dari ingatan, ketika pukul 08.00 WIB, sosok Muhammad Iswanto kembali muncul di lapangan upacara sekolah. Ia bukan lagi siswa belia dengan seragam putih-biru dongker, namun kali ini dengan emblem di dada, ya…..sebagai sosok Kepala Pemerintahan, tepatnya sebagai Pj Bupati Aceh Besar.
Iswanto berdiri di posisi sebagai pembina upacara. Ia mengambil posisi sebagai Pembina Upacara kehormatan, sebagai sosok kepala daerah. Ada kerinduan seorang Iswanto untuk menjenguk sekolah yang ikut membentuk masa depannya sekarang. Ia seperti ingin menelusuri kembali lorong waktu, sembari melihat dan bersilaturrahmi dengan sosok gurunya yang masih tersisa. Selain itu untuk melihat langsung kondisi sekolah, selaku penanggungjawab tertinggi untuk itu di Aceh Besar.
Suami dari Cut Rezky Handayani ini berusaha untuk tampil normatif di tengah para guru dan murid SMPN 2 Inginjaya itu. Padahal, secuil keping hatinya serasa nelangsa saat menatap Cut Rela dan Wardati Musa yang pernah menjadi mentor untuk masa depannya.
Iswanto datang ke sekolah lamanya juga tak mau terlalu protokoler. Ia tak mau menyibukkan para dewan guru dan ASN sekolah. Baru pagi tadi, melalui Kabag Prokopim Setda Aceh Besar, ia memberitahu jika akan mengambil apel Senin atau mnjadi Pembina Upacara.
Walhasil, Kepsek Risnawati SPd MPd yang telah mengambil cuti, memilih untuk hadir di Upacara Senin itu. Tepat pukul 08.00 WIB upacara dimulai.Semuanya berlangsung apa adanya, ada selempang komandan upacara yang hampir lepas, beberapa siswi yang dibawa ke ruang dewan guru karena lemas. Tak ada rekayasa karena kehadiran figur nomor satu. Justru itu yang diinginkan oleh Iswanto, yang ingin melihat sekolahnya dalam kondisi apa adanya. “Alhamdulillah, kini telah jauh lebih baik, dibanding saat saya masih sekolah di sini. Tinggal merawat dan menjaga fasilitas yang ada, termasuk taman sekolah yang dipenuhi pot bunga. Ini juga inovasi yang mendatangkan kenyamanan dalam proses belajar mengajar,” tutur Iswanto.
Seperti diungkapkan Kepsek Risnawati, saat ini jumah murid atau siswa di SMPN 2 Ingnjaya mencapai 270 orang yangbterbagi atas 9 kelas atau tiga kelas paralel setiap tngkat kelas. Sementara jumlah guru mecapai 30 orangm yang terdiri atas ASN, tenaga kontrak dan honorer.
Ditanya seputar perasaanya atas kungjungan Pj Bupati Aceh Besar ke sekolahnya, Risnawati menyatakan sangat senang, karena sekolahnya terpilih sebagai lokasi Upacara Senin yang langsung dipimpin oleh Pj Bupati Aceh Besar. “Ini benar benar kejutan, karena kami tak pernah diberitahu oleh pihak Kantor Bupati, bahkan saya hari ini masuk kembali, karena sebenarnya sudah cuti untuk menjalani ibadah Umrah,” ujar Risnawati.
Karena kejutan itupula, tak ada persiapan jamuan ringan dari pihak sekolah. Dan Pj Bupati pun hanya benar benar ingin mengambil Ael Senin, setelah acara ramah tamah sejenak di pelataran sekolah, Muhammad Iswanto langsung permisi menuju SDN 1 Lampeunurut, karena telah ditunggu oleh acara di sana. Ada kerinduan yang terobati, saat Muhammad Iswanto memasuki lorong waktu kembali menjenguk sekolah SMPN 2 yang penuh romantika, bercanda bersama teman, bermain bola di pelataran sekolah yang kadang diwarnai dengan ‘main kungfu’ sejenak, ketika permainan bola menjadi ajang ‘main sore’. Tapi itu hanya romantika, tak ada secuil dendam yang tersisa,kecuali kenangan indah yang tak terlupakan sepanjang bentang usia.