Enjoy Your Work Commander

Tiba tiba sel sel Komando Independen bergerak seperti amuba yang membesar secara sangat masiv. Dan satu yang perlu diingat, para pendukung lillahi taala itu terlihat sangat militan. Mereka kadang membawa spanduk dengan speda motor di dalam hujan, bukan dengan kendaraan roda empat
Muharram/Syukri

Iklan Baris

Lensa Warga

PAGI ini, Kamis (13/02/2025) jika mengacu pada jadwal di undangan panitia, tepat pukul 09.00 WIB akan dilaksanakan pelantikan Muharram Idris/Syukri A Jalil, menjadi Bupati/Wakil Bupati Aceh Besar periode 202-2030. Acara pelantikan yang dipaket secara kolosal itu, memungkasi rangkaian perjalanan panjang gerbong yang bernama Pilkada 2024.

Semua ingin agar acara pelantikan itu berlangsung aman dan sesuai dengan rencana. Lebih dari itu akan memungkasi secara elegant rangkaian Pilkada Damai di Aceh Besar dengan zero accident. Karena itu pula, penyelenggara Pemilu dan Pilkada di Aceh Besr tak mau ambil risiko jika acara pelantikan itu meninggalkan titik noda dalam rangkaian Pemilu dan Pilkada di Aceh yang hingga kini berjalan tanpa insiden.

Karena itu jua, pihak pengamanan menurunkan personil dengan tingkat kewaspadaan tinggi. Setidaknya, legacy Pemilu dan Pilkada hangat dan bermartabat di Aceh Besar tak ternoda hingga semuanya tuntas.

Kemenangan Muharram Idris yang akrab disapa Syech yang berpasangan dengan Syukri A Jalil makin mensahihkan Pilkada Aceh Besar adalah milik rakyat, bukan milik partai politik. Hal itu dikarenakan Syech/Syukri melaju dari Jalur Independen. Karena latar Syech sebagai prajurit Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan pernah menjadi Panglima GAM Aceh Rayeuk, kubu Syech/Syukri diidiomkan dengan Comando Independen.

Pasangan yang terlahir dari libido politik kerakyatan itu, sempat dipandang sebelah mata, terutama oleh para kompetitornya. Keduanya sempat dianggap sebagai santapan empuk, terutama karena kondisi finansial yang diklaim terbatas. Selain itu juga dianggap punya nilai jual dan nilai tawar dengan votter sangat rendah.

Syech/Syukri dianggap tak sementereng pasangan lain yang mantan bupati serta ada juga mantan pejabat di BUMN papan atas. Buktinya, ketika yang lainnya menyediakan khanduri saat warga atau yang mengaku sebagai pendukung datang ke rumah, maka Syech cukup dengan air putih saja. Ketika para kompetitornya memilih wakil tokoh agamis dan politisi hijau, Syech hanya memilih Syukri A Jalil yang hanya seorang pensiunan PNS serta pernah menjadi keuchik gampong.

Baca Juga:  Babinsa Meurah Dua Sampaikan Pesan Keamanan Saat Ngopi Bareng Warga

Benar benar komposisi yang tak diperhitungkan. Namun siapa sangka, pasangan yang humble namun jangan coba coba ‘dibully’ itu, tiba tiba secara perlahan mendapat tempat di hati rakyat. Bisa jadi karena rakyat telah jenuh dengan hegemoni politik, dan ingin menaikkan pimpinan yang lahr dari hati rakyat, bukan hati partai.

Bisa jadi juga, dengan tekad seperti itu, keberadaan finansial sudah menjadi nomor sepuluh.  Mereka rindu dengan sosok yang benar benar lahir dari sanubari politik kerakyatan. Saat pasangan lain mungkin mencoba ‘berbagi’ dengan masyarakat pemilih, Syech/Syukri hanya melakukan operasi senyap, mengetuk pintu hati orang orang yang mereka anggap bersimpati.

Tiba tiba sel sel Komando Independen bergerak seperti amuba yang membesar secara sangat masiv. Dan satu yang perlu diingat, para pendukung lillahi taala itu terlihat sangat militan. Mereka kadang membawa spanduk dengan speda motor di dalam hujan, bukan dengan kendaraan roda empat

Syech juga secara keras menerapkan permainan far dan sportif kepada jajaran Komando independen yang tiba tiba saksinya justru terbanyak dalam Pilkada Aceh Besar.

Dukungan tulus rakyat itu mengalir bagai air bah terhadap Syechh/Syukri. Buktinya dalam khanduri terimakasih Syech/Syukri  atas terpilihnya mereka, puluhan ribu warga memadati Lapangan Peukanbada. Bahkan mereka ada yang datang dari Pulo Aceh, Leungah hingga Saree.

Pada saat pencobloan, pada tempat yangkompetitor tak punya saksi, Syech mnginstruksikan perhitungan suara seperti apa adanya, dan sangat melarang mengambil kesempatan dalam kesempitan atau perbuatan un fair. “Saya tak mau kita ternoda hanya gara gara nila setitik, semua berhak untuk dipilih dan mendapatkan suara, mengapa mesti kita ‘mainkan’” kata Syech suatu ketika.

Sebagai commander, Syech bukan hanya petarung, namun juga pengayom. Karena itulah ia dicintai oleh sesama combatan di Aceh Besar. Kini rakyat telah menentukan pilihan, dan Syech secara terbuka menyatakan ia adalah pengemban amanah rakyat. Maka hanya waktu yang akan menjawab nanti, apakah Syech mampu memenuhi ekspektasi rakyat Aceh  Besar yang begitu tinggi terjadap dirinya. Sekali lagi hanya waktu yang akan menjawab. Selamat bekerja Syech/Syukri, semoga sukses sepanjang amanah rakyat dijalankan. Enjoy your work commander (selamat bekerja Panglima)

Baca Juga:  Tiga Kabupaten Terima Penghargaan Inovasi dari Gubernur Aceh
Kata Kunci (Tags):
syech/syukri, gedung jscmbupati/wakilbupati aceh besar, pelantikan

Berita Terkini

Haba Nanggroe