Harga Anjlok, Petani Bener Meriah Beramai-ramai Buang Tomat ke Jalan

REDELONG I ACEH HERALD- Anjloknya harga tomat di Kabupaten Bener Meriah dalam beberapa hari ini, hingga menyentuh level terendah Rp. 1.500 per Kg, membuat para petani kecewa. Sebagian dari petani lebih memilih membuang hasil panen mereka dari pada menjualnya dengan harga yang sangat murah. Informasi ini diperoleh Acehherald.com diperoleh dati postingan Face Book salah seorang … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Tumpukan tomat di pinggir jalan di kawasan Bener Meriah

REDELONG I ACEH HERALD-

Anjloknya harga tomat di Kabupaten Bener Meriah dalam beberapa hari ini, hingga menyentuh level terendah Rp. 1.500 per Kg, membuat para petani kecewa.

Sebagian dari petani lebih memilih membuang hasil panen mereka dari pada menjualnya dengan harga yang sangat murah.

Informasi ini diperoleh Acehherald.com diperoleh dati postingan Face Book salah seorang warga Bener Meriah dengan nama akun Aris Bener Meriah, Senin, (2/8/21).

Dalam postingannya, aris menuliskan, dengan deraian air mata petani tomat di Bener Meriah terpaksa membuang hasil panen tomatnya ke pinggir jalan, karena harga tomat di tingkat petani anjlok hingga mencapai Rp. 1.500 / Kg.

Dalam postingan tersebut Haris juga menunjukkan foto tumpukan tomat yang dibiarkan begitu saja di pinggir jalan oleh pemiliknya.

Kepada Acehherald.com, pria yang mengaku bernama lengkap M Haris ini mengatakan, ia sangat prihatin dengan kondisi petani tomat di daerah tersebut. “Jika harga tomat terus seperti ini, dapat dibayangkan berapa banyak petani di Bener Meriah yang akan mengalami kerugian akibat dampak dari anjloknya harga tomat tersebut,” ujar Haris.

Haris yang juga merupakan petani tomat di kawasan Pasar Simpang Tiga Redelong, Kecamatan Bukit Bener Meriah ini, mengaku bahwa dia saat ini juga sedang melakukan proses penanaman tomat.

Oleh karena itu, Haris merasa prihatin dan was-was jika harga tomat terus anjlok seperti ini, tentu saja akan berdampak kerugian besar pada hasil panen tomatnya nanti.

“Dalam kondisi seperti ini, kita butuh uluran tangan dari pemda untuk melakukan upaya dalam rangka menstabilkan harga tomat ditingkat petani, sehingga petani tidak mengalami kerugian yang besar seperti saat ini,” harap Haris.

Lebih lanjut, ia mengatakan sudah saatnya pemerintah daerah segera mencari solusi terkait masalah ini, apakah dengan cara menampung hasil panen tomat  petani lalu kemudian dilakukan penjualan keluar daerah Bener Meriah.

Baca Juga:  HIMPASAY Gelar Diskusi Publik Demokrasi Sebagai Pilar Pembangunan Aceh

Atau pemerintah daerah harus memikirkan untuk membangun pabrik pengolahan bahan baku tomat di Bener Meriah dalam waktu dekat.

Hal ini, lanjut Haris bertujuan untuk menampung hasil panen petani sehingga petani tidak lagi mengalami kerugian di saat harga komoditi ini anjlok.

Disamping itu, tambah Haris lagi, pembangunan pabrik pengolahan bahan baku tomat di Bener Meriah tentu akan mampu meningkatkan PAD kawasan tersebut melalui hasi penjualan hasil produksi nanti.

“Tidak hanya meningkatkan PAD Bener Meriah melalui hasil penjualan hasil produksi tersebut, namun saya yakin pembangunan pabrik pengolahan bahan baku hasil komoditi tomat tersebut nantinya pasti akan mampu menyerap tenaga kerja yang ada di kawasan ini,” tutup Haris.

Penulis ROBBY

Berita Terkini

Haba Nanggroe