Ka Pusdalop Gugus Tugas Covid-19 Pidie Jaya, Protokol Kesehatan perlu Diperketat

MEUREUDU-ACEHHERALD.com- BERCERMIN dari kondisi dan suasana belakangan ini, protokol kesehatan di Pidie jaya perlu diperketat. Hal itu dimaksudkan agar wabah corona virus disease (Covid-19) tidak meluas. Sebaliknya, jika terus dibiarkan seperti adanya dan masyarakat tidak peduli dengan anjuran pemerintah, bisa jadi grafik kasus tersebut akan meningkat sekaligus berdampak terhadap perekonomian. “Protokol kesehatan perlu diperketat dan … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Ilustrasi Covid-19

MEUREUDU-ACEHHERALD.com-

BERCERMIN dari kondisi dan suasana belakangan ini, protokol kesehatan di Pidie jaya perlu diperketat. Hal itu dimaksudkan agar wabah corona virus disease (Covid-19) tidak meluas. Sebaliknya, jika terus dibiarkan seperti adanya dan masyarakat tidak peduli dengan anjuran pemerintah, bisa jadi grafik kasus tersebut akan meningkat sekaligus berdampak terhadap perekonomian. “Protokol kesehatan perlu diperketat dan langkah pertama yang ditempuh adalah dengan halo-halo,” kata Ketua Pusat Data dan Operasional (Pusdalop) Gugus Tugas Covid-19 Pidie jaya, Okta Handipa ST, M Arch menjawab Acehherald.com, Selasa (25/8/2020). Okta membenarkan, hasil amatannya bahwa penggunaan masker masih tergolong sangat minim. Begitu juga dengan jaga jarak serta cuci tangan.

Yang sangat kentara tentang jaga jarak sepertinya tidak ada kepedulian sama sekali. Kecuali pada pertemuan resmi yang dilakukan pemerintah atau lembaga lainnya seperti BUMN/BUMD. Sehari-hari, pemandangan di tempat lain tak ada beda. Orang tetap berkerumun seperti sebelum corona. Sebut saja di pasar-pasar, di tempat pesta atau beragam jenis kenduri lainnya, papar Okta yang juga Kepala BPBD.

Oleh sebab itu, protokol kesehatan harus diperketat. Untuk menjalankan hal itu adalah dengan halo-halo kerjasama instansi atau tim gabungan secara terpadu. Ditanya, kapan itu digerakkan, Ketua Pusdalop menyebutkan, akan disampaikan terlebih dahulu kepada atasannya. Jadwalnya nanti saya sampaikan setelah ada keputusan dari pimpinan (maksudnya pemkab setempat—-red).

Penelusuran Acehherald.com dalam sepekan terakhir, menggambarkan warga yang menggunakan masker sangat minim. Umumnya yang menggunakan masker adalah anak-anak sekolah/madrasah termasuk cuci tangan pakai sabun tatkala masuk pekarangan sekolah. Bahkan pendidik atau guru sengaja stambay dekat tempat cuci tangan untuk mengarahkan anak-anak sebelum masuk kelas.

Semua warga yang ngopi di warkop tidak ada yang jaga jarak saat duduk. Pernah Wartawan Acehherald.com nanyakan kenapa tak jaga jarak, lantas dijawab “pakiban tapeugah haba meunyou taduek jareueng kakkeuh lage tameusah (bagaimana kita ngobrol atau bicara  jika duduknya jarang atau agak berjauhan, kan layaknya kita berbisik——-red),” sebut seorang warga sambil tertawa.

Baca Juga:  Brimob Kembali Salurkan Sembako dan Masker Untuk Warga Kurang Mampu/Lansia

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kekamenag) Pidie Jaya, Muhammad Yani yang dikonfirmasi melalui handphonenya (HP) mengatakan, semua madrasah mulai dari Ibtidayah, Thanawiyah hingga Aliyah, sudah sekitar dua bulan lalu menempatkan tempat cuci tangan untuk anak didik dan guru termasuk mengenakan masker. Alhamdulillah hingga saat ini semua madrasah mematuhinya, sebut Yani.

 

PENULIS               : ABDULLAG GANI (PIDIE JAYA)

Berita Terkini

Haba Nanggroe