BANDA ACEH| ACEHHERALD.Com – Focus Group Discussion (FGD) Panwaslih bersama Jurnalis Aceh yang kemudian merumuskan lima rekomendasi yang mengupas independensi atau kenetralan wartawan di Pilkada serentak 2024 di daerah ini.
Di FGD yang menghadirkan 50 wartawan cetak, media online, televisi, fotografer, juga radio dari tiga organisasi kewartawanan yang ada di Banda Aceh, meliputi PWI Aceh, AJI Banda Aceh, dan IJTI Aceh, berhasil merumuskan lima rekomendasi yang ditabalkan dengan maklumat wartawan Kuala Cangkoi yang digelar di Arabia Seafood Restaurant dan Meeting by Portola Ulee Lheue.
Mulanya Sabtu (12/10/2024) dari pagi hingga sore, Muhammad AH, Kadiv P2H Panwaslih Aceh membuka kegiatan tersebut dan sorenya juga menutup acara itu setelah selesai merumuskan lima rekomendasi dalam Pilkada Aceh.
Adapun lima rekomendasi yang dirumuskan wartawan dan Panwaslih, yakni Pertama, Penyelenggara pemilihan harus menjadikan pemberitaan pers sebagai refrensi untuk dikaji;
Kedua, mendorong penyelenggara pemilihan (KIP, Panwaslih dan Pemerintah) untuk pro aktif membangun kerja sama dengan perusahaan pers guna terlaksananya fungsi pers sebagai lembaga ekonomi
sesuai dengan UU Pers.
Ketiga, Panwasli membuka akses informasi seluas-luasnya terhadap temuan dan laporan setiap tahapan Pilkada; Keempat, mendorong terbentuknya media watch menyangkut pemberitaan Pilkada.
Dan Kelima, menolak pemberlakuan diskriminatif terhadap jurnalis perempuan.
Kemudian rekomendasi tersebut ditandatangani para ketua organisasi, yakni Nasir Nurdin, Ketua PWI Aceh; Reza Munawir, Ketua AJI Banda Aceh dan Mustajab, Sekretaris IJTI Aceh serta Kadiv P2H Panwaslih Aceh, disaksikan puluhan wartawan.
Kalangan jurnalis di daerah ini mengharapkan apa yang telah dirumuskan hingga terbentuk maklumat wartawan Kuala Cangkoi ini dapat diimplementasikan. Mengapa? Supaya pelaksanaan Pilkada di Aceh yang tinggal menghitung Minggu bisa berjalan lancar, aman dan terciptanya iklim demokrasi yang sehat.
