
LHOKSEUMAWE | ACEH HERALD
BADAN Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Lhokseumawe sedang membahas Rancangan Qanun di masa sidang tahun 2021. Dari beberapa raqan yang sedang didiskusikan satu diantaranya adalah raqan Bank Lhokseumawe Syariah (BLS).
Ketua DPRK Lhokseumawe Ismail A Manaf meluruskan anggapan publik yang berkembang seolah-olah DPRK tiidak membahas raqan dimaksud. “Berkenaan dengan rancangan qanun pembentukan Bank Lhokseumawe Syariah, saat ini sedang berlangsung pembahasan di Panitia Legislasi DPRK,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa DPRK sangat peduli pada kemajuan ekonomi. Pembentukan sebuah bank di daerah ujar Ismail tidaklah sesederhana sebagaimana dibayangkan. Diperlukan kajian akademik, kajian feasibility (kelayakan) dan kajian lainnya yang lebih komprehensif. “Tidaklah benar sinyalemen yang menyatakan rancangan qanun Bank Lhokseumawe Syariah tidak masuk dalam prolegda untuk dibahas, karena kalau itu sinyalemen yang dibangun maka persoalannya bukan di DPRK tetapi di pemerintah daerah,” katanya.
Menyikapi adanya persepsi bahwa dewan kurang respek terhadap raqan Bank Syariah Lhokseumawe maka hal itu sangat disayangkan, karena praktiknya tidak demikian. Terlalu dini memberi pendapat terhadap hal itu. “Perlu kami tegaskan saat ini Panleg masih mengkaji dan pembahasan untuk dirampungkan raqan-raqan yang prioritas,” katanya.
Menurut Ismail, produk raqan yang disahkan oleh DPRK pada masa sidang tahun 2021 muatannya harus berkualitas dan bukan dari sisi kuantitas.
Khusus raqan bank syariah Lhokseumawe pembahasannya lebih mendalam dan rinci. Diperlukan referensi regulasi dari lembaga pengawas keuangan. Disamping itu perlu kajian terhadap urgensi, kesiapan daerah baik tatakelola, SDM, dan kapital dalam bentuk penyertaan modal daerah. Kehadiran bank syariah Lhokseumawe bukan hanya sebagai pemberi kemudahan pada penyaluran modal usaha, tetapi raqan ini harus lebih menyeluruh. “Yang pasti saat ini panleg sedang bekerja untuk mengkaji dan menyempurnakan raqan yang ada untuk bahan paripurna Prolegda 2021,” ujar Ismail.
Ismail berharap kepada semua pihak agar tidak perlu berandai-andai terhadap sesuatu yang tidak diketahui persis akar permasalahannya.(*)
PENULIS : YUSWARDI