Heboh Siswa NTT Masuk Sekolah Jam 5, Kemenkes Angkat Bicara

JAKARTA | ACEHHERALD – Kementerian Kesehatan RI ikut buka suara soal kasus anak sekolah di NTT masuk jam 5 pagi waktu setempat, yang belakangan direvisi menjadi 05:30 WITA. Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut yang perlu diperhatikan adalah jam tidur anak yang cukup, yakni minimal delapan jam. Seperti diketahui, waktu tidur … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

JAKARTA | ACEHHERALD – Kementerian Kesehatan RI ikut buka suara soal kasus anak sekolah di NTT masuk jam 5 pagi waktu setempat, yang belakangan direvisi menjadi 05:30 WITA. Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut yang perlu diperhatikan adalah jam tidur anak yang cukup, yakni minimal delapan jam.

Seperti diketahui, waktu tidur juga berpengaruh penting terhadap kesehatan siswa, termasuk untuk fungsi kognitif selama belajar di sekolah.

“Yang perlu diperhatikan selama jumlah jam tidur cukup minimal delapan jam terpenuhi dan anak sarapan,” terang dr Nadia saat dihubungi detikcom Jumat (3/3/2023).

Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia dr Piprim Basarah Yanuarso SpA (K) menyoroti hal yang sama. Asal kebutuhan tidur anak tercukupi, tidak ada masalah untuk membiasakan sekolah sedini mungkin.

“Pada anak, yang penting kualitas tidurnya cukup 7-8 jam, katakan jam 8 malam tidur dan bangun jam 4, itu tidurnya cukup. Tapi anak SMA sekarang itu bisa nggak tidur jam 8 malam?” kata dr Piprim saat ditemui di kantor PB IDI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (2/3).

“Jadi prinsipnya adalah cukup nggak kualitas dan kuantitas tidurnya. Kalau cukup, nggak ada masalah sebelumnya sebenarnya itu belajar pagi-pagi itu sebenarnya lebih fresh apabila tidurnya cukup,” sebut dr Piprim.

Sumber: detikHealth

Baca Juga:  Almarhum EU, Kadis Disdukcapil Pidie Positif Covid-19

Berita Terkini

Haba Nanggroe