Erdogan Akan Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid, Pendeta Kristen Ortodoks Terkejut

ISTANBUL | ACEH HERALD.com Rencana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubah Museum Hagia Sophia menjadi masjid terus menimbulkan kontroversi. Kali ini pendeta Kristen Ortodoks yang berbasis di Istanbul, Turki, menyatakan keterkejutan dan keguncangannya. Patriarki Ekumenikal Vartholomaios menyatakan kesedihan atas rencana Turki mengubah bekas katedral Kristen Ortodoks abad ke-6 ini menjadi sebuah masjid, tempat ibadah Muslim. … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

ISTANBUL | ACEH HERALD.com

Rencana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubah Museum Hagia Sophia menjadi masjid terus menimbulkan kontroversi. Kali ini pendeta Kristen Ortodoks yang berbasis di Istanbul, Turki, menyatakan keterkejutan dan keguncangannya.

Patriarki Ekumenikal Vartholomaios menyatakan kesedihan atas rencana Turki mengubah bekas katedral Kristen Ortodoks abad ke-6 ini menjadi sebuah masjid, tempat ibadah Muslim. Patriaki ini berbasis di Istanbul.

Ia menyatakan keguncangannya ini dalam komentar kepada kolumnis Turki Asli Aydintasbas untuk Washington Post, Rabu (24 Juni). “Apa yang bisa saya katakan sebagai pendeta Kristen dan bapa bangsa Yunani di Istanbul? Alih-alih menyatukan, warisan berusia 1.500 tahun itu malah memisahkan kita. Saya sedih dan terguncang,” kata Vatholomaios. Vatholomaios adalah pemimpin spiritual dari 300 juta orang Kristen Ortodoks di seluruh dunia.

Sebagai situs warisan dunia UNESCO, Hagia Sophia diubah menjadi masjid oleh Turki Utsmaniyah setelah jatuhnya Konstantinopel (Istanbul modern) pada tahun 1453.

Kemudian, Hagia Sophia berubah menjadi museum pada 1935 di bawah pendiri sekuler modern Turki, Kemal Ataturk. Kini pemimpin Islam Turki, Erdogan, ingin mengembalikan fungsi Hagia Sophia sebagai masjid.

Pengadilan Turki akan memutuskan apakah keinginan Erdogan dan mayoritas warga Turki terwujud pada 2 Juli mendatang. Erdogan sejak awal menegaskan, masalah Hagia Sophia adalah masalah dalam negeri Turki, kedaulatan Turki.

Turki juga tidak pernah melawan keputusan-keputusan negara-negara Eropa lain yang mengubah masjid menjadi gereja atau menutup masjid.

 

sumber : Republika.co.id

 

Baca Juga:  Hadapi Cuaca Ekstrem, Petani Blang Raya Andalkan Pompanisasi

Berita Terkini

Haba Nanggroe