
LHOKNGA, ACEHHERALD.COM – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin M.Si AK mengatakan Aceh yang memiliki potensi wisata bahari dengan keindahan panorama alam bawah lautnya dan ombak yang menantang telah menjadikan Aceh sebagai surga bagi para penyelam dan surfer nasional dan internasional. Hal itu dikemukakan Jamaluddin pada pembukaan Aceh Surfing Championsihp 2019 di Babah Kuala, Mon Ikeun Lhoknga, Aceh Besar, Sabtu (23/11/2019).
Dikatakan, selain memiliki banyak spot surfing, Pantai Lhoknga juga memiliki gelombang ombak yang berkarakteristik berbeda dengan pantai lainnya di Aceh. “Ada dua tipe ombak di Pantai Lhoknga tergantung bulan. Pertama bulan Juni-November saat musim angin barat dengan ombak pantainya atau disebut beach break. Kedua di bulan Desember-Mei saat angin timur yang dikenal dengan sebutan ombak karang atau reff break.
Dengan kekayaan alam tersebut, kini tinggal kita bagaimana mengemas pantai ini agar berdampak pada meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan manca negara ke Tanah Rencong.
Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kini terus melakukan berbagai ragam kegiatan wisata, khususnya wisata bahari, seperti Surfing, sekaligus memperkenalkan pesona budaya daerah setempat, seperti kuliner, seni dan budayanya yang unik dan menarik.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin juga memberikan apresiasi bagi 40 surfer lokal dan nasional mengikuti “Surfing Champonship 2019” dengan mengangkat tema “Explore the Wave and Enjoy the Culture”, yang artinya tantangi ombak nikmati pesona budayanya.
Dikatakan, kegiatan yang sangat memenarik ini tidak hanya mempertontonkan even wisata ekstrim dalam bentuk selancar, tapi juga ada kolaborasi dengan penampilan grup seni, seperti permainan rakyat, tarian likok pulo, dan juga bisa merasakan masakan khas Aceh, yaitu Kuah Beulangong.
Di depan Bupati Aceh Besar, Marzuki Ali, Kadis Budpar Aceh mengharapkan agar Aceh Surfing Championship 2019 bisa menjadi salah satu kegiatan top tahunan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. “Pemerintah Aceh sendiri, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bekerjasama dengan Kemenparekraf RI akan mendukung dan mempromosikan kegiatan ini secara viral,” ujar Jamaluddin.