Pengurus FKPT Sesalkan Insiden Pilkada di Aceh

“Justru dengan kesantunan akan mendatangkan simpati dan empati, bukan dengan cara presure yang tak pada tempatnya. Karena hal itu malah memunculkan rasa antipati pada rakyat, hingga menghilangkan rasa riang gembira layaknya sebuah pesta demokrasi,” kata Wira.
Wiratmadinata (berdiri), dalam sebuah ksempatan FGD di Banda Aceh. Foto Ist

Iklan Baris

Lensa Warga

BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Salah seorang pengurus di jajaran Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, DR Wiratmadinata SH MH menyesalkan adanya insiden yang merobek demokrasi yang terjadi pada detik detik menjelang hari H Pilkada, serta pada saat Pilkada Serentak di Aceh, Rabu (27/11/2024). “Ini benar benar di luar konteks kesantunan berdemokrasi, dan bahkan merobek regulasi demokrasi itu sendiri. Padahal demokrasi adalah kekuasaan di tangan rakyat, bukan dikuasai atau malah dikangkangi oleh personal untuk kepentingan kelompok tertentu,” kata Wira, demikian lelaki ini kerap disapa oleh koleganya.

Menurut Wira yang dihubungi malam ini, laporan yang ia terima dari berbagai sumber, teror itu terjadi kala hari hari tenang di Aceh Tamiang. Beberapa orang tak dikenal (OTK) di Aceh Tamiang, memaksa seorang relawan Cagub Bustami Hamzah masuk ke mobil. Kejadian berlangsung di Desa Alur Tani II, Kecamatan Tamiang Hulu, Aceh Tamiang. Karena menolak masuk ke mobil dan lalu terjadi cekcok mulut, dan akhirnya ada yang melepaskan tembakan ke udara, sebelum OTK yang datang dengan empat mobil itu meninggalkan lokasi.

Sementara itu juga beredar sinyalemen rangkaian intimidasi terhadap elemen saksi Paslon 01 yang dilakukan pihak pihak tak dikenal, menjelang hari H kontestasi politik Pilgub dan Pilkada Bupati/walikota di Aceh. Di bagian lain sempat beredar sebuah rekaman video yang menyebutkan nama sebuah Gampong di Pidie berupa pengumuman seperti dari meunasah, mengimbau agar warga datang ke KPPS meminta undangan dan datang mencoblos nomor 02 untuk Pilgub dan Pilbup di Pidie.

Wira yang dosen senior di FH Abulyatama itu menyatakan, perbuatan tersebut secara nyata telah mencederai demokrasi. “Justru dengan kesantunan akan mendatangkan simpati dan empati, bukan dengan cara presure yang tak pada tempatnya. Karena hal itu malah memunculkan rasa antipati pada rakyat, hingga menghilangkan rasa riang gembira layaknya sebuah pesta demokrasi,” kata Wira yang juga seorang seniman musik genre blues dan puisi itu.

Baca Juga:  Kasus Pecah Kaca, Keluarga Pelaku Minta Waktu 10 Hari

Pria yang juga mantan wartawan majalah politik terbitan Jakarta itu juga secara gamblang menyorot tentang beredarnya video seorang pria berbadan gempal masuk ke TPS 1 Gampong Buket Kuta Makmur yang meminta agar memilih Paslon tertentu karena itu perintah presiden. “Ini benar benar langkah konyol yang seharusnya tak layak dilakukan, karena Presiden Prabowo secara resmi telah menyatakan tak mau cawe cawe dalam pemilihan kepala daerah, karena beliau tahu ini pesta milik rakyat untuk menentukan masa depan mereka selama lima tahun ke depan,” tandas Wira, Ketua Bidang Hukum, Humas dan Media Massa FKPT Aceh.

Di sisi lain pria yang juga akrab disapa Bang Wira itu juga menanggapi tentang perusakan kotak suara di sebuah TPS wilayah Lhokseumawe, yang videonya juga telah beredar luas. “Jika pun mau diprotes, tentu ada jalurnya dan ditempuh sesuai dengan regulasi yang ada, bukan malah dengan merusak kotak suara, hingga lembar suara yang ada berhamburan keluar kotak. Lagi-lagi ini mencerminkan ketidakdewasaan dan bahkan ketidaksiapan dalam berdemokrasi,” kata Wira seraya menambahkan, esensi dari pesta demokrasi adalah terselenggara secara aman dan damai, demi mewujudan kesejahteraan bagi rakyat selaku panglima demokrasi.

Walaupun didera beberapa insiden yang di luar konteks berdemokrasi, namun secara umum Pilkada di seluruh Aceh berlangsung aman dan sukses.

Kata Kunci (Tags):
fkpt, pilkada aceh, wiratmadinata, paslon om bus, pesta demokrasi

Berita Terkini

Haba Nanggroe