Guest House Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya Telan Anggaran Rp3,7 M, Kini Terlantar

Penyebab belum dapat difungsikan karena quest house tersebut belum tersedia fasilitas mobiler, seperti tempat tidur, lemari, termasuk meja dan kursi.
Bangunan Quest House Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya, usai dibangun tahun 2022 lalu hingga awal tahun 2025 ini tak difungsikan sebagai tempat penginapan sehingga menjadi bangunan terlantar. Foto: Zainun Yusuf

Iklan Baris

Lensa Warga

BLANGPUDIE | ACEHHERALD.Com – Masjid Agung Baitul Ghafur Kabapaten Aceh Barat Daya (Abdya), di Desa/Gampong Seunaloh, Kecamatan Blangpidie, dilengkapai dengan sarana quest house.

Quest house atau tempat penginapan konstruksi dua lantai ini berada dalam komplek masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Abdya, selesai dibangun akhir tahun 2022 lalu.

Pembangunannya menelan anggaran Rp3.774 miliar, bersumber dari dana transfer Otsus-Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA).

Tempat penginapan berukuran 32 x 9 meter memiliki 18 kamar yang sesuai dengan kamar tempat penginapan. Lantai dasar terdapat enam kamar tidur ukuran besar serta ruang resepsionis dan tangga akses menuju lantai dua. Di lantai dua terdapat 12 kamar.

Pelaksana pembangunannya adalah CV Megah Karya Konstruksi dimulai sejak 29 Juni 2022 lalu. Dari awal quest house akan dikelola oleh Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya.

Pengelolaannya akan mengadopsi konsep pengelolaan syariah. Sayangnya, setelah  dibangun akhir tahun 2022 lalu, quest house tersebut menjadi bangunan terlantar, atau tidak dimanfaatkan sesuai fungsinya hingga sekarang ini, awal tahun 2025.

Kepala Dinas Syariat Islam dan Pendidikan Dayah, Ubaidillah, S.Ag., dihubungi Senin (3/2/2024) membenarkan jika guest house tersebut yang berdiri megah dalam kompleks masjid tersebut belum dapat difungsikan sebagai tempat penginapan.

Quest house tersebut selesai dibangun pada tahun terakhir H. Akmal Ibrahim, SH., menjabat sebagai Bupati Abdya, tahun 2022 lalu. Penyebab belum dapat difungsikan karena quest house tersebut belum tersedia fasilitas mobiler, seperti tempat tidur, lemari, termasuk meja dan kursi.

Menurut Ubaidillah, setelah H. Darmansah , S.Pd. MM., menjabat Pj Bupati Abdya, pihaknya telah mengajukan usulan anggaran untuk pengadaan mobiler yang dibutuhkan sebagai sebuah tempat penginapan.

Baca Juga:  Hari Ketiga Bertugas di Abdya, Pj Bupati Darmansah Bertemu Wartawan di Caffe

Malahan, katanya, Pj Bupati Darmansah ketika itu telah pernah meninjau langsung kamar-kamar ques house tersebut. “Namun,  hingga sekarang belum ada realisasinya,” ungkap Kepala DSI Abdya, itu.

Sementara itu, amatan Acehherald.com bahwa setelah sekitar dua tahun terlantar, kondisi tempat penginapan tersebut tampak sangat menyedihkan. Tampak kotor seperti tidak terawat sehingga bagian dalam bangunan berdebu, malahan ada sampah berserakan.

Hampir setiap pengunjung masjid, terutama dari luar daerah merasa  heran karena Pemkab Abdya, terkesan tidak memberikan perhatian terhadap bangunan quest house yang dibangun menelan dana dalam jumlah lumaran besar, tapi setelah selesai dibangun kemudian dibiarkan terlantar begitu saja.

“Jika terus dibiarkan seperti itu, dikhawatirkan konstruksi bangunan akan mengalami kerusakan. Padahal jika difungsikan sebagai tempat penginapan dalam sebuah masjid yang begitu megah dan indah, prosfek quest house ke depan sangat menjanjikan, karena akan diminati pengunjung dari luar daerah, kata salah seorang pengunjung Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya.(*)

Penulis: Zainun Yusuf (Aceh Barat Daya)

Kata Kunci (Tags):
pj bupati Abdya, quest house, masjid agung baitul ghafur abdya, guest house mesjid, bangunan terlantar, Kepala Dinas Syariat Islam dan Pendidikan Dayah,

Berita Terkini

Haba Nanggroe