Hasil Test Covid  Plin Plan, Keluarga Pasien I Jadi Korban

BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Hasil test covid-19 melalui test swab RT-PCR atas nama pasien I (38) warga Gampong Lamteumen Timur, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, terkesan plin plan. Sementara pihak keluarga kini seperti terhakimi secara moril, akibat stigmasasi yang muncul paska pernyataan hasil test yang positif. Sementara Kadis Kesehatan Aceh, dr Hanief yang … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Ilustrasi

BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Hasil test covid-19 melalui test swab RT-PCR atas nama pasien I (38) warga Gampong Lamteumen Timur, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, terkesan plin plan. Sementara pihak keluarga kini seperti terhakimi secara moril, akibat stigmasasi yang muncul paska pernyataan hasil test yang positif.

Sementara Kadis Kesehatan Aceh, dr Hanief yang dihubungi acehherald.com, Sabtu (30/05/2020) malam mengakui jika pemuda I yang pernah melakukan perjalanan ke Medan, sempat dinyatakan negative hasil test RT-PCR covid-19, yang ia tandatangani langsung, dan keluar tanggal 26 Mei 2020. Namun setelah ditest ulang tiba tiba muncul klaim hasil jika pemuda I positif covid-19.

Dan semuanya menjadi heboh, ketika perjalanan I ditracking pihak terkait di tim gabungan Covid yang melibatkan TNI dan Polri. Hasilnya, I yang kondisinya segar bugar dijemput oleh ambulans dengan petugas yang ber SOP covid bak astronot, namun pemuda itu memilih pergi sendiri ke rumah sakit dengan mobil pribadinya hingga dirawat di Ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU) RSUDZA Banda Aceh.

Selain itu, lima orang kerabat I dari Banda Aceh dan Sigli terpaksa pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri dan dinyatakan sebagai orang dalam pengawasan (ODP). Dua orang yang berdiam satu rumah dengan I dijemout ke rum ah sakit Meuraxa dan menjadi pasien dalam pengawasan (PDP). HIngga kini keluarga itu juga belum menerima hasil pemeriksaan terhadap mereka.

Privacy keluarga dan kerabat I kini berubah bagai siang dan malam. “Kami kini benar benar terhakimi secara moral, bahkan ada kesan seperti menganggap kami terkena penyakit kutukan. Saya sempat katakana pada mereka, kalau kami kena covid,  berarti satu kampung warga yang pernah bersalaman dengan kami saat lebaran harus juga memeriksakan diri,” ujar salah seorang keluarga I, yang merasa kesal dengan stigmasasi masyarakat terhadap mereka.

Baca Juga:  Pemkab Aceh Selatan Sosialisasikan Kegiatan Unggulan Bimtek Inovasi Puja Indah

Masalahnya, dua hari setelah dinyatakan positif dan membuat keluarga tertekan berat, ternyata keluar hasil test Swab yang baru. Bahwa I dinyatakan kembali negative. “Ada apa ini. Kami telah jadi korban, sementara hasilnya plin plan, hendaknya ada akurasi atau upaya embargo privacy, bukan membocorkan ke media, hingga kami jadi korban tak jelas,” tutur sumber itu.

Yang lebih parah, katanya, beberapa orang menelpon dirinya dan mengaku dari pihak kepolisian dan melontarkan pertanyaan bak seorang interogator. Bahkan juga ada yang mengaku dari kejaksaan. “Kami bingung ada apa sebenarnya ini. Kok ada jaksa yang ikut nimbrung, apakah ini kasus criminal atau sejenisnya. Tolonglah keluarga kami diberi kejelasan termasuk memulihkan situasi yang kini mengimpit keluarga kami,” tegas pria tersebut, seraya menambahkan, sejauh ini pihak keluarganya justru tidak mendapatkan hasil test swab I yang ketiga yang menyatakan pria pengusaha jasa konstruksi itu sudah negative covid-19.

Pihak keluarga memang diberi tahu bahwa kemungkinan, pria I akan pulang dari RSUDZA, besok Senin atau lusa.

 

Penulis                 : Nurdinsyam

Berita Terkini

Haba Nanggroe